Rasulullah Baginda Nabi Besar Muhammad SAW adalah satu-satunya ni’mat dan anuerah terbesar dari Allah SWT bagi semesta alam, kehadiran beliau kepersada dunia membawa visi dan misi Rahmatan Lil Alamin.
Rasulullah Insan Paripurna yang telah mendedikasikan segenap jiwa dan raga untuk menyelamatkan manusia dari diskriminasi moralitas dan identitas serta peradaban kemanusiaan yang jahili dari dulu sekarang hingga akan datang.
Baginda Rasulullah SAW mengemban missi ke-Nabian dan ke-Rasulan, membawa Dakwah Islamiyah dengan methode Robbani yang Rahmatan Lil Alamin. "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu *) Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya."
*) Maksud fil amr : urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
Dalam nuansa kita dibulan kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW kali ini, dapat kita simak dan telusuri sirah dan perjalanan kenabian dari Nabi Besar Muhammad yang lahir keparsada bumi serta etika dan prilaku Baginda Nabi dalam menghadapi peradaban manusia yang jahili pada waktu itu. Sehingga diantara pernyataan beliau tentang misi kehadiran beliau kepersada bumi dalam sebuah sabda beliau :
ﺍﻧﻤﺎ ﺑﻌﺜﺖ ﻷﺗﻤﻢ ﻣﻜﺎﺭﻡ ﺍﻻﺧﻼﻕ
Hanyasanya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.
Keluhuran budi dan prilaku serta etika kehidupan baginda Nabi bukan hanya manusia yang memuji tapi sesungguhnya Sang Pencipta manusialah yang memuji beliau sebagaimana dalam firman Allah SWT. Surah Al-Qalam ayat 3 dan 4 : "Dan Sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."
Karena itulah kita sebagai ummat Rasullah dan sebagai Hamba Allah, teramat sangat penting bagi kita untuk memuji dan mengagungkan Rasulullah baik dalam bentuk membaca kitab Malawid, Syair-syair Madah kepada Nabi, mengenang sirah dan perjalanan peristiwa penting kehidupan Beliau seperti Maulid, Hijrah, serta Isra dan Mi’raj Baginda Nabi Muhammad.
Betapa seorang Shohibud Daiba’ Al-Imamul Jalil Abdurrahman Addaiba’ie memberikan gambaran dan ilustrasi dalam sebuah natsarnya begitu agung menggambarkan etika Rasulullah ketika baginda Nabi ketika berdialog maupun bericara dengan setiap lapisan masyarakat beliau : Dan apabila beliau berdialog maka laksana mutiara yang jatuh berguguran, dan apabila beliau berbicara maka laksana minyak wangi yang keluar dari mulut beliau yang mulia.
Dari gambaran sekilas, ini menunjukkan betapa dan dimanapun kehadiran beliau Rasullullah selalu memberikan manfat yang luar biasa dan memberikan kesejukan dan kedamaian relung jiwa yang tandus dan gersang.
Shohibud Daiba’ melanjutkan pujian kepada baginda nabi dengan menerangkan betapa Rasullah dapat dikenali keberadaan beliau disuatu tempat dan majelis atau lewat disuatu jalan oleh karena tempat dan majlis atau jalan yang pernah ditempati atau dilewati baginda nabi itu akan menimbulkan wangi-wangian dan bekas wangi dan harumnnya nabi terasa begitu lama :
Maka tak berlebihan betapa seorang Shohibul Burdah Al-Imam Al-Bushiry yang diberi gelar Sayyidul Muddah dalam sebait syairnya begitu agung memuji baginda Nabi SAW dari semua sisi akhlaq yang mulia, dan prilaku maupun dalam dan bentuk fisik yang sempurna :
ﻓﺎﻕ ﺍﻟﻨﺒﻴﻴﻦ ﻓﻰ ﺧﻠﻖ ﻭ ﻓﻰ ﺧﻠﻖ
ﻭﻟﻢ ﻳﺪﺍﻧﻮﻩ ﻓﻰ ﻋﻠﻢ ﻭﻻ ﻛﺮﻡ
Karena itulah sesungguhnya mencintai Rasullah adalah kewajiban setiap insan yang beriman dari rangkaian cabang-cabang keimanan.
Semoga dengan Mau’izhoh Muhadhoroh yang sederhana ini, diri pribadi dan kita semua selalu dapat memberikan cinta dan mahabbah untuk baginda Rasullah bukan sebuah cinta semu yang kita berikan kepada seorang wanita yang mana akhirnya melahirkan duka dan pilu yang teraniaya. Dan semoga pula dengan semangat kita memperingati kelahiran junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW kali ini, kita dapat mengambil ibroh dan suri taulan kenabian dalam etika kehidupan. Serta kita dapat ittiba’ atas segala titah yang selalu beliau sampaikan melalui pesan-pesan ‘Ulamushsholihin sebagai wirotsah kenabian. Amin ya Robbal Alamin.