Mitos merupakan wilayah kesustraan, seperti dijelaskan oleh Cal Jung mengenai memori rasial, diffuse histori, dan kesamaan dasar dalam pikiran manusia (Vickery, 1982 :79-83). Menurut Richard Chase, mitos adalah karya sastra yang harus dipahami sebagai kreasi estetik dari imajinasi manuisa. Pengertian mitos sebagai kreasi seni sastra berkaitan fungsi dengan primer mitos dalam pemikiran manusia sebelum munculnya bidang-bidang lain seperti ilmu, religi, ekonomi, dogma teologi, dll (Chase, 1969 :69) sebagai ekspresi kesenian, mitos mengungkapkan kekuatan magis impersonal yang mengacu kepada pengalaman akan hal-hal yang luar biasa indah, menakutkan, mengagumkan, dahsyat yang berkaitan dengan emosi-emosi preternatural.
Mitos membentuk acuan (matrix), dan dari acuan itu muncul sastra yang bersifat psikologis, historis, mistis, religius, simbolis, ekspresif, impresif. Elemen-elemn kesustraan seperti alur, tema, perwatakan dan citraan pada umumnya ditemukan pula di dalam mitos dan cerita-cerita rakyat.
Sastra, bagaimanapun, memiliki kualitas-kualitas mistis karena pada mulanya orang bersastra untuk mengespresikan pengalaman-pengalaman mistik dengan menghayati realita-realita paling mendasar dari eksistensi manusia : kelahiran, kehidupan, kematian, kesakitan, ketakutan, dan pendambaan keselamatan yang merupakan dimensi-dimensi transendentalnya.
Akan tetapi, pada suatu fase historis, sastra semakin otonom dari segi-segi estetika dan semakin menuntut hak-haknya, bahkan seringkali mengklaim monopoli (Mangunwijaya, 1986:5-6).sastrawan dan seniman merasa diri sebagai manusia yang luar biasa, yang otonom mutlak, bahkan merasa dirinya ‘resi diatas angin’ . sastra lalu lepas dari kehidupan manusia biasa dan menjadi sukar didefinisakan oleh orang biasa. Hanya orang-orang tertentu, kaum intelektual zaman modern yang memahami seluk-beluk ilmu estetik yang memamahami sastra.
Selasa, 13 Oktober 2009
heramkempek
→ Mitos merupakan wilayah kesustraan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar