Jumat, 23 September 2011

MAKAN KETIKA LAPAR, BERHENTI SEBELUM KENYANG

Sabda Nabi SAW : "'Tiada tempat yang lebih buruk, yang dipenuhi anak Adam
daripada perutnya, cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat menyambung
hidupnya, jika hal itu tidak bisa dihindari maka masing-masing sepertiga
bagian untuk makanannya, minumnya dan nafasnya." (HR: Ahmad, An-Nasaa'i,
Ibnu Majah dan At-Tirmidzi )

Saudaraku yang dicintai Allah SWT, ada rumus untuk selalu sehat sepanjang
hidup : "Makan hanya ketika lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang".
Tidak hanya menyangkut tubuh, tapi juga keseluruhan mental sejarah. Ia
adalah aplikasi sekadar teori keilmuan tentang keefektifan dan efisiensi.

Selama ini pemahaman-pemahaman nilai budaya kita cenderung mentabukan perut.
Orang yang hidupnya terlalu profesional dan hanya mencari uang, kita sebut
"diperbudak oleh perut". Para koruptor kita gelari "hamba perut" yang
mengorbankan kepentingan Negara dan rakyat demi perutnya sendiri.

Padahal ia bukanlah hamba perut. Sebab, kebutuhan perut amat sederhana dan
terbatas. Ia sekadar penampung dan distributor sejumlah zat yang diperlukan
untuk memelihara kesehatan tubuh. Perut tidak pernah mempersoalkan, apakah
kita memilih nasi pecel atau pizza, lembur kuring atau masakan Jepang.

Yang menuntut lebih pertama-tama adalah lidah. Perut tidak menolak untuk
disantuni dengan jenis makanan cukup seharga seribu rupiah. Tetapi lidah
mendorong kita harus mengeluarkan sepuluh ribu, seratus ribu atau terkadang
sejuta rupiah.

Mahluk lidah termasuk yang menghuni batas antara jasmani dengan rohani. Satu
kaki lidak berpijak di kosmos jasmani, kaki lainnya berpijak di semesta
rohani. Dengan kaki yang pertama ia memanggul kompleks tentang rasa dan
selera; tidak cukup dengan standar 4 sehat 5 sempurna, ia membutuhkan
variasi dan kemewahan. Semestinya cukup di warung pojok pasar, tapi bagian
lidah yang ini memperkuda manusia untuk mencari berbagai jenis makanan,
inovasi, dan paradigma teknologi makanan, yang dicari ke seantero kota dan
desa. Biayanya menjadi ratusan kali lipat.

Dengan kaki lainnya lidah memikul penyakit yang berasal dari suatu dunia
misterius yang bernama mentalitas, nafsu, serta kecenderungan -kecenderungan
aneh yang menyilati budaya manusia. Makan yang dalam konteks perut hanya
berarti menjaga kesehatan, di kaki lida itu diperluas menjadi bagian dari
kompleks kultur, status sosial, gengsi, foedalisme, kepriyayian, serta
penyakit-penyakit kejiwaan komunitas manusia lainnya.

Kecenderungan ini membuat makan tidak lagi sekedar makan dengan konteks
perut dan kesehatan tubuh, melainkan dipalsuan, dimanipulir atau
diartifisialkan menajadi urusan kultur dan peradaban yang biayanya menjadi
sangat mahal.
Budaya artifisialisasi makan ini dieksploitasi dan kemudian dipacu oleh etos
industrialisasi segala bidang kehidupan, serta disahkkan oleh kepercayaan
budaya makan, pembaruan teknologi konsumsi, jenis makanannya, panggung
tempat makannya, nuansanya, lagu-lagu pengiringnya, pewarnaan meja kursi,
dindingnya hingga karaokenya.

Artifisialisasi budaya makan itu akhirnya menciptakan berbagai
ketergantungan manusia, sehingga agar selamat sejahtera dalam keterlanjuran
ketergantungan itu, manusia bernegosiasi di bursa efek, menyunat uang
proyek, memborong barang-barang, bahkan berperang membunuh satu sama lain.

Padahal perut hanya membutuhkan "makan ketika lapar dan berhenti makan
sebelum kenyang".

Maka yang bernama "makan sejati" ialah makan yang sungguh-sungguh untuk
perut. Adapun yang pada umumnya yang kita lakukan selama ini adalah "memberi
makan kepada nafsu". Perut amat sangat terbatas dan Allah mengajarinya untuk
tahu membatasi diri. Sementara nafsu adalah api yang tiada terhingga skala
pembesaran atau pemuaiannya. Jika filosofi makan dirobek dan dibocorkan
menuju banjir bandang nafsu tidak terbatas, jika ia diartifisialkan dan
dipalsukan dan tampaknya itulah satu bahan utama berbagai konflik dan
ketidakadilan sejarah ummat manusia, maka sesungguhnya itulah contoh paling
konkret dari terbunuhnya efisiensi dan keefektifan.

Rekayasa budaya makan pada masyarakat kita, dari naluri sehari-hari hingga
aplikasinya di pasal-pasal rancangan pembangunan jangka pendek dan jangka
panjang, mengandung inefisiensi atau keborosan dan keserakahan, yang
terbukti mengancam alam dan kehidupan manusia sendiri, disamping sangat tdak
efektif mencapai hakikat tujuan makan itu sendiri.

Saudaraku, terfikirkah kita ketika kita sedang menikmati sebuah hidangan
yang istimewa, bersyukurlah kita karena ada sekian juta saudara kita yang
bisa makan apa adanya.
smoga bermanfaat.

Rabu, 21 September 2011

Sajian Istimewa Anti Hijab

Sajian Istimewa Anti Hijab

Di Ibu Kota Kaum Sufi, tiba-tiba terpampang spanduk-spanduk yang
mengiklankan menu-menu restoran para Sufi. Para penempuh mulai tersenyum
hatinya, dan saling mendiskusikan, menu mana yang harus mereka kunjungi
untuk makan malam. Tiba-tiba para penempuh terjengah ketika memandang
spandung kecil, tapi cukup menonjol, agak tersembunyi di celah-celah spanduk
besar yang ada. "Nikmati Sajian Istimewa Menu Anti Hijab."

Para penempuh tiba-tiba hasrat ruhaninya lapar seketika, disertai dahaga
yang memuncak. Qalbunya gemetar, nafsunya tunduk patuh di depan tulisan itu.
Ketika membaca iklan itu, airmata mereka sudah meleleh. "Astaghfirullahal
'Adziim…!" begitu mereka serentak mendesahkan jiwanya.

Di depan gerbang Kafe Sufi antrian panjang sampai ribuan orang. Mereka
membeli tiket khusus untuk mendapatkan "Menu Anti Hijab", dan mereka harus
membeli tiket itu dengan Puasa 10 hari lamanya, dan jika ingin dapat VIP,
puasanya 41 hari, penuh dengan keikhlasan yang murni.

Yang dapat Free Pass juga ada, antara lain wartawan Cahaya Sufi,
he..he..he…Walau sedikit nakal, dimaklumi, namanya juga wartawan. Tetap saja
dapat perlakuan khusus.
Seorang pelayan yang elok rupawan jiwanya, mulai melayani mereka. Semakin
mereka berebut, malah semakin mereka terlempar ke belakang. Karena menu ini
tidak boleh dimakan dengan hawa nafsu, sebab kalau memakan dengan hawa
nafsunya malah ia terhijab dan tersiksa. Bahkan siapa yang ingin coba-coba,
ingin iseng, langsung terhempas dalam kehancurannya.

Para pelayan, akhirnya harus memilih, siapa yang lebih pasrah dan lebih
ridho, lebih ikhlas dan lebih cinta kepada Allah swt, langsung dipersilakan.
Musik Istighfar, deru konser sholawat dan nada kalimah thoyyibah, berpadu
dalam musik Kafe Sufi ini, khusus mengantar sajian-sajian menunya.

Para penatang yang tiba sebenarnya tidak ingin sekadar menikmati menu-menu
di sana, tapi bagaimana caranya memasak dan resep menu di sajian istimewa
kali ini.
Seorang pelayan datang menyodorkan menu-menu utama. Diatas kertas tertulis
"Hijab adalah Siksaan yang menjauhkan dirmu dengan Allah."

Lalu di kertas itu pula tertuang menu-menu sajian Anti Hijab:
Masuklah dapur menu masakan anti hijab ini dengan menutup mata kepala dari
kain yang dipintal dari semesta lahir batin, agar segala hal selain Allah
tertutup.
Ambillah air istighfar untuk direbus dulu dengan api kesadaran taubah.
Cucilah tangan anda dan segala alat-alat dengan air keikhlasan, dicuci dari
kotoran memandang amal baik dan ibadah. Sebab memandang amal sendiri itu
adalah lapisan hijab.

Buang semua rasa takjub pada diri sendiri dan hasrat selain Allah.
Masukkanlah ke dalam kendhil yang sudah mulai mendidih dan menggemuruhkan
dzikrullah dibalik bunyi air mendidih itu, sejumlah dedaunan dari pohon
ma'rifat, yang ditanam di bumi yaqin, dan cabang-cabangnya tumbuh menjulang
ke langit Ilahi.

Jangan lupa garamnya yang dari samudera Quthubus Sab'ah (Samudera tempat
berenangnya Tujuh Quthub dunia).
Beri pemanis dengan sesendok gula harapan, anugerah dan indahnya beribadah.
Nah, sekarang para konsumen mulai diingatkan agar tidak memasuki wilayah
hijab yang tirainya sangat gelap gulita apalagi dibalik tirainya semakin
gulita mengerikan.

Musibah terbesar manusia adalah hijab. Semua ini akan terbuka, berganti
Cahaya Ma'rifah yang agung. Ketika terbuka, akal jadi cerdas, pikiran jadi
jernih, hati jadi terang benderang, ruh berhembus kencang menuju Allah, dan
Sirr menikimati kemesraan dengan Sang Kekasih di Kafe ini.

Selasa, 20 September 2011

wanita Shalihah

bismillahirahmanirahim

Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada
aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja
bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri.

MULIALAH wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya
dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan
menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan
Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik
perhiasan adalah wanita shalihah". (HR. Muslim).
Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita
shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia
selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air
wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah
memperbanyak bacaan Al-Quran.

Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam
sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan
menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap
tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan
bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari
kemampuannya menjaga diri (iffah).

Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun,
senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya
diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan
tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain.
Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya
akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang
ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan
bagi dirinya maupun orang lain.
Ia juga selalu menjaga akhlaknya. Salah satu ciri bahwa imannya kuat adalah
kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur
kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu
yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin
kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa
malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.

Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia
gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi
fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang
bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah
yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.

Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan
pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian
dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan
keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make up apa pun yang
dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia "polos"
tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan
menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.

Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar
dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka. Bahkan kita bisa
mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan
kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu
bagi suami dan anak-anak.

Contoh pula Siti Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung
setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau
berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah.
Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak
disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal.

Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang pelajar yang
baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang
mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita
shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor
keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan,
keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi
sesuatu yang tersembunyi.

Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah. Shalihah atau
tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah.
Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah
menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja
putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang
bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas
ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, "Jika kita
ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di
sekelilingnya."

Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita
pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang
wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki
di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini,
wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari
belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Wanita adalah tiang Negara.
Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti
bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang
tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.

Kita tinggal memilih, apakah akan menjadi tiang yang kuat atau tiang yang
rapuh? Jika ingin menjadi tiang yang kuat, kaum wanita harus terus berusaha
menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah.
Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara
farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita
kita

"Tiadalah seorang istri menjadi shalihah melainkan ia mentaati suami karena
Allah, ia berdandan hanya untuk sang suami, ia menjaga kehormatan dan harta
suami, ia mengasuh, mendidik dan membesarkan anak-anak dengan sentuhan
agama, bimbingan dan pengajaran kepada anak-anaknya adalah al Quran,
nasehatnya adalah kalimat zikir, senyum nya surga, inilah wanita yang d
cinta surga"

semoga bermanfaat

Mutiara Hikmah Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad (Part 2)

"Jika engkau melihat seorang yang berilmu dapat memberikan manfaat dengan
ucapannya, tetapi perbuatannya tidak dapat diteladani, maka dia memiliki
kekurangan. Jika engkau melihat seorang penuntut ilmu mampu mengambil
manfaat dari apa yang ia dengar, tetapi tidak dapat belajar dari perbuatan
(contoh-contoh) nyata, maka dia juga memiliki kekurangan. Jika engkau
melihat penuntut ilmu mampu memetik manfaat dari ucapan gurunya dan tidak
mampu belajar dari perilaku gurunya, maka lihatlah terlebih dahulu bagaimana
gurunya. Jika perilaku gurunya ternyata tidak ada yang dapat dicontoh, maka
pantaslah dia bersikap demikian. Dan jika ternyata perilaku sang guru baik
tetapi si murid yang tidak mampu mencontohnya, maka jangan anggap ia sebagai
muridnya"

"Dosa seseorang yang tidak mendermakan harta bukan pada tempatnya lebih
banyak daripada dia yang enggan mendermakan harta kepada orang yang berhak
menerimanya"

"Barangsiapa menyimpan sesuatu yang ia tahu bahwa memginfakkannya lebih
baik, maka dia adalah orang yang mengutamakan dunia"

"Jika memandang orang-orang yang mengutamakan dunia akan menghapus rasa
cinta akhirat dalam hati, lalu bagaimana halnya dengan orang yang duduk dan
bergaul dengan mereka ?!"

"Barangsiapa meniggalkan sesuatu yang pasti demi sesuatu yang belum pasti,
maka dia adalah seorang yang sangat bodoh. Dan barangsiapa berpegang pada
keraguan padahal dia dapat berpegang pada sesuatu yang pasti, maka dia
adalah seorang yang pandir (bingung)"

"Topik pembicaraan seorang yang berilmu terhadap kaum mukminin awam
hendaknya mengacu pada tiga topik berikut, PERTAMA mengingatkan mereka akan
berbagai nikmat yang diberikan Allah. KEDUA mengajak mereka untuk selalu
taat kepada Allah. KETIGA menghimbau mereka untuk tidak bermaksiat kepada
Allah. Seorang berilmu yang berbicara kepada kaum awam di luar ketiga topik
ini, maka dia adalah seorang penebar fitnah"

"Rasa rakus kepada dunia timbul dari tiga hal, PERTAMA memandang indah
dunia. Inilah yang mendorong manusia untuk hidup selama-lamanya demi
menikmati keindahan itu. KEDUA penghormatan manusia kepada mereka yang
berharta. Inilah yang menyebabkan manusia suka berbangga dan bersaing harta.
KETIGA prasangka bahwa tanpa dunia dia tidak dapat hidup. Inilah yang
menyebabkan manusia maenjadi kikir dan takut miskin"

"Orang yang paling bodoh adalah dia yang pengetahuannya tentang keluasan
rahmat Allah justru membuatnya semakin berani bermaskiat kepada-Nya"

"Permisalan orang yang berbuat dosa dengan niatan untuk kemudian bertobat
adalah seperti orang yang mengotori tubuh dan pakaiannya denagn niat untuk
mandi setelahnya. Seharusnya dia tidak bersikap demikian, tetapi berusaha
dengan sekuat tenaga agar tubuh dan pakaiannya tidak kotor. Kemudian jika
ternyata dia lalai dan secara tidak sengaja mengotori tubuh dan pakaiannya,
maka dia akan segera membersihkannya"

"Persaudaraan di jalan Allah adalah ibarat sebuah pohon, dia perlu disiram.
Saling berkunjung merupakan air yang digunakan untuk menyiraminya. Tolong
menolong dalam perbuatan baik dan ketakwaan merupakan buahnya. Sebuah pohon
yang tidak akan disiram akan layu, dan yang tidak menghasilkan buah akan
ditebang"

"Merendahkan diri ketika memiliki kedudukan tinggi, menampakkan kecukupan
ketika berada dalam kekurangan dan hidup sederhana ketika memiliki kekayaan,
merupakan wujud dari akhlak mulia"

"Bukanlah sesuatu yang sangat istimewa jika sesorang merasa kurang amal
sedangkan dia benar-benar berada dalam kekurangan. Tetapi, sesuatu yang
istimewa adalah jika dia merasa kurang amal padahal dia telah berusaha
secara maksimal"

"Pada awalnya kebaikan itu terasa pahit dan akhirnya kelak manis. Kebaikan
dapat diibaratkan sebagai seorang pendaki gunung. Seorang pendaki gunung
baru bisa merasakan kenyamanan setelah mencapai puncak. Sebaliknya, pada
awalnya keburukan itu terasa manis dan akhirnya pahit. Keburukan dapat
diibaratkan sebagai seseorang yang jatuh dari puncak gunung atau atap sebuah
rumah, dia baru akan merasakan sakit setelah menyentuh tanah"

"Jangan kau anggap saudara sesorang yang mampu menolongmu tetapi dia tidak
mau melakukannya"

"Jangan berteman kecuaali dengan orang yang kau mampu penuhi hak-haknya dan
tidak membuatmu menuntutnya untuk memenuhi hak-hakmu. Sebab sebelum kau
minta, dia telah memenuhi hak-hakmu dengan sempurna"

"Muliakanlah teman-temanmu dengan sesuatu yang dapat kau lakukan secara
berkesinambungan. Jika tidak, apa yang kau lakukan itu justru kelak akan
menjadi penyebab putusnya hubunganmu dengan mereka"

"Setan lebih bersemangat untuk menyesatkan orang yang berilmu ketimbang
orang bodoh, sebab jika seorang berilmu yang tersesat akan menyesatkan orang
lain. Sedangkan orang bodoh yang tersesat tidak akan menyesatkan orang lain"

"Barangsiapa di kala senang suka memujimu dengan kebaikan yang tidak pernah
kau lakukan, maka saat marah nanti dia pasti akan mencelamu dengan keburukan
yang tidak pernah kau lakukan"

"Seseorang yang meremehkan sesuatu perkara merupakan tanda bahwa dia akan
meninggalkannya"

"Barangsiapa suka dipuji dengan kebaikan yang tidak dimilikinya dan tidak
suka dicela dengan keburukan yang dilakukannya, sehingga ia menyukai orang
yang memujinya dan membenci orang yang mencelanya, maka dia seorang yang
teramat sangat bodoh"

"Di dunia ini tidak ada makhluk yang lebih bodoh dari seseorang yang
mengetahui sesuatu yang baik tetapi dia tidak mengrjakannya dan mengetahui
yang buruk tetapi justru melakukannya"

"Salah satu dosa besar yang bersifat dhohir adalah jika engkau mengharapkan
dari teman-temanmu dunia sedangkan mereka mengharapkan darimu akhirat"

"Jika engkau ingin menjadi manusia yang merdeka (tidak diperbudak oleh
sesuatu), maka tinggalkanlah segala sesuatu yang jika tidak kau tinggalkan
dengan sukarela, kelak akan kamu tinggalkan secara paksa"

"Biarkan anak-anak mengahbiskan semua keinginannya untuk bermain-main
sekarang, selagi ia masih berada dalam usia untuk bermain-main. Jika hal ini
tidak dilakukan, maka kelak (saat dewasa) ia akan kembali bermain-main pada
saat yang seharusnya ia tidak patut bermain-main"

"Betapa sering sesuatu (amal) yang sedikit menjadi bernilai banyak karena
niat yang baik dan betapa sering sesuatu (amal) yang banyak menjadi sedikit
(nilainya) karena niat yang buruk"

"Jika engkau memohon agar sesuatu itu terwujud di saat yang terbaik dengan
selamat dan lembut"

"Salah satu keburukan yang terdapat pada manusia zaman ini adalah mereka
lebih suka mencontoh kekurangan atau keburukan sesorang daripada meneladani
kebaikan dan keindahan budinya"

"Tidak akan merasakan nikmatnya membaca Al-Qur`an kecuali dia yang memiliki
mata hati yang jernih dan bercahaya"

"Amal yang bernilai tinggi adalah amal yang dianggap kecil dan dipandang
remeh oleh nafsu. Adapun amal yang dipandang mulia dan bernilai oleh nafsu,
pahalanya dapat sirna, baik karena pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun
karena orang lain yang berada di sekitarnya"

"Salah satu bentuk tipu daya setan yang sangat halus adalah ia berupaya
menjauhkanmu dari sebuah kebaikan dengan menyibukkan dirimu untuk melakukan
kebaikan lain di saat engkau sedang melakukan sebuah kebaikan, sehingga
engkau tidak dapat melakukan kebaikan yang pertama tadi dengan sempurna"

"Jika seorang hamba merasakan dalam dirinya terdapat ajakan untuk melakukan
ketaatan dan seruan untuk membenci kemaksiatan, maka hatinya bercahaya"

"Orang yang berperangai buruk adalah sesorang yang kendati kamu santuni,
kamu senagnkan hatinya dan berlemah lembut kepadanya, maka ia tetap tidak
akan pernah merasa puas (tidak akan pernah merasa senang), bahkan ia selalu
marah kepadamu"

"Jangan sekali-kali engkau meminta suatu jabatan kepemimpinan. Sebab jika
engkau peroleh jabatan itu atas permintaanmu, maka ia akan dibebankan
kepadamu. Namun jika jabatan itu engkau peroleh tanpa permintaan darimu,
niscaya Allah akan memberi pertolongan-Nya kepadamu"

"JADILAH ENGKAU PEMAAF DAN PERINTAHKANLAH ORANG UNTUK MENGERJAKAN YANG
MA`RUF, SERTA BERPALINGLAH DARI ORANG-ORANG YANG BODOH"

(QS. AL-A`RAF:199)

{Dipetik dari buku SETETES HIKMAH (kumpulan Nasihat Al Imam Al Habib
Abdullah bin Alwi Al Haddad) oleh Al Habib Naufal bin Muhammad Al-`Aidrus}

Mutiara Hikmah Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad (Part 1)

"Bagaimana seseorang dapat disebut sebagai mukmin, jika dia berusaha
menyenangkan manusia dengan sesuatu yang membuat Allah itu murka"

"Kasih sayang (persahabatan) yang dipaksakan tidak akan bertahan lama"

"Barangsiapa menempatkan dirinya di hadapan Allah seperti budak di hadapan
tuannya, maka dia akan meraih semua kesempurnaan"

"Barangsiapa yang tidak merasa cukup dengan sedikit harta yang dimilikinya,
maka harta yang banyak pun tidak akan pernah membuatnya puas. Barangsiapa
tidak mengamalkan sedikit ilmu yang dimilikinya, maka ketika memiliki ilmu
yang banyak pun dia tidak akan mengamalkannya"

"Tidak ada yang dapat menghibur seseorang yang mengalami musibah seperti
menceritakan keadaan orang-orang yang bernasib sama dengannya"

"Seseorang yang terbiasa menggagalkan niat-niat baik yang telah ia tetapkan,
maka dia tidak akan memperoleh karunia-karuina yang besar"

"Seseorang hamba tidak akan mencapai hakikat iman sebelum dia merasakan
nikmatnya memenuhi keinginan nafsu mereka"

"Beban menyimpan rahasia lebih ringan daripada perasaan khawatir akan
terbongkarnya rahasia yang kau ceritakan kepada seseorang"

"Tanda terjelas kesempurnaan akal seseorang adalah jika dia tidak
berkeberatan untuk memuji teman-temannya. Tanda terjelas kerendahan hati
seseorang adalah jika ia rela diletakkan di akhir padahal ia layak untuk
diletakkan di depan. Dan tanda terjelas keikhlasan sesorang adalah jika ia
tidak memperdulikan kebencian masyarakat demi mencapai keridhaan Allah"

"Jangan mempercayai ucapan jiwa yang menyatakan bahwa menjadi kaya atau
miskin baginya sama saja, sebelum kau uji dia. Jika bukti tidak
diperdulikan, tentu setiap orang akan mengakui sesuatu yang tidak dia
miliki. Buktilah yang akan membedakan siapa yang jujur dan siapa yang
berdusta"

"Barangsiapa mudah mewujudkan cita-cita akhiratnya dan sulit menggapai
cita-cita dunianya, maka dia adalah Pewaris Nabi. Dan barangsiapa mudah
mencapai keinginan dunianya dan sulit menggapai kepentingan akhiratnya, maka
dia termasuk orang-orang yang tertipu. Dan barangsiapa sulit mewujudkan
kepentingan akhirat dan dunianya, maka dia dalah orang yang dimurkai"

"Seburuk-buruk orang miskin adalah dia yang ingin menjadi kaya (karena tidak
rela menjadi orang miskin. Sedangkan sebaik-baik orang kaya adalah dia yang
tidak berkeberatan untuk menjadi orang miskin"

"Seorang dai yang menyeru manusia ke jalan Allah, tidak akan menjadi
sempurna sebelum ucapan dan perbuatannya menjadi suri tauladan bagi seluruh
alam"

"Barangsiapa senang dipuji dengan kebaikan yang tidak pernah dia lakukan,dan
benci dicaci atas keburukan yang ia lakukan,maka dia adalah seorang yang
suka pamer (riya)"

"Manusia sering tidak mampu membedakan rasa malu yang terpuji dengan sifat
pengecut yang tercela. Perasaan malu yang mencegahmu dari berbuat baik dan
mendorongmu untuk bermaksiat, dia adalah sifat pengecut yang tercela, bukan
rasa malu yang terpuji. Sebab rasa malu akan selalu membawa kebaikan"

"Barangsiapa mudah berdusta ketika merasa takut kepada sesuatu, maka ketika
menginginkan sesuatu dia pun akan berdusta"

"Ada 3 jenis tanah, PERTAMA, tanah yang jika diberi air mampu menumbuhkan
rumput. Inilah permisalan manusia yang mampu memahami ilmu yang
dipelajarinya. Sebagaimana air akan membuat tanah menjadi subur, maka
kecerdasan akan memudahkan manusia untuk memperoleh ilmu. KEDUA, tanah yang
mampu menyimpan air, tetapi tidak dapat menumbuhkan rumput. Inilah
permisalan manusia yang tidak memiliki kemampuan untuk menghafal, tetapi
tidak dapat memahami apa yang dia hafal. Jika engkau melihat seorang berilmu
yang tidak mampu memahami lebih dari apa yang ia dengar, maka dia akan masuk
ke dalam kelompok kedua ini. Tetapi, jika dia mampu memahamai lebih dari apa
yang ia dengar maka ia masuk dalam kelompok pertama. KETIGA, tanah yang
tidak mampu menumbuhkan rumput maupun menyimpan air. Inilah permisalan
manusia yang tidak memiliki kemampuan menghafal maupun memahami, mengajarkan
ilmu kepadanya justru menyia-nyiakan ilmu itu sendiri. Bukankah seseorang
yang memiliki tanah yang tidak mampu menumbuhkan rumput maupun air tidak
akan mengairi tanahnya ?! bukankah dia berpikir bahwa mengairinya merupakan
suatu perbuatan yang sia-sia ?! Begitu pula ilmu, seharusnya tidak ia
ajarkan kepada orang yang akan menyia-nyiakannya. Inilah sikap yang lebih
utama."

"Jika nafsu mengajakmu untuk memenuhi keinginannya, maka jangan kau katakan,
`Akan kupenuhi keinginannya sekali ini saja agar ia tidak terus-menerus
menuntut hatiku`. Sebab sekali kau penuhi keinginannya, maka dia akan
memintamu untuk memenuhi keinginannya yang lebih besar lagi"

Senin, 19 September 2011

TINGGALKAN DENGKI

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata: "Saat kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wa Sallam, beliau bersabda, ’akan datang kepada kalian sekarang ini seorang laki-laki penghuni surga’. Tiba-tiba ada seorang laki-laki dari kaum anshar yang datang sementara bekas air wudhu masih
mengalir di jenggotnya, sedang tangan kirinya memegang terompah.
Keesokan harinya Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wa Sallam
mengatakan seperti perkataanya yang kemarin. Lalu muncullah laki-laki itu lagi persis seperti kedatangannya pertama kali. Di hari ketiga Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wa Sallam mengatakannya lagi dan datanglah laki-laki itu lagi seperti kedatangannya pertama kali. Setelah Rasulullah beranjak abdullah bin amr bin Ash membuntuti laki-laki tadi sampai kerumahnya. Lalu abdullah berkata, ’Aku telah bertengkar dengan ayahku, kemudian aku bersumpah untuk tidak mendatanginya selama tiga hari. Bila kau setuju aku mau tinggal bersamamu sampai tiga hari.’ Dia menjawab, ‘ya,
boleh.'

Anas berkata: Abdullah menceritakan bahwa ia telah menginap di tempat laki-laki itu selama tiga hari. Dia lihat orang itu sama sekali tidak bangun malam (tahajjud). Hanya saja, setiap kali ia terjaga dan menggeliat di atas ranjangnya, dia selalu membaca dzikir dan takbir sampai dia bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Selain itu, kata abdullah, ‘aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik. Setelah tiga malam berlalu dan hampir saja aku
menyepelekan amalnya, aku terusik untuk bertanya, ‘wahai hamba allah, sesungguhnya tidak pernah terjadi pertengkaran antara aku dan ayahku, aku hanya mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wa Sallam berkata tentang dirimu tiga kali, bahwa akan datang kepada kalian ini seorang laki-laki penghuni surga dan sebanyak tiga kali itu kaulah yang datang. Maka akupun ingin bersamamu agar aku bisa melihat apakah amalanmu itu dan nanti akan aku tiru.

Tetapi ternyata kau tidak terlalu banyak beramal. Apakah sebenarnya yang membuatmu bisa mencapai seperti apa yang disabdakan Rasulullah Shallallaahu 'alayhi wa Sallam?’. Maka dia menjawab, “Aku tidak mempunyai amalan kecuali seperti apa yang engkau lihat sendiri.’

Ketika aku hendak berpaling pergi, dia memanggilku lalu berkata, ‘benar amalanku hanya yang kau lihat sendiri, hanya saja aku tidak mendapatkan sifat curang terhadap seorang pun dari kaum muslimin. Aku juga tidak iri atas karunia Allah Subhanahu wa Ta'ala yang diberikan kepadanya’. Maka Abdullah bin Amr berkata, ‘inilah amalan yang telah menyampaikanmu pada derajat tinggi dan inilah yang berat untuk kami lakukan. (Abu Abdurrahman) Riwayat Ahmad, Al-Musnad 3/166.

Berkata Al-Hafidh Al-‘Iraqi, sanadnya shahih sesuai dengan sarat Al-Bukhari dan Muslim.

Minggu, 18 September 2011

Hak-hak dan kewajiban suami-istri

Ini semua saya dapat dari buku “Petunjuk Sunnah dan Adab Sehari-hari Lengkap” karangan H.A. Abdurrahman Ahmad.

Hak Bersama Suami Istri
- Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21)
- Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa’: 19, Al-Hujuraat: 10)
- Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa’: 19)
- Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)

Adab Suami Kepada Istri .
- Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama. (At-taubah: 24)
- Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah dan Rasul-Nya. (At-Taghabun: 14)
- Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-Furqan: 74)

Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah:
Membayar mahar, Memberi nafkah (makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)

- Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara berurutan:
(a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang tidak menyakitkan. (An-Nisa’: 34)

‘Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada suami dalam hal ketaatan kepada Allah.

- Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi)
- Suami tidak boleh kikir dalam menafkahkan hartanya untuk istri dan anaknya. (Ath-Thalaq: 7)
- Suami dilarang berlaku kasar terhadap istrinya. (Tirmidzi)
- Hendaklah jangan selalu mentaati istri dalam kehidupan rumah tangga. Sebaiknya terkadang menyelisihi mereka. Dalam menyelisihi mereka, ada keberkahan. (Baihaqi, Umar bin Khattab ra., Hasan Bashri)

- Suami hendaknya bersabar dalam menghadapi sikap buruk istrinya. (Abu Ya’la)
- Suami wajib menggauli istrinya dengan cara yang baik. Dengan penuh kasih sayang, tanpa kasar dan zhalim. (An-Nisa’: 19)
- Suami wajib memberi makan istrinya apa yang ia makan, memberinya pakaian, tidak memukul wajahnya, tidak menghinanya, dan tidak berpisah ranjang kecuali dalam rumah sendiri. (Abu Dawud).
- Suami wajib selalu memberikan pengertian, bimbingan agama kepada istrinya, dan menyuruhnya untuk selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya. (Al-Ahzab: 34, At-Tahrim : 6, Muttafaqun Alaih)
- Suami wajib mengajarkan istrinya ilmu-ilmu yang berkaitan dengan wanita (hukum-hukum haidh, istihadhah, dll.). (AI-Ghazali)
- Suami wajib berlaku adil dan bijaksana terhadap istri. (An-Nisa’: 3)
- Suami tidak boleh membuka aib istri kepada siapapun. (Nasa’i)
- Apabila istri tidak mentaati suami (durhaka kepada suami), maka suami wajib mendidiknya dan membawanya kepada ketaatan, walaupun secara paksa. (AIGhazali)
- Jika suami hendak meninggal dunia, maka dianjurkan berwasiat terlebih dahulu kepada istrinya. (AI-Baqarah: ?40)

Adab Isteri Kepada Suami
- Hendaknya istri menyadari dan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34)
- Hendaknya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228)
- Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’: 39)
- Diantara kewajiban istri terhadap suaminya, ialah:
a. Menyerahkan dirinya,
b. Mentaati suami,
c. Tidak keluar rumah, kecuali dengan ijinnya,
d. Tinggal di tempat kediaman yang disediakan suami
e. Menggauli suami dengan baik. (Al-Ghazali)
- Istri hendaknya selalu memenuhi hajat biologis suaminya, walaupun sedang dalam kesibukan. (Nasa’i, Muttafaqun Alaih)
- Apabila seorang suami mengajak istrinya ke tempat tidur untuk menggaulinya, lalu sang istri menolaknya, maka penduduk langit akan melaknatnya sehingga suami meridhainya. (Muslim)
- Istri hendaknya mendahulukan hak suami atas orang tuanya. Allah swt. mengampuni dosa-dosa seorang Istri yang mendahulukan hak suaminya daripada hak orang tuanya. (Tirmidzi)
- Yang sangat penting bagi istri adalah ridha suami. Istri yang meninggal dunia dalam keridhaan suaminya akan masuk surga. (Ibnu Majah, TIrmidzi)
- Kepentingan istri mentaati suaminya, telah disabdakan oleh Nabi saw.: “Seandainya dibolehkan sujud sesama manusia, maka aku akan perintahkan istri bersujud kepada suaminya" (Timidzi)
- Istri wajib menjaga harta suaminya dengan sebaik-baiknya. (Thabrani)
- Istri hendaknya senantiasa membuat dirinya selalu menarik di hadapan suami (Thabrani)
- Istri wajib menjaga kehormatan suaminya baik di hadapannya atau di belakangnya (saat suami tidak di rumah). (An-Nisa’: 34)

Ada empat cobaan berat dalam pernikahan, yaitu: (1) Banyak anak (2) Sedikit harta (3) Tetangga yang buruk (4) Istri yang berkhianat {hasan basri}

Wanita mukminah hanya diperboleh berkabung untuk suaminya sendiri selama 4 bulan 10hari (Mutafaqun alaih).

Wanita dan laki-laki mukmin wajib menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluannya (an-nur 30-31).

Semoga bermanfaat yah :) untuk keterangan selengkapnya silahkan lihat pada buku "halal dan haram" Dr. YUsuf Qordhowi.

review http://mahesakujenar.blogspot.com on alexa.com
free counters

Followers

 
heramkempek © . Template by: SkinCorner. SEO By: Islamic Blogger Template