Selasa, 25 Oktober 2011

SEJARAH ROKOK

Cristobal Colon ( nama kelahiran Cristoforo Colombo ) alias Columbus adalah orang pertama dan yang paling ‘berdosa’ pada dunia karena telah memperkenalkan biji tembakau yang sampai saat ini terus menjadi idola. Rokok! Berawal, ketika ia mendarat di Pulau Walting, Amerika Tengah, pada tanggal 12 Oktober 1492, Columbus membawa biji tanaman tembakau ke Spanyol dan membagi-bagikannya kepada siapa saja yang berminat. Rupanya, biji tembakau yang semula dipeliharal hanya untuk tanaman hias, karena warna bunganya yang kuning dengan mahkota merah jambu, tembakau menjadi tanaman hias yang eksotis dan menarik untuk di pelihara. Namun, akhirnya Columbus memberitahu kepada ilmuwan, bahwa daun tembakau itu dibakar dan dihisap dengan mulut oleh orang Indian. Columbus juga mengatakan bahwa asap tembakau itu bisa menenangkan perut keroncongan dan jantung degdegan disaat gelisah. Ternyata apa yang dikatakan Columbus itu benar, khasiat tembakau sebagai penenang itu memang mujarab, sampai diplomat Prancis di Portugal, Jean Nicot memperkenalkan pada kalangan pembesar sipil dan militer pada tahun 1560. Jean Nicot juga memastikan kalau tembakau itu bisa menyembuhkan sakit kepala. Akhirnya sejak masa itulah, seluruh Eropa tergila-gila menciumi tembakau kalau sedang sakit kepala. Dengan alasan, tembakau yang mereka ciumi bisa memancing orang untuk bersin berkali-kali hingga bisa meredakan sakit kepala.

Atas jasa Jean Nicot, di Swedia lewat Linnaeus, tembakau ini diabadikan dengan nama Nicotiana tabacum. Akhirnya, zat ajaib yang terkandung dalam tembakau itupun disebut sesuai dengan nama Nicot: nicotin. Baru, pada tahun 1960, di kalangan perokok Amerika Serikat diketahui bahwa kandungan nikotin yang bersifat menenangkan itu bisa menyebabkan rangsangan terhadap pembentukan sel kanker pada paru-paru. Hasil pengamatan dan penelitian bertahun-bertahun di Amerika terungkap, bahwa kaum perokok hidup 3 atau 4 tahun lebih pendek dari orang yang bukan perokok. Perokok berat (2 bungkus sehari) malah 8 tahun lebih pendek. Peringatan keras, biang keladinya ialah terhambatnya darah yang mengedarkan oksigen dan masuknya karbonmonoksida ke dalam tubuh.

Tapi apa mau dikata???

Seluruh dunia dari berbagai kalangan justru semakin banyak menjadi perokok. Lalu yang terjadi di Amerika waktu itu pemerintah menghendaki agar kesenangan mereka (perokok) jangan diganggu. Selain memberi kenikmatan yang murah ongkosnya, rokok-merokok juga memberi uang bagi kas negara dengan menarik cukai tembakau dari pabrik rokok tersebut. Hingga pada tahun 1965, Amerika Serikat mengeluarkan undang-undang yang mengatur penjualan rokok, karena pemerintah tentu kewalahan kalau mengatur si perokok. Akhirnya, semua pabrik rokok diimbau agar mencantumkan peringatan pada bungkus rokok tentang gangguan kesehatan akibat merokok. Tujuannya agar perokok enggan untuk merokok. Mulanya, pabrik rokok tidak setuju dengan himbauan pemerintah. Jelas tidak ada yang mau kalau menjual sesuatu yang mengandung peringatan agar tidak jadi beli! Baru, pada tahun 1972 para penghasil rokok setuju untuk mencantumkan peringatan pada pembungkus rokok tentang bahayanya merokok. Itupun karena penghasil rokok tahu kalau rokok akan terus menjadi idola semua lapisan masyarakat. Bahkan, anak dibawah umur juga sering kita jumpai sedang merokok. Dan tentu saja, peringatan terhadap larangan merokok sampai kapanpun hanya ‘lelucon’ buat para penggunanya. Karena hampir 80 persen dari seluruh dunia orang merokok. Hingga saat ini, rokok bukan menjadi kebiasaan yang menakutkan. Kecuali kesadaran kita sendiri.

Tidak ada komentar:


review http://mahesakujenar.blogspot.com on alexa.com
free counters

Followers

 
heramkempek © . Template by: SkinCorner. SEO By: Islamic Blogger Template