Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS (5).
Dengan namaMu yang maha Welas dan maha Asih, kulanjutkan cerita yang baik ( Ahsanul Qoshosh) dari kitabMu yang mulia tentang Nabi Musa dan Nabi Khidir.
Perjalanan Nabi Musa Bersama Hamba Alloh yang digelari Khidir:
Maka setelah Nabi Musa sepakat dengan Bun-ya keduanyapun berjalan menuju tepi laut. Sedang Yusya tidak ikut bersama Nabi Musa AS dan N Khidir AS.
Kedua orang itu ( Musa dan Bun-ya) naik perahu, yang kebetulan ada sebuah perahu baru dan kuat sedang lewat, mengantar menyebrangkan orang-orang dari Lautan Asin melewati Lautan yang tawar airnya. Ya, Lautan Persia dengan Lautan Romawi.
Dengan dialognya :
Musa AS : Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku Ilmu yang benar dari Ilmu yang telah Alloh ajarkan kepada mu?
Bun-ya : Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup bersabar bersama ku, Dan bagaimana kamu dapat bersabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentan hal itu.
Musa AS: Insya Alloh kamu akan mendapati aku sebagai seorang yang sabar dan akau tidak akan menentangmu dalam seuatu urusan pun.
Bun-ya : Jika kamu mengikutiku maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku menjelaskan kepadamu(AlKahfi 66-71)
Nabi Khidir membocorkan Perahu :
Keduanya naik kedalam perahu, yang kebetulan waktu itu ada perahu yang baru dan kuat sedang lewat, menyebrangkan orang-orang antara Lautan asin ke Lautan Tawar, antara Lautan Persia ke Lautan Romawi.
Rupanya pengemudi/nakoda perahu itu mengetahui bahwa terlihat olehnya kedua orang Musa dan Bun-ya adalah orang-orang bijaksana, maka tidak perlu membayar ongkos perahu. Ketika kedua orang itu dipersilahkan masuk dan duduk kemudian didalam perahu Bun-ya berkata kepada Musa dengan perkataannya, " Musa apakah kamu mau saya beri tahu cerita tentang omongan hati kamu sekarang?"
Musa menjawab, "Ya…" Kemudian Bun-ya alias Nabi Khidir berkata," Hati kamu itu menggerutu dengan berkata,' bahwa saya di Bani Isroil tidak seperti ini, saya setiap hari pagi siang dan sore menghadapi ummatku dan saya di-ikuti, ditaati mereka. Tiap hari saya membaca kitab Taurot" kemudian Nabi Musa berkata, " Lho kok benar, persis apa yang saya katakana dalam hatiku". Demikian Nabi Khidir dianugrahi Alloh bias membaca/mendengar pembicaraan hati orang lain. Jadi hati Nabi Musa yang dibaca.
Ditengah-tengah naik perahu yang tanpa biaya itu Nabi Khidir AS mengambil Kapak dan papan / kayu kapal-perahu dikapak sehingga sehingga airnya masuk kedalam perahu.
" HATTAA IDZAA ROKIBAA FIS SAFIINATI KHOROQOHAA" Alkahfi 71,
Artinya :
" Hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidir melobanginya".
Mengetahui hal itu Nabi Musa AS, terheran-heran dan kaget sekali dan berkata dalam hatinya, "Naik perahu sudah tidak membayar, mestinya bersyukur malah tangannya dibuat merusak perahu. Kalau perahu ini jadi satu-satu nya sumber pencaharian spemiliknya kan jadi menyusahkan dan orang-orang yang dalam perahu itu bias tenggelam semua. Setelah bicara dalam hati tidak tahan akhirnya Nabi Musa berkata, "QOOLA AKHOROQTAHAA LITUGHRIQO AHLAHAA LAQOD JIKTA SYAI-AN IMROON"Alkahfi:71. Artinya: Musa berate : Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menengelamkan penumpangnya…. Sesungguhnya kamu sudah berbuat KESALAHAN yang besar".
Nabi Khidir pun menjawab :QOOLQ ALAM AKUL INNAKA LAN TASTATHII'A MA'IYA SHOBRON.alkahfi:72.
Artinya : Khidir berkata : Bukankah aku telah berkata sesunguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku".
Setelah itu Nabi Musa ingat kalau syaratnya mengikuti Nabi Khidir itu tidak boleh bertanya selama perjalanan itu.Kemudian Nabi Musa berkata lagi kepada nabi Khidir, "QOOLA LAA TUAAKHIDZNII BIMAA NASIITU WALAA TURHIQNII MIN AMRI 'USROON. Alkahfi: 73. Arinya : Musa Berkata." Janganlah kamu menghukum saya karena kelupaanku, dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku".
Hendaklah di-angan-angan..!
Inilah perbedaan-nya Ilmu tata lahir dan Ilmu tata Bathin, Ilmu Khusus.
Ini contoh yang sangat JELAS, mengapa diantara para pembaca Kitab yang haq ini masih ada yang menganggap ini Cuma dongeng, dan tak bermaksud apa-apa bagi umat Muhammad SAW.
Perhatikanlah, kalau menurut Ilmu tata Lahir, .." ditolong orang itu harusnya berterimakasih, sedangkan merusak perahu orang yang bias menengelamkan orang banyak dan kalau sampai orang-orangnya mati itu kan perbuatan DHOLIM, TIDAK TAHU TERIMKASIH.
Tapi kenyataanya yang dilakukan oleh hamba Alloh yang diberi Rohmat khusus dan diberi Ilmu langsung dari Alloh tidak begitu.
Berhubung Nabi Musa As masih dalam tataran Ilmu Tata Lahir, maka dia bertanya padahal bertanya itu larangan. Mengapa karena akal dan jiwa berontak, tidak kuat menahan apa yang ia ketahui.
Selanjutnya kita ikuti, perbuatan aneh kedua yang dilakukan Nabi Khidir pada kisah Nabi Musa dan Khidir ke-6
Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS (6).
Perbuatan Aneh Kedua Yang dilihat N Musa AS.
Dan permohonan Nabi Musa AS pun dikabulkan atas pelanggaran persyaratan UTAMA jika seseorang hendak belajar Ilmu Khusus, yakni mesti bersabar untuk tidak bertanya jika mendapati sesuatu yang diluar hukum biasa.
Dan Alloh pun melanjutkan firmanNya kepada Nabi Muhammad SAW tentang Musa dan hamba yang dianugrahi rahmat khusus itu.
"FANTHOLAQO – HATTAA ALQIYA GHULAAMAN FAQOTALAHU – QOLA AQOTALTA NAFSAN ZAKIYYATAN BI GHOIRI NAFSIN LAQOD JI-TA SYAI-AN NUKROO. – QOLA ALAM AQULLAKA INNAKA LAN TASTATI'A MA'IYA SHOBRON SA-ALTUKA 'AN SYAI'IN BA'DA HAA FALAA TUSHOOHIBNII QODBALAGHTA MIN LLADUNNII 'UDROON".
Artinya : maka berjalanlah keduanya hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang pemuda, maka Khidir membunuhnya.
Musa berkata, "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain?
Sesungguhnya kamu telah melakukan perbuatan yang mungkar !"
Khidir berkata : " Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersama ku".
Musa pun berkata," Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku".
Dari ayat Qur'an di atas sudah cukup jelas bagi orang-orang berfikir lurus, didalamnya ada makna-makna yang terang dikandungnya.
Setelah turun dari Kapal, Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS keduanya berjalan sampai pada suatu kampung namanya AILAH, lalu dikampung itu Nabi Khidir As dan Nabi Musa As bertemu dengan seorang anak laki-laki kecil yang sedang bermain. Anak laki-laki kecil ini sedang bermain dengan 10 anak lainnya.
Diantara sepuluh anak itu ada seorang anak laki-laki yang ganteng, cakep yang namanya diketahui adalah "KHASNUD" bapaknya bernama MALASUN dan IBUnya bernama ROHMATUN.
Lalu anak kecil yang cakep dan ganteng itu ketika sedang bermain dipegang dan dibunuhnya oleh Nabi Khidir AS.
Dalam sebuah kitab tafsir tangan Nabi Khidir As membunuh anak itu dengan jari-jari nya yang menembus pusernya hingga mati.
Nabi Musa AS, yang telah faham hukum syariat/lahir pun sangat terkejut dan menahan diri untuk bertanya dengan lisannya dan berkata dalam hatinya, " Anak kecil yang belum punya dosa, belum baligh kok dibunuh".
Padahal hukum syariat menyatakan," Diangkat kewajiban atas orang itu tiga, satu Orang tidur sehingga dia bangun, dua orang gila hingga dia sembuh dan tiga Anak-anak hingga baligh/dewasa".
Dan didalam Taurot pun ada hukum bahwa Alloh berfirman," Aku wajibkan atas bani Isroil, sesungguhnya siapa yang membunuh manusia yang tidak karena membunuh orang lain atau tidak membuat kerusakan dibumi maka seakan-akan membunuh manusia seluruhnya".
Begitulah didalam batin Nabi Musa As. terjadi pertentangan hebat dengan apa yang selama ini dia ketahui, akhirnya Nabi Musa pun tidak bisa menahan suara batinnya lalu berkata, " Mengapa kamu ( Nabi Khidir As ) membunuh jiwa yang bersih, bukan karena membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar"
Kita tahu apa persyaratan yang mesti ditaati oleh Nabi Musa As. selama berguru kepada Nabi Khidir As.?
Tidak boleh bertanya akan sesuatu apapun sampai datang penjelasan dari Nabi Khidir ( Sang Guru) kepada Nabi Musa As. (Murid).
Tetapi ternyata Nabi Musa As. telah melanggar dua kali atas persyaratan yang telah ditetapkan diawal pertemuan kedua mereka itu.
Disinilah letaknya apa yang mesti kita ambil pelajaran ketika kita telah memasuki pelajaran Ilmu Khusus yang mesti kita pelajari bersamaan dengan Ilmu Syariat.
Bagaimana sikap Sang Guru Nabi Khidir As. atas pelanggaran yang kedua muridnya ( Nabi Musa As.)?
Nabi Khidir pun berkata , " Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersama ku"
Ketika Nabi Musa ditegur Nabi Khidir demikian Nabi Musa baru tersadar bahwa ia telah melanggar aturan belajar Ilmu Khusus kepada Nabi Khidir AS, lalu berkata, " Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku".
Dan Nabi Khidir masih memaafkan Nabi Musa dan memberikan kesempatan satu kali lagi sesuai permintaan Nabi Musa AS. Dan perjalananpun dilanjutkan ke kampung yang lain. Nabi Musa AS terus mengingat-ingat akan persyaratan belajar Ilmu pada Nabi Khidir AS. Dan dia tinggal punya satu kesempatan lagi.
Dari kejadian kedua ini telah tampak begitu sulitnya menselaraskan pengetahuan yang sudah tertanam sebelum nya tentang Ilmu/Hukum tata lahir, yang nampak-nampak dengan Ilmu Tata Batin, Ilmu yang tersembunyi. Sampai-sampai Nabi Musa pun telah melanggar dan lalai untuk yang kedua kalinya.
Adakah diantara kita yang masih berhenti pada belajar Ilmu Tata lahir saja?
Atau ada juga diantara kita orang yang telah mengikuti jejak Nabi Musa untuk belajar Ilmu Khusus, Ilmu yang tersembunyi.
Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS (7).
Kejadian Aneh Ketiga, Nabi Khidir Menegakan Tembok Yang Mau Roboh
Selanjutnya Alloh berfirman tentang kisah Musa dan Khidir kepada Nabi Muhammad SAW. " FANTHOLAQO HATTAA IDZAA ATAYAA AHLA QORYATI NISTATHO'MA AHLAHAA – FA-ABUU AN YUDLOYYIFUU HUMA FAWAJADAA FIIHAA JIDAARON YURIIDU AN YAN QODL DLO FA AQOOMAHU – QOLA LAU SYI'TA LA TAKHODZ-TA ALAIHI AJRON" (QS.AL KAHFI 77).
Artinya :
Maka keduanya berjalan hingga tatkala sampai keduannya kepada suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapkan dalam negeri itu dinding rumah yang hamper roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. Kemudian Musa berkata,"Jika kamu mau, niscaya kamu bisa mengambil upah untuk itu".
Inilah kejadian aneh ketiga dan terakhir sebagai tonggak perpisahan Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS sesuai kesepakatannya.
Kejadian ketiga ini dikisahkan setelah kedua hamba Alloh itu berjalan sampai suatu kota yang diketahui bernama INTIQOYAH ( dalam Qur'an disebut ATAYAA) dan waktu masuk kota itu waktunya menjelang Maghrib.
Ketika memasuki kota Intiqoyah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS mendapati warga kota sedang menghidangkan makanan kepada para keluarganya.
Padahal Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS habis berjalan jauh seharian dalam kondisi capai, letih , lesu dan lapar dan lagi perbekalan makanan maupun yang lain telah habis selama perjalanan sebelumnya. Makanan habis dan uang tidak punya, perjalanan jauh, hati sumpek karena bertemu bermacam masalah. Lalu Nabi Khidir mengajak Nabi Musa AS bertamu dan ternyata tak ada satupun warga kota yang menerimanya, ditolak. Tak ada warga kota yang mau ditamui. Pada keduanya adalah hamba-hamba Alloh yang sholih, bijaksana dan berilmu tinggi mereka warga kota tak ada yang peduli. Dalam hati keduanya padahal sudah penuh harapan, pasti warga kota yang makmur ini akan menjamu mereka dengan menghidangkan makanan yang enak sehingga bisa menghilangkan haus dan lapar, letih lesu selama sehari itu. Menyambung kekuatan.
Akhirnya kedua hamba Alloh itu berjalan terus dari rumah kerumah dan sampailah keduanya bertambah letih dan lesu maka keduanya istirahat di bawah bayangan tembok suatu rumah, dimana tinggi tembok itu 30 dziya' dan panjangnya 500 dziya' kondisinya sudah akan roboh.
Lalu Nabi Khidir AS mengajak Nabi Musa AS untuk menegakkan tembok yang akan roboh tersebut. Ketika Nabi Khidir AS mengajak Nabi Musa AS untuk menegakkan tembok itu, Nabi Musa berkata, " Semua warga kota ini menolak ditamui dan tidak memberi makanan pada kita, tidak berperikemanusiaan, tetapi mengapa temboknya orang-orang yang demikian akan ditegakkan pada kita dalam kondisi haus lapar dan sangat letih. Kalau menegakkan dan diberi upah tidak apa-apa, bisa untuk menghilangkan lapar dan haus. Mestinya orang-orang warga kota yang seperti itu tidak perlu kita berbuat baik pada mereka, apa perlunya menegakkan tembok, sedang orang-orangnya sangat tega terhadap kita".
Mendengar perkataan Nabi Musa AS yang demikian Nabi Khidir tetap bekerja diatas rasa haus yang sangat dan lapar yang sangat lapar pula dan setelah itu Nabi Khidir berkata, " QOOLA HAADZAA FIRQOKU BAINI WA BAINIKA SA-UNAB BIUKA BITA'WIILI MAA LAM TASTATHI' 'ALAIHI SHOBRON".
Artinya : Khidir berkata," Musa…!
Saat inilah waktu kita pisah ( antara Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS ) dan sebelum pisah dengan anda akan saya ceritakan apa yang menjadi rahasia semuanya dari apa yang saya lakukan tadi. Dan akan saya ceritakan yang menjadikan kamu tidak bisa bersabar".(QS.Al Kahfi 78).
Nabi Khidir AS sangat menepati janjinya, tidak sayang kehilangan muridnya yang pandai seperti Nabi Musa AS. Kalau tidak bisa mengikuti persyaratan dalam menempuh Ilmu Khusus, ya siapa saja harus pisah, berhenti.
Demikian pula Nabi Musa AS sangat sadar atas kesalahannya itu yang telah tanpa disadari berlaku tiga kali. Nabi Musa AS sangat cukup mendapat pelajaran dari perjalanan ini.
Kisah Nabi Musa As dengan Nabi Khidir (8).
Nabi Khidir Mengungkap Rahasia dibalik Tiga Peristiwa.
" QOOLA HAADZAA FIRQOKU BAINI WA BAINIKA SA-UNAB BIUKA BITA'WIILI MAA LAM TASTATHI' 'ALAIHI SHOBRON".
Artinya : Khidir berkata," Musa…! Saat inilah waktu kita pisah ( antara Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS ) dan sebelum pisah dengan anda akan saya ceritakan apa yang menjadi rahasia semuanya dari apa yang saya lakukan tadi. Dan akan saya ceritakan yang menjadikan kamu tidak bisa bersabar".(QS.Al Kahfi 78).
Setelah Nabi Musa AS dijanji untuk tidak bertanya tentang sesuatu kejadian ketika bersama Nabi Khidir AS, tetapi malah bertanya karena ada peristiwa yang bertentangan dengan hokum dhohir yang Nabi Musa ketahui bahkan sampai Nabi Musa melanggar tiga kali. Pada saat pelanggaran yang ketiga kalinya itulah Nabi khidir berkata," Saat sekarang inilah waktunya kita berpisah, tetapi sebelum berpisah saya akan menceritakan apa yang bertentangan dengan anda dan menjadi rahasia dibalik peristiwa tersebut".
Kemudian Nabi Khidir AS, mengungkapkan rahasia yang terkandung dalam peristiwa yang telah terjadi itu.
"AMMAAS SAFIINATU FAKAANAT LIMASAAKIINA YA'MALUUNA FIL BAHRI FA-AROD TU AN-A'IIBAHAA WAKAANA WARO-AHUM MALIKUN YA'KHUDZU KULLU SAFIINATIN GHOSHBAN" Q.S.Al Kahfi:79.
Artinya :
"Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu karena dihadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera ( secara paksa)".
Siapakah orang-orang miskin pemilik Bahtera itu? Dan siapa pula raja yang dholim itu? Berikut keterangannya.
Sesungguhnya Bahtera yang dirusak Nabi Khidir AS itu bukanlah kepunyaan orang satu, melainkan milik orang-orang miskin yang lebih dari satu yaitu 10 orang.
Dan perahu itu merupakan warisan dari orangtuanya serta hanya itu kepunyaan satu-satunya sebagai sumber mata pencaharian 10 orang bersaudara, yakni hasil menyebrangkan orang dengan perahu itu.
Adapun dari sepuluh orang bersaudara yang dapat bekerja hanya LIMA orang, dan yang lima orang lagi tidak dapat bekerja, sebab yang lima orang itu dalam keadaan :
Satu Orang dalam keadaan BUTA, tak dapat melihat,
Satu Orang lagi dalam keadaan TULI, tak dapat mendengar,
Satu Orang lagi yang lain dalam keadaan BISU, tak dapat berbicara,
Satu Orang lagi dalam keadaan LUMPUH, tak dapat berjalan dengan kakinya,
Dan satu orang yang terakhir GILA, lupa ingatan.
Sedangkan LIMA orang yang dapat bekerja dalam kondisi kurang sempurna yakni :
Satu Orang kena penyakit LEPRA,
Satu Orang lagi matanya SIWER sebelah,
Satu orang yang lain kakinya PINCANG,
Satu orang lagi LEMAH JANTUNG, Drendeg melulu,
Satu orang yang terakhir kena panas abadi, tidak waras juga.
Dalam keadaan begitu sulit lima orang itu terpaksa bekerja untuk menghidupi dirinya dan lima orang saudaranya yang lain yang tak dapat bekerja.
Tentang Raja Jalnawa Yang Dholim:
Ke-10 orang itu hidup diwilayah seorang penguasa (Ratu atau Raja) yang bernama JALNAWA, yaitu Raja yang kaya yang membangun Rumah Panggung dengan 360 menara yang tidak kecil. Satu menara ada satu perempuan cantik.
Jadi Jalnawa itu mempunyai 360 perempuan.
Jalnawa itu Raja yang mementingkan diri sendiri, mementingkan kesenangannya diri
Nya sendiri dan tidak mementingkan rakyat atau orang lain.
Raja Jalnawa ini jika mengetahui ada perahu yang bagus, kuat pasti dirampasnya untuk dimilikinya. Tidak peduli perahu itu milik orang yang miskin. Tak peduli milik rakyatnya. Jika ia bertemu orang miskin "GIRA-GIRA" sangat jijik melihatnya takut tertular miskin, jika perlu rakyat miskin itu digusur.
Raja Jalnawa ini punya sifat membangga-banggakan kekuasaannya dan kekayaannya, adigang, adigung adiguna.
Dari manakah 360 perempuan yang ia miliki. Itu semua adalah dari merampas istri-istri rakyatnya, sebab jika kelihatan ada perempuan yang bersih, rapi dan cantik maka
Jalnawa mengambilnya dengan paksa dan menaruhnya di satu menara rumahnya.
Jadi perempuan-perempuan itu bagai burung peliharaan. Setiap satu malam Jalnawa berpindah dari satu menara ke menara yang lain. Perempuan-perempuan itu digilir satu persatu. Bayangkan satu tahun sekali baru satu kali dapat giliran.
Harta benda rakyatnya juga dirampas untuk dimilikinya.
Jadi kerjanya ratu Jalnawa itu merampas apa-apa yang dimiliki rakyatnya,
Rumah Bagus, pertamanan indah, gedung tinggi menjulang langit, perahu yang kuat dan baik, wanita-wanita cantik dan lain-lainya semua hanya dimiliki Jalnawa.
Karena suka merampas dan bersenang-senang saja Jalnawa perutnya buncit.
Jalnawa bersenang-senang diatas kesengsaraan rakyatnya yang miskin dan menderita.
Itulah maka Nabi Khidir merusak perahu itu dengan maksud agar perahu orang miskin yang terlihat bagus itu tidak dirampas Jalnawa.( Sumber Kitab Tafsir Qoshoshul Anbiya).
Mengapa Nabi Khidir AS tahu dengan detail masalah ini?
Karena Nabi Khidir AS telah mencapai suatu Ilmu yang Khusus, diberi kelebihan Ilmu yang orang umum BELUM mencapainya. Artinya semua orang atas mau latihan dengan membersihkan diri dari Dosa dan mengisi hidupnya hanya untuk taat kepada Alloh dan terus menerus meningkatkan latihan taqorub kepada Tuhan dengan penuh Ikhlas dan Ridho tentu akan mencapainya. Tentu latihan-latihan ini adalah yang ada dalam syariat Agama Tuhan.
Kisah Nabi Musa AS dengan Nabi Khidir AS (9).
Rahasia Di Balik Peristiwa Nabi Khidir AS Membunuh Seorang Anak.
Sadarilah ini adalah Firman Tuhan kepada Nabi Muhammad SAW waktu dan saat ini adalah Firman Tuhan kepada kita, anda yang membaca ayat ini.
Selanjutnya Alloh Berfirman menceritakan Kisah Nabi Musa bertemu Nabi Khidir :
"WA-AMMAL GHULAAMA FAKAANA ABAWAAHU MUKMINAINI FAKHOSYINAA AN YURHIQOHUMAA THUGHYAANAN WAKUFRON"
(Q.S.Al-Kahfi:80).
Artinya :
"Dan adapun anak muda itu, maka kedua orang tuanya adalah orang-orang yang beriman, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran".
Siapakah anak muda yang dibunuh Nabi Khidir As.
Anak muda yang dibunuh Nabi Khidir As atas perintah Tuhan (yang ia terima secara ghoib) adalah KHASNUD.
Kampung dimana Nabi Khidir membunuh seorang anak muda adalah bernama ASNUD adalah Kampung AILAH.
Adapun nama Bapaknya anak itu adalah MALASUN dan ibunya bernama ROHMAH.
Bapaknya seorang yang sholeh dan Ibunya juga seorang yang Sholehah. Lalu apa pekerjaan anaknya kedua orang yang mukmin itu?
Anak muda itu pekerjaan setiap malamnya adalah MENCURI.
Dan ketika hari telah pagi ditanya Bapak atau Ibunya ia menjawab," Sesungguhnya setiap malam saya ada disini, Bapak, Ibu. Anak muda itu mengaku tidak mencuri atau tidak keluar rumah.
Anak itu membuat susah orang tuanya (Bapak-Ibu) namun orang tuanya tersebut sangat sayang kepada anak muda tersebut. Dan Nabi Khidir melalui ilmunya mengetahui bahwa anak tersebut nantinya akan menjadi kafir, yang menyeret kedua orangtuanya yang sholeh kepada kekafiran.
" Itulah sebabnya anak itu saya bunuh" Kata Nabi Khidir kepada Nabi Musa.
Beberapa pelajaran dalam peristiwa ini dapat dipetik.
Bahwa orangtua yang terlalu sayang pada anaknya adalah sangat berbahaya, jika anaknya melakukan kesalahan, melanggar hukum pasti akan dibela meski salah. Apapun keadaanya, anak akan di bela, dibebaskan dari hukuman.
Bagaimana dengan contoh dalam Al-Qur'an, anak yang tidak mengikuti aturan baikpun masalah ketuhanan atau aturan lain maka jika salah tetap salah. Bahkan tidak diakui sebagai anggota keluarga. Ingat kisah putra Nabi Nuh AS yang bernama Kan'an yang tidak mengikuti ajaran Bapak nya yang seorang Nabi dan Rosulalloh.
Maka walaupun Nabi Nuh sempat usul agar anaknya itu diselamatkan dari Bah, tetapi Alloh tetap menegur Nabi Nuh dengan keras, tegas bahwa Kan'an adalah bukan anggota keluarga Nabi Nuh lagi, karena sebab tidak mengikuti ajakan Nabi Nuh untuk beriman pada Alloh. Alloh membiarkan putra Nuh , Kan'an tenggelam bersama orang-orang kafir. Nabi Nuh AS, tidak sadar bahwa putranya Kan'an sudah diluar garis keluarga sampai menagisi Kan'an yang menolak ajakannya.
Maka Alloh menegur dengan firmanNya," LAISA MIN AHLIKA INNAHU'AMAUN GHOIRU SHOOLIHIN". Artinya : Itu bukan keluargamu karena ia tidak amal sholeh.
Jadi menurut Ilmu Hakikat, Ilmu Bathin :
Meskipun anaknya sendiri (anak kandung), bapaknya Sholih dan Ibunya Sholihah, tetapi jika anaknya tidak soleh maka itu sudah bukan anaknya, sudah diluar garis keluarga.
