Rabu, 26 Oktober 2011

Bid'ah lagi.... Bid'ah lagi....

Berhubung masih ada yang mempermasalahkan tentang bid'ah, maka saya angkat kembali. Berikut ini adalah apa yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Manaqibnya adalah sebagai berikut :
Artinya : Dan segala yang diadakan itu adalah dua macam. Sesuatu yang diadakan, padahal menyalahi kitab atau sunnah atau atsar ataupun ijma’, maka inilah bid’ah yang sesat. Sedang apa-apa yang diadakan dari pada kebaikan yang tidak bertentangan dengan sesuatu dari pada yang demikian itu, maka yaitulah “BID'AH YANG TIDAK TERCELA”.

Berikut teks pasca ralat :

Telah berkata Al Muhaqqiq Al Imamussyathibi dalam Al I’tisham : Artinya : Ashal dari pada bada,a, untuk mengada-adakan sesuatu tanpa contoh sebelumnya. Dan sebagian dari maknanya, apa yang disebutkan dalam firman Allah swt. “Allah yang menciptakan tujuh lapis langit dan bumi” ialah : yang mengadakan keduanya tanpa contoh sebelumnya. Dan firman Allah swt. : “Katakanlah olehmu hai Muhammad, “ Bukanlah aku Rasul yang diutus mula-mula”. Maksudnya : Bahkan sebelum aku sudah banyak Rasul-rasul yang diutus Allah Dan dikatakan dalam bahasa Arab : ibtada’a fulanun bid’atan Artinya : Si Pulan telah merintis suatu jalan yang belum pernah didahului orang lain. Dan dikatakan pula : Hadza amrun badi’. Dikatakan terhadap sesuatu yang indah yang tak ada tara bandingnya sebelumnya.
Nah, dari jalan inilah dinamakan bid’ah itu dengan bid’ah. Mengeluarkan bid’ah untuk menjalani atasnya disebut : Al Ibda’u. Dan hai’atnya atau kelakuannya disebut : Bid’ah. Dan terkadang dinamakan suatu amal yang diamalkan orang atas jalan yang demikian itu adalah bid’ah. Maka dari makna inilah dinamakan suatu amalan yang tidak ada dalil syara’ atasnya sebagai bid’ah.
Itulah sekelumit tentang arti kata bid’ah secara istiqaq atau ethimologhis. Tentulah tidak khali bagi mereka yang mempunyai imam dalam ilmu hukum Islam atau klasifikasi dari ketentuan-ketentuannya hukum syar’i atau fiqh, bahwa bid’ah itu bukanlah salah-satu bagian dari hukum syar’i. Karena nanti apa yang dinamakan bid’ah itu akan menerima hukumnya menurut keadaannya apakah dia Wajib, Sunnat, Haram,Makruh ataupun Mubah. Alhasil bid’ah itu sebagaimana ditahqiqkan oleh Sulthanul Ulama Izzuddin ibnu Abdis Salam ada diiringi oleh hukum yang lima. Karena tidak ada seorang ahli hukum Islam ditanyakan tentang rukun sesuatu perbuatan itu dengan perkataan : Ini bid’ah. Atau itu sunnat baik di Haramain, di Mesir, di Iraq di Syam ataupun di Indonesia. Tetapi yang ada ini hukumnya haram dan sebagainya. Adapun sunnah dan bid’ah adalah untuk meletakkannya menurut kategori dari apa yang kami uraikan diatas.
Untuk menyatakan macamnya bid’ah ini, dapatlah pula kami bawakan disini perkataan imam Muhammad bin Idris Assyafi’i yang diriwayatkan oleh Abu Nu’aim sebagai berikut :
Artinya : Bid’ah itu ada dua macam. Bid’ah yang terpuji dan bid’ah yang tercela. Maka mana-mana yang sesuai dengan sunnah, maka yaitulah yang terpuji. Dan mana-mana yang menyalahinya maka yaitulah yang tercela.
Sedang apa yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Manaqibnya adalah sebagai berikut :
Artinya : Dan segala yang diadakan itu adalah dua macam. Sesuatu yang diadakan, padahal menyalahi kitab atau sunnah atau atsar ataupun ijma’, maka inilah bid’ah yang sesat. Sedang apa-apa yang diadakan dari pada kebaikan yang tidak bertentangan dengan sesuatu dari pada yang demikian itu, maka yaitulah bid’ah yang tidak tercela.
Untuk lebih mendekati faham kita dalam hal ini , kami kira akan lebih jelas untuk anda apa yang dituturkan Alhadidi dalam Syarah Nahjul Balaghoh sebagai berikut :
Artinya : Lafadz Bid’ah dipakai untuk dua pengertian. Salah satunya yang dipersalahi dengannya akan Alkitab dan Assunnah seperti puasa di hari Nahar dan hari-hari Tasyriq. Karena puasa pada hari-hari tersebut walaupun namanya puasa tetapi itu termasuk sesuatu yang dilarang. Yang kedua sesuatu yang tidak datang padanya nash, bahkan Syara’ mendiamkannya maka hal tersebut dilakukan oleh orang-orang Islam sesudah wafat Rasulullah saw. Dan apa yang diriwayatkan dari sabda Rasulullah saw. Tiap bid’ah itu sesat dan tiap-tiap yang sesat itu dalam Neraka………adalah ditanggungkan atas tafsir bid’ah menurut pengertian yang pertama. Sedang perkataan sayyidina Umar ra. Dalam hal mengumpulkan orang pada shalat Tarawih.” Sesungguhnya dia itu bid’ah. Dan sebaik-baik bid’ah itu inilah dia”….. ditanggungkan atas pengertian yang kedua. (100 masalah Agama oleh K.H.M. Sjafi’i Hadzami).

Demikian saja dari saya, semoga membuka mata hati kita supaya tdk gampang lagi membid'ahkan amalan yang belum kita ketahui. Terimakasih

Selasa, 25 Oktober 2011

SEJARAH ROKOK

Cristobal Colon ( nama kelahiran Cristoforo Colombo ) alias Columbus adalah orang pertama dan yang paling ‘berdosa’ pada dunia karena telah memperkenalkan biji tembakau yang sampai saat ini terus menjadi idola. Rokok! Berawal, ketika ia mendarat di Pulau Walting, Amerika Tengah, pada tanggal 12 Oktober 1492, Columbus membawa biji tanaman tembakau ke Spanyol dan membagi-bagikannya kepada siapa saja yang berminat. Rupanya, biji tembakau yang semula dipeliharal hanya untuk tanaman hias, karena warna bunganya yang kuning dengan mahkota merah jambu, tembakau menjadi tanaman hias yang eksotis dan menarik untuk di pelihara. Namun, akhirnya Columbus memberitahu kepada ilmuwan, bahwa daun tembakau itu dibakar dan dihisap dengan mulut oleh orang Indian. Columbus juga mengatakan bahwa asap tembakau itu bisa menenangkan perut keroncongan dan jantung degdegan disaat gelisah. Ternyata apa yang dikatakan Columbus itu benar, khasiat tembakau sebagai penenang itu memang mujarab, sampai diplomat Prancis di Portugal, Jean Nicot memperkenalkan pada kalangan pembesar sipil dan militer pada tahun 1560. Jean Nicot juga memastikan kalau tembakau itu bisa menyembuhkan sakit kepala. Akhirnya sejak masa itulah, seluruh Eropa tergila-gila menciumi tembakau kalau sedang sakit kepala. Dengan alasan, tembakau yang mereka ciumi bisa memancing orang untuk bersin berkali-kali hingga bisa meredakan sakit kepala.

Atas jasa Jean Nicot, di Swedia lewat Linnaeus, tembakau ini diabadikan dengan nama Nicotiana tabacum. Akhirnya, zat ajaib yang terkandung dalam tembakau itupun disebut sesuai dengan nama Nicot: nicotin. Baru, pada tahun 1960, di kalangan perokok Amerika Serikat diketahui bahwa kandungan nikotin yang bersifat menenangkan itu bisa menyebabkan rangsangan terhadap pembentukan sel kanker pada paru-paru. Hasil pengamatan dan penelitian bertahun-bertahun di Amerika terungkap, bahwa kaum perokok hidup 3 atau 4 tahun lebih pendek dari orang yang bukan perokok. Perokok berat (2 bungkus sehari) malah 8 tahun lebih pendek. Peringatan keras, biang keladinya ialah terhambatnya darah yang mengedarkan oksigen dan masuknya karbonmonoksida ke dalam tubuh.

Tapi apa mau dikata???

Seluruh dunia dari berbagai kalangan justru semakin banyak menjadi perokok. Lalu yang terjadi di Amerika waktu itu pemerintah menghendaki agar kesenangan mereka (perokok) jangan diganggu. Selain memberi kenikmatan yang murah ongkosnya, rokok-merokok juga memberi uang bagi kas negara dengan menarik cukai tembakau dari pabrik rokok tersebut. Hingga pada tahun 1965, Amerika Serikat mengeluarkan undang-undang yang mengatur penjualan rokok, karena pemerintah tentu kewalahan kalau mengatur si perokok. Akhirnya, semua pabrik rokok diimbau agar mencantumkan peringatan pada bungkus rokok tentang gangguan kesehatan akibat merokok. Tujuannya agar perokok enggan untuk merokok. Mulanya, pabrik rokok tidak setuju dengan himbauan pemerintah. Jelas tidak ada yang mau kalau menjual sesuatu yang mengandung peringatan agar tidak jadi beli! Baru, pada tahun 1972 para penghasil rokok setuju untuk mencantumkan peringatan pada pembungkus rokok tentang bahayanya merokok. Itupun karena penghasil rokok tahu kalau rokok akan terus menjadi idola semua lapisan masyarakat. Bahkan, anak dibawah umur juga sering kita jumpai sedang merokok. Dan tentu saja, peringatan terhadap larangan merokok sampai kapanpun hanya ‘lelucon’ buat para penggunanya. Karena hampir 80 persen dari seluruh dunia orang merokok. Hingga saat ini, rokok bukan menjadi kebiasaan yang menakutkan. Kecuali kesadaran kita sendiri.

CIRI-CIRI ORANG BODOH

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh” (QS al-A'raf:199)

“Tiada kekayaan seperti akal, tiada kefakiran seperti kebodohan, tiada warisan seperti adab sopan santun, dan tiada penolong seperti musyawarah”. [Nahjul-Balaghah, hikmah ke-54]

Kebodohan dalam pandangan Rasulullah SAW

Sam’un bertanya kepada Rasulullah Saw mengenai tanda-tanda orang jahil (bodoh). Beliau Saw bersabda:

-Kalau kita berkawan dengan dia (orang bodoh), dia selalu merepotkan kita
-Kalau kita meninggalkan dia (orang bodoh), dia akan mencela kita
-Kalau dia (orang bodoh), memberikan sesuatu kepada kita, pasti ada maunya (keinginan)
-Kalau kita memberi sesuatu kepada dia (orang bodoh), maka dia suka cepat lupa
-Kalau kita menyampaikan rahasia kepada dia (orang bodoh), maka dia berkhianat
-Kalau kita merahasiakan sesuatu dari dia (orang bodoh), maka dia akan marah (menyerang) kepada kita
-Ia tidak pernah melihat kebaikan orang lain
-Kalau dia (orang bodoh) punya kebutuhan, dia lupa terhadap kenikmatan-kenikmatan Allah Swt
-Kalau dia (orang bodoh) sedang gembira, dia berlebihan (lupa daratan)
-Kalau dia (orang bodoh) sedang sedih, dia putus asa
-Kalau dia (orang bodoh) sudah tertawa, maka tertawanya berlebihan
-Kalau dia (orang bodoh) sudah menangis, maka tangisannya menjadi musibah (mengganggu) yang lain
-Orang ini (orang bodoh) tidak pernah cinta kepada Allah, dan tidak pernah berusaha untuk ber-taqarrub (dekat) dengan-Nya.
-Dia (orang bodoh) tidak malu dan tidak ingat (lalai) kepada pencipta-Nya.
-Kalau kita melakukan sesuatu kepada dia (orang bodoh), dan dia merasa rela (ridha), maka dia akan memuji kita secara berlebihan. Bahkan sampai menyebutkan berbagai kebaikan yang tidak ada pada kita, dan Kalau dia (orang bodoh) sedang kesal (emosi), maka dia akan mencaci dengan berlebihan, bahkan sampai menyebutkan berbagai kejelekan yang tidak ada pada kita.

Kebodohan dalam Pandangan Ali bin Abi Tholib karomallahu wajhah
-Kamu tidak melihat orang bodoh kecuali dia cenderung ifrath (melampaui batas) atau tafrith (lalai)
-Banyak orang alim dibunuh oleh kebodohannya sendiri dan ilmunya tidak bermanfaat baginya.

Sahabat Ali kw. ditanya "Terangkan kepada kami sifat orang bijak" Beliau menjawab: "Dia adalah orang yang meletakkan sesuatu pada tempatnya";

kemudian beliau ditanya lagi "Jelaskan kepada kami sifat orang bodoh" sahabat Ali kw. Menjawab:
"Sudah aku jelaskan (yakni orang yang meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya),

Barang siapa yang berdiri (menentang) kebenaran niscaya akan binasa.

Kebodohan dalam pandangan Muhammad Baqir

Suatu ketika Muhammad Baqir ibn Ali ibn Husain ibn Ali bin Abi Thalib ra. berniat untuk bepergian. Tiba-tiba ayah beliau Imam Ali As-Sajjad ra. masuk ke rumah. Salah satu yang diucapkan beliau adalah, “Wahai anakku, hindarilah bersahabat dan bergaul dengan orang bodoh; jauhi dan hindari berbicara dengannya.”
Beliau menjelaskan tanda-tanda kebodohan serta sempitnya pemikiran dan pandangannya.

Beliau berkata:
-Apabila berbicara, kebodohannya mempermalukannya
-Apabila berdiam diri, celanya tertutupi
-Apabila berbuat (sesuatu), (ia) merusak
-Apabila diminta untuk menjaga (sesuatu), (ia) menghilangkannya
-Ilmunya tidak cukup bagi dirinya dan ilmu orang lain tidak berguna baginya
-Ia tidak taat kepada (orang) yang menasihatinya dan temannya tidak pernah (merasa) tenang dengan kehadirannya.
-Ibunya merasa tidak melahirkannya dan isterinya merasa telah kehilangan dirinya
-Tetangganya jauh dari rumahnya dan temannya menjauh darinya
-Apabila ia yang paling muda dalam majelis, (ia) merasa lebih sadar dari orang yang lebih tua (darinya)
-Apabila ia yang paling tua, (ia) merusak (orang) yang lebih muda darinya.

Orang bodoh itu celaka kecuali orang berilmu

Orang berilmu itu celaka kecuali dengan beramal (mengamalkannya)

Orang yang beramal juga celaka kecuali dengan keikhlasan

Dan ikhlas itu, berada dalam keadaan bahaya yang besar

"...Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil" (Al-Baqarah: 67)

Aamiin Allaahumma
Aamiin ......

Surat CINTA

Engkau bangun AKU tahu, engkau mandi AKU tahu, engkau makan AKU tahu, engkau kerja AKU tahu, engkau tidur AKU tahu, sampai engkau matipun AKU tahu..

tapi selama hidupmu apakah engkau mau tahu kalau AKU SELALU TAHU ?

Surat CINTA dari Allah SWT

Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada KU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepada KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin.

Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja, AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun.

Kemudian AKU Melihat engkau menggerakkan kakimu..
AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telephone dan menghubungi seorang teman untuk mendengarkan kabar terbaru...

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU..

Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya.

Masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan..

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yg ditampilkan.
Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU.

Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU, kau sebut. Engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau
sadari.
AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain..

AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do'a, pikiran atau syukur dari hatimu.
Keesokan harinya engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU Tapi yang KU tunggu tak kunjung tiba tak juga kau menyapaKU.

Subuh....... .
Dzuhur .......
Ashyar .......... Magrib.......... Isya dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan AKU .....

tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU..........

Apa salahKU padamu...... wahai UmmatKU????? Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KU berikan, harta yang KU relakan, makanan yang KU hidangkan, anak-anak yang KUrahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU ............ .!!!!!!!

Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap
suatu saat engkau akan menyapa KU, memohon perlindungan KU, bersujud menghadapKU ......
Yang selalu menyertaimu setiap saat............ ...
Yang Slalu Mengasihimu,

Allah SWT ......

Note: apakah kau memiliki cukup waktu untuk mengirimkan surat ini kepada orang lain yang kau sayangi??? Untuk mengingatkan mereka bahwa segala apapun yang kita terima hingga saat ini!??? Sebarkanlah kepada yang lainnya. ;)

Senin, 24 Oktober 2011

REAKTUALISASI HUKUM ISLAM

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh. Ajaran Islam berpotensi rahmatal lil ‘alamin, sholihun lukulli zaman wa makan, tentu harus dimbangi dengan kreatifitas ummat pemeluknya untuk mencari titik temu antara petunjuk Allah SWT.

Aktualisasi ajaran Islam berarti pengembalian ajaran Islam dalam prose menjadi nyata dan dapat berinteraksi dengan lingkungan kehidupan, dengan kata lain teks ajaran Islam lebih kontekstual dengan dinamika kehidupan,dan pengembangan kondisional dengan tuntunan zaman, tempat dan kondisi masyarakat.

Pada perkembangan berikut diperkenalkan fungsi pembaharuan dengan pedoman konsep al-iadah (memulihkan pada keadaan semula), al-ibanah (membedakan antara yang sunnah dan yang bid’ah) dan al ihya (menghidupkan kembali bagaian-bagian yang terbengkalai, semuanya terkonsep “ALMUKHAFADZOTU ‘ALAL QODIIMIS SHOLIH WAL AKHDZU BIL JADIDIIL ASHLAH”, adapun konsep-konsep tersebut adalah: Reinterpretasi terhadap teks-teks hukum yang kejelasan dan kepastian hukumnya/maksudnya ditemukan melalui hasil kemampuan nalar manusia, mengembalikan (tajdid) pemahaman ajaran agama seperti apa yang diajarkan dan difahami oleh Nabi SAW, yakni sesuai dengan target moral suatu hukum (maqoshid al-syar’iyyah), menta’wilkan makna teks sebagai sarana guna mengatasi kekakuan makna dzahir dan harfiah dari nash, memanfaatkan pengendalian terhadap adat kebiasaan (mura’at al ‘urf), selagi ‘urf tersebut bersesuaian dengan ushulul mu’tabaroh, pemanfaatan lembaga rukhsoh yang bersifat sementara, dengan pendekatan trasformatif, pengkajian intensif terhadap perubahan illat hukum, selaras dengan kaedah ALHUKMU YADUURU MA’A ‘ILLAH WUJUDAN WA ADAMAN, komitmen dengan nilai kemashlahatan (al istislah), sekalipun posisinya sebagai suplemen, rekayasa hukum (hilal al-syari’) rekatualisasi kandungan (istiqoq al-muhtawayat), melalui menelaah latar belakang budaya dan peradaban para penulis teks fiqih, tafsir alqur’an , syarah hadist atau melalui kontemporisasi (ta’sir) kesejarahan munculnya gagasan agar tercipta penyegaran kembali fungsi hukum agama dalam kehidupan..

Batas operasinal yang dapat dilakukan adalah menempati pada teks yang mengatur masalah ibadah mahdloh, teks syari’ah yang masih dalam kategori qoth iyyuddilalah, terutama yang berdalalah mufassar dan muhkam, kaidah-kaidah umum yang disimpulkan secara induktif dari juziyyatul ahkam (teks generalisasi empiric).

Sedangkan wilayah pengoperasionalan bercirikan: mengatur bidang-bidang yang ma’qulatul ma’na (rasionable), termasuk didalamnya jenis mutasyabihat dan mu’awwal, mengatur bidang mu’amalah yang ta’aqqul, dan bidang ‘ammah, nash
syar’iy yang dhonniyatul wurud dan dzonniyatuddilalah, memuat petunjuk hukum amaliyah yang kondisi illatnya biasa dijaga, aplikasi hukum dan informasi hukum yang bersumber dari qoul (individual) shahabi, hukum-hukum produk istinbath atau istidlal, menyangkut masalah teknis, seperti prosedur nashbu al–imaroh, kulliyatu al-imamah dan sebagainya.

Semoga bermanfaat

review http://mahesakujenar.blogspot.com on alexa.com
free counters

Followers

 
heramkempek © . Template by: SkinCorner. SEO By: Islamic Blogger Template