Tetapi bagaimana dalam praktek disekililing kita?
Umumnya orangtua mementingkan garis darah, tidak mementingkan garis takwa, garis amal sholeh.
Nabi Musa AS tidak tahu dibalik yang dilihat dengan matanya, akhirnya ditunjukkan oleh Nabi Khidir AS, sebab Nabi Khidir tahu karena punya ilmu Ghoib/Bathin.
Untuk membuktikan kepada Nabi Musa As, kemudian tulangnya anak tersebut diambil dan dipatahkan oleh Nabi Khidir As, lalu disuruh Nabi Musa As untuk membaca tulisan yang ada ditulang itu.
Dan oleh Nabi Musa As. terbaca apa tulisan yang ada ditulang anak itu yaitu, " KAFARO" (kafir). Anak tersebut nanti kalau dewasa sampai wafatnya akan kafir dan menyeret orangtuanya kepada kekafiran, sebab sangat cintanya kepada anaknya.
Maka dari itulah Nabi Khidir As. membunuh anak itu agar tidak banyak menyeret kedua orang tua-nya berbuat kekafiran dan kemusyrikan.
Apakah Nabi Khidir membunuh atas kemauannya sendiri?
BUKAN !!!.
Nabi Khidir membunuh atas perintah wahyu ALLOH melalui ilmu bathinnya ia mendengar dan ia melihat.
Ada contoh preventif dalam Al-Qur'an yang dilakukan oleh Bapak Para Nabi yaitu Nabi Ibrahim tentang planning harapan doa kepada anak-anak, dan cucu-cucunya serta keturunannya supaya jadi orang yang ISLAM, taat dan berserah diri pada aturan Alloh. Silahkan lihat dalam surat Albaqoroh ayat 127-128.
Alloh berfirman, " Ibrahim berdoa,' Ya Tuhan kami, terimalah dari kami amalan-amalan kami, Sesungguhnya Engakaulah Yan Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(127) Ya Tuhan kami jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau, dan jadikanlah anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau…….(128).
Disinilah kuncinya menanam harapan untuk medapatkan anak yang sholeh ternyata sebelum punya anak cucu sudah mengaharap pada Alloh agar nanti diberi anak cucu yang tunduk patuh pada Alloh. Sholeh/Sholehah.
Nabi Ibrahim berdoa untuk dirinya, untuk anaknya, untuk anak cucunya agar menjadi orang yang menyerah hanya pada Alloh.
Maka mulailah dari sekarang bagi yang belum nikah, belum punya anak, sudah punya anak untuk mengikuti Nabi Alloh Ibrahim as. Agar anak-anaknya tidak tergolong yang mesti dibunuh dalam padangan Ilmu bathinnya Nabi Khidir.
Silahkan baca kisah nyata para Orang Besar yang sholeh dalam sejarah bagaimana usaha harapan dan doa dari kedua orangtuanya untuk mendapat anak yang pada dewasanya menjadi bintang manusia dijamannya.
Baca kisahnya Imam Al Ghozali, Imam Syaih Abdul Qodir Al-Jailani, atau orang-orang baik, orang besar di tanah air.
Kecemburuan Sarah ibunda Nabi Ishaq pada Hajar Ibunda Nabi Ismail itu terukir dalam keturunan setelah putera Nabi Ishaq, yaitu Nabi Yaqub salah satunya yang bernama Yahuda sampai sekarang belum hilang. Orang Yahudi membenci keturunan Hajar melaui Nabi Ismail yaitu bangsa-bangsa Arab sekarang ini.
Cukup-cukup jadi pelajaran bagi orang yang bermata tajam. Ikuti lanjutannya no.10
Alhamdulillahirobbil'alamin.
Kamis, 15 Oktober 2009
heramkempek
→
cerita
→ Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS (2).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar