Selasa, 12 Januari 2010

BERPAKAIAN TAPI TELANJANG

Saat ini sangat berbeda dengan beberapa tahun silam. Sekarang para wanita sudah banyak yang mulai membuka aurat. Bukan hanya kepala yang dibuka atau telapak kaki, yang di mana kedua bagian ini wajib ditutupi. Namun, sekarang ini sudah banyak yang berani membuka paha dengan memakai celana atau rok setinggi betis. Ya Allah, kepada Engkaulah kami mengadu, melihat kondisi zaman yang semakin rusak ini. Kami tidak tahu beberapa tahun mendatang, mungkin kondisinya akan semakin parah dan lebih parah dari saat ini. Mungkin beberapa tahun lagi, berpakaian ala barat yang transparan dan sangat memamerkan aurat akan menjadi budaya kaum muslimin. Semoga Allah melindungi keluarga kita dan generasi kaum muslimin dari musibah ini.
Tanda Benarnya Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Hadits ini merupakan tanda mukjizat kenabian. Kedua golongan ini sudah ada di zaman kita saat ini. Hadits ini sangat mencela dua golongan semacam ini. Kerusakan seperti ini tidak muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karena sucinya zaman beliau, namun kerusakan ini baru terjadi setelah masa beliau hidup (Lihat Syarh Muslim, 9/240 dan Faidul Qodir, 4/275). Wahai Rabbku. Dan zaman ini lebih nyata lagi terjadi dan kerusakannya lebih parah.
Saudariku, pahamilah makna ‘kasiyatun ‘ariyatun’

An Nawawi dalam Syarh Muslim ketika menjelaskan hadits di atas mengatakan bahwa ada beberapa makna kasiyatun ‘ariyatun.

Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.

Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.

Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.

Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)

Pengertian yang disampaikan An Nawawi di atas, ada yang bermakna konkrit dan ada yang bermakna maknawi (abstrak). Begitu pula dijelaskan oleh ulama lainnya sebagai berikut.
Ibnu ‘Abdil Barr rahimahullah mengatakan, “Makna kasiyatun ‘ariyatun adalah para wanita yang memakai pakaian yang tipis yang menggambarkan bentuk tubuhnya, pakaian tersebut belum menutupi (anggota tubuh yang wajib ditutupi dengan sempurna). Mereka memang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka telanjang.” (Jilbab Al Mar’ah Muslimah, 125-126)

Al Munawi dalam Faidul Qodir mengatakan mengenai makna kasiyatun ‘ariyatun, “Senyatanya memang wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya dia telanjang. Karena wanita tersebut mengenakan pakaian yang tipis sehingga dapat menampakkan kulitnya. Makna lainnya adalah dia menampakkan perhiasannya, namun tidak mau mengenakan pakaian takwa. Makna lainnya adalah dia mendapatkan nikmat, namun enggan untuk bersyukur pada Allah. Makna lainnya lagi adalah dia berpakaian, namun kosong dari amalan kebaikan. Makna lainnya lagi adalah dia menutup sebagian badannya, namun dia membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutupi) untuk menampakkan keindahan dirinya.” (Faidul Qodir, 4/275)

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibnul Jauziy. Beliau mengatakan bahwa makna kasiyatun ‘ariyatun ada tiga makna.

Pertama: wanita yang memakai pakaian tipis, sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita seperti ini memang memakai jilbab, namun sebenarnya dia telanjang.

Kedua: wanita yang membuka sebagian anggota tubuhnya (yang wajib ditutup). Wanita ini sebenarnya telanjang.

Ketiga: wanita yang mendapatkan nikmat Allah, namun kosong dari syukur kepada-Nya. (Kasyful Musykil min Haditsi Ash Shohihain, 1/1031)

Kesimpulannya adalah kasiyatun ‘ariyat dapat kita maknakan: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya dan wanita yang membuka sebagian aurat yang wajib dia tutup.
Tidakkah Engkau Takut dengan Ancaman Ini

Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Memakaian pakaian tetapi sebenarnya telanjang, dikatakan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”
Perhatikanlah saudariku, ancaman ini bukanlah ancaman biasa. Perkara ini bukan perkara sepele. Dosanya bukan hanya dosa kecil. Lihatlah ancaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas. Wanita seperti ini dikatakan tidak akan masuk surga dan bau surga saja tidak akan dicium. Tidakkah kita takut dengan ancaman seperti ini?

An Nawawi rahimahullah menjelaskan maksud sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘wanita tersebut tidak akan masuk surga’. Inti dari penjelasan beliau rahimahullah:
Jika wanita tersebut menghalalkan perbuatan ini yang sebenarnya haram dan dia pun sudah mengetahui keharaman hal ini, namun masih menganggap halal untuk membuka anggota tubuhnya yang wajib ditutup (atau menghalalkan memakai pakaian yang tipis), maka wanita seperti ini kafir, kekal dalam neraka dan dia tidak akan masuk surga selamanya.
Dapat kita maknakan juga bahwa wanita seperti ini tidak akan masuk surga untuk pertama kalinya. Jika memang dia ahlu tauhid, dia nantinya juga akan masuk surga. Wallahu Ta’ala a’lam. (Lihat Syarh Muslim, 9/240)

Jika ancaman ini telah jelas, lalu kenapa sebagian wanita masih membuka auratnya di khalayak ramai dengan memakai rok hanya setinggi betis? Kenapa mereka begitu senangnya memamerkan paha di depan orang lain? Kenapa mereka masih senang memperlihatkan rambut yang wajib ditutupi? Kenapa mereka masih menampakkan telapak kaki yang juga harus ditutupi? Kenapa pula masih memperlihatkan leher?!

Sadarlah, wahai saudariku! Bangkitlah dari kemalasanmu! Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Mulailah dari sekarang untuk merubah diri menjadi yang lebih baik ....

Baca artikel selanjutnya "Syarat-syarat Pakaian Muslimah yang Sempurna"

***

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

obat ketika merindu

Tak bisa disangkal, manusia akan selalu bersentuhan dengan cinta. Sementara kecintaan memberikan buah kerinduan. Orang yang mencinta akan rindu kepada orang yang dicintainya.

Kerinduan kepada kekasih, seringkali membekaskan duka. Karena sudah tahu bahwa pacaran bukanlah jalan yang halal untuk ditempuh, maka nikahlah satu-satunya yang jadi pilihan. Padahal si pria belum mampu memberi nafkah lahir. Wanita pun masih muda dan dituntut oleh orang tua untuk menyelesaikan sekolah atau meraih gelar. Akhirnya, karena tidak kesampaian untuk nikah, maka pacaran terselubung sebagai jalan keluar karena tidak kuat menahan rasa rindu pada si dia. Lewat chatting, inbox FB atau sms jadi jalur alternatif.

Inilah yang dialami pemuda masa kini. Mungkin juga dialami para aktivis dakwah. Agar dikira tidak melalui pacaran, maka sms dan chatting yang jadi pilihan. Seharusnya rasa rindu ini bisa dipendam dengan melakukan beberapa kiat yang akan kami utarakan[1]. Semoga Allah senantiasa memberi taufik.

Terapi dari Rasa Rindu dengan Segera Nikah

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ

“Wahai para pemuda, barangsiapa yang memiliki baa-ah[2], maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagai obat pengekang baginya.”[3]

Yang dimaksud dengan syabab (pemuda) di sini adalah siapa saja yang belum mencapai usia 30 tahun. Inilah pendapat ulama-ulama Syafi’iyah.[4]

Secara bahasa, baa-ah bermakna jima’ (berhubungan suami istri). Sedangkan mengenai makna baa’ah dalam hadits di atas terdapat ada dua pendapat di antara para ulama, namun intinya kembali pada satu makna.

Pertama: makna baa-ah adalah sebagaimana makna secara bahasa yaitu jima’. Sehingga makna hadits adalah barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berjima’ karena mampu memberi nafkah nikah, maka menikahlah. Barangsiapa yang tidak mampu berjima’ karena ketidakmampuannya memberi nafkah, maka hendaklah ia memperbanyak puasa untuk menekan syahwatnya dan untuk menghilangkan angan-angan jeleknya.

Pendapat kedua: makna baa-ah adalah kemampuan memberi nafkah. Dimaknakan demikian karena konsekuensi dari seseorang mampu berjima’, maka tentu ia harus mampu memberi nafkah. Sehingga makna hadits adalah barangsiapa yang telah mampu memberi nafkah nikah, maka hendaklah ia menikah. Barangsiapa yang tidak mampu, maka berpuasalah untuk menekan syahwatnya.

Jadi maksud dari dua pendapat ini adalah sama yaitu harus punya kemampuan untuk memberi nafkah. Sehingga inilah yang menjadi syarat seseorang (khususnya pria) untuk membina rumah tangga dengan kekasih pilihan, yaitu ia memiliki kemampuan untuk memberi nafkah keluarga. Hal ini yang banyak disalahpahami sebagian pemuda. Mereka ngebet minta nikah pada ortunya. Padahal sesuap nasi saja masih ngemis pada ortunya. Hanya Allah yang memberi taufik.

Dari sini, barangsiapa yang memiliki kemampuan, maka segeralah untuk menikah guna memadamkan rasa rindu yang ada. Menikah di sini tidak mesti dengan orang yang selalu dirindukan. Boleh jadi, juga dengan orang lain. Karena nikah telah mencukupkan segala kebutuhan jiwa di samping dalam nikah akan ditemui banyak keberkahan. Jika memungkinkan menikah dengan orang yang dirindukan, maka menikahlah dengannya. Ini merupakan terapi manjur.

Berusaha untuk Ikhlas dalam Beribadah

Ikhlas adalah obat manjur penyakit rindu. Jika seseorang benar-benar ikhlas menghadapkan diri pada Allah, maka Allah akan menolongnya dari penyakit rindu dengan cara yang tak pernah terbetik di hati sebelumnya. Cinta pada Allah dan nikmat dalam beribadah akan mengalahkan cinta-cinta lainnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Sungguh, jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal-hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutinya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut terhadap sesuatu yang membahayakannya.”

Hati yang tidak ikhlas akan selalu diombang-ambingkan nafsu, keinginan, tuntutan serta cinta yang memabukkan. Keadaannya tak beda dengan sepotong ranting yang meliuk ke sana kemari mengikuti arah angin.

Banyak Memohon pada Allah

Setiap do’a yang kita panjatkan pasti akan bermanfaat. Boleh jadi do’a tersebut segera dikabulkan oleh Allah. Boleh jadi sebagai simpanan di akhirat. Boleh jadi dengan do’a kita tadi, Allah akan menghilangkan kejelekan yang semisal.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selam tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allahu akbar (Allah Maha besar).”[5]

Ketika seseorang berada dalam kesempitan dan dia bersungguh-sungguh dalam berdo’a, merasakan kebutuhannya pada Allah, niscaya Allah akan mengabulkan do’anya. Termasuk di antaranya apabila seseorang memohon pada Allah agar dilepaskan dari penyakit rindu dan kasmaran yang terasa mengoyak-ngoyak hatinya. Penyakit yang menyebabkan dirinya gundah gulana, sedih dan sengsara. Oleh karena itu, perbanyaklah do’a.

Memenej Pandangan

Pandangan yang berulang-ulang adalah pemantik terbesar yang menyalakan api hingga terbakarlah api dengan kerinduan. Orang yang memandang dengan sepintas saja jarang yang mendapatkan rasa kasmaran. Namun pandangan yang berulang-ulanglah yang merupakan biang kehancuran. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita untuk menundukkan pandangan agar hati ini tetap terjaga. Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى

“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.”[6]

Mujahid mengatakan,

غَضُّ الْبَصَرِ عَنْ مَحَارِمِ اللَّهِ يُورِثُ حُبَّ اللَّهِ

“Menundukkan pandangan dari berbagai hal yang diharamkan oleh Allah, akan menimbulkan rasa cinta pada Allah.”[7]Berarti menahan pandangan dari wanita yang bukan mahrom akan menimbulkan rasa cinta pada Allah. Menundukkan pandangan yang dimaksud di sini ada dua macam yaitu memandang aurat sesama jenis dan memandang wanita yang bukan mahram.

Tiga faedah dari menundukkan pandangan telah disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah[8].

Pertama: Akan merasakan manis dan lezatnya iman. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, Dia akan memberi ganti dengan yang lebih baik.

Kedua: Akan memberi cahaya pada hati dan akan memiliki firasat yang begitu cemerlang.

Ketiga: Akan lebih menguatkan hati.

Lebih Giat Menyibukkan Diri

Dalam situasi kosong kegiatan biasanya seseorang lebih mudah untuk berangan memikirkan orang yang ia cintai. Dalam keadaan sibuk luar biasa berbagai pikiran tersebut mudah untuk lenyap begitu saja. Oleh karena itu, untuk memangkas kerinduan seseorang hendaknya menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat baik untuk dunia atau akhirat. Hakikat dari rasa rindu adalah kesibukan hati yang kosong. Di kala sepi sendiri, tanpa aktivitas muncullah bayangan sang kekasih, wajah, gerak-gerik, dan segala yang berkaitan dengannya. Seluruhnya hanya sekedar bayangan dan khayalan yang berakhir dengan kesedihan diri. Tiada manfaatnya sedikit pun bagi kehidupan kita.

Ibnul Qayyim menyebutkan nasehat seorang sufi yang ditujukan pada Imam Asy Syafi’i. Ia berkata,

وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ

“Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).”[9]

Menghindari Nyanyian dan Film Percintaan

Nyanyian dan film-film percintaan memiliki andil besar untuk mengobarkan kerinduan pada orang yang dicintai. Apalagi jika nyanyian tersebut dikemas dengan mengharu biru, mendayu-dayu tentu akan menggetarkan hati orang yang sedang ditimpa kerinduan. Akibatnya rasa rindu kepadanya semakin memuncak, berbagai angan-angan yang menyimpang pun terbetik dalam hati dan pikiran. Bila demikian, sudah layak jika nyanyian dan tontonan seperti ini dan secara umum ditinggalkan. Demi keselamatan dan kejernihan hati. Sehingga sempat diungkapkan oleh beberapa ulama nyanyian adalah mantera-mantera zina.

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Nyanyian menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan sayuran.”

Fudhail bin Iyadh[10] mengatakan, “Nyanyian adalah mantera-mantera zina.”

Adh Dhohak[11] mengatakan, “Nyanyian itu akan merusak hati dan akan mendatangkan kemurkaan Allah.”[12]

Imam Asy Syafi’i berkata, “Nyanyian adalah suatu hal yang sia-sia yang tidak kusukai karena nyanyian itu adalah seperti kebatilan. Siapa saja yang sudah kecanduan mendengarkan nyanyian, maka persaksiannya tertolak.”[13]

Bayangkan Kekurang Si Dia

Ingatlah selalu, orang yang engkau rindukan bukanlah pribadi yang sempurna. Ia sangat banyak kekurangan, sehingga tidak layak untuk dipuja, disanjung atau senantiasa dirindukan. Orang yang dirindukan sebenarnya tidak seperti yang dikhayalkan dalam lamuman.

Ibnul Jauzi berkata, “Sesungguhnya manusia itu penuh dengan najis dan kotoran. Sementara orang yang dimabuk cinta senantiasa melihat kekasihnya dalam keadaan sempurna. Disebabkan cinta ia tidak lagi melihat adanya aib.”

Kita bisa menghukumi sesuatu dengan timbangan keadilan sedangkan orang yang sedang kasmaran tengah dikuasai oleh hawa nafsunya sehingga tak dapat bersikap dengan adil. Kecintaannya menutupi seluruh aib yang dimiliki oleh pasangannya.

Para ahli hikmah berkata, “Mata yang diliputi oleh hawa nafsu akan menjadi buta.”

Semoga Allah memberi taufik. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.



Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel http://rumaysho.com

Pangukan, Sleman, Kamis, 24 Dzulqo’dah 1430 H

[1] Kiat-kiat yang ada kami olah dari pembahasan di Majalah Elfata, edisi 02, volume 05, tahun 2005.

[2] Baa-ah ada tiga penyebutan lainnya: [1] al baah (الْبَاءَة), [2] al baa’ (الْبَاء), dan [3] al baahah (الْبَاهَة). Lihat Syarh Muslim, An Nawawi, 5/70, Mawqi’ Al Islam.

[3] HR. Bukhari no. 5065 dan Muslim no. 1400.

[4] Lihat Syarh Muslim, 5/70.

[5] HR. Ahmad no. 11149, 3/18, dari Abu Sa’id. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini jayyid (bagus). Syaikh Musthofa Al ‘Adawi mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.

[6] HR. Muslim no. 2159.

[7] Majmu’ Al Fatawa, 15/394, Darul Wafa’, cetakan ketiga, tahun 1426 H

[8] Majmu’ Al Fatawa, 15/420-426

[9] Al Jawabul Kafi, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hal. 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah

[10] Beliau adalah Abu Ali Al-Fudhail bin Iyadh bin Mas’ud bin Bisyr At-Tamimi Al-Yarbu’i, dilahirkan di Samarqan. Beliau adalah seorang yang dinilai tsiqah dan menghaafal banyak hadits. Sebagian ulama, seperti Imam Al-Bukhari Ali bin Al-Madini, dan Yahya bin Ma’in menyebutkan bahwa beliau wafat pada tahun 186 H di kota Makkah dalam usia lebih dari delapan puluh tahun.

[11] Beliau adalah Dhahhak bin Muzaahim Al-Hilaali Abul Qasim atau Abu Muhammad Al-Khurasani. Beliau wafat setelah abad pertama hujriah. Lihat biografi beliau di kitab Taqrib at-Tahdzib (I/373).

[12] Lihat Talbis Iblis, 289, Asy Syamilah

[13] Talbis Iblis, 283

ISLAM BUKAN BUDAYA ARAB

Pagi ini sebuah email membuat saya sempat kaget, tertegun sekian menit setelah menyaksikan sebuah video tautan dari forum diskusi di Multiply sebagai berikut : http://indonesiancommunity.multiply.com/reviews/item/431 atau tautan Youtube di : http://www.youtube.com/watch?v=_pQg8iU_wM4

Dan false-opini yg saya khawatirkan adalah menganggap Arab = Islam. Tindakan kriminal seorang warga negara Arab yang kebetulan dia berasal dari Royal Family akan dianggap sebagai 'budaya Islam' / 'budaya kekerasan alam Islam'. Sehingga pada diakhir pembuatan opini ini pesan tersimpan yang mau disampaikan melalui alam bawah sadar pembacanya adalah...."Yaa...memang ISLAM itu TERORIS".
Astaghfirullah!!!

Cukuplah kita yang merasakan pedihnya fitnah ini. Dan kita wajib meluruskan. Jangan biarkan generasi anak cucu kita terinfeksi oleh fitnah-fitnah keji macam ini.


ISLAM BUKAN BUDAYA ARAB

Sebagian kaum muslimin agak sulit membedakan antara Islam dengan budaya Arab. Sehingga sering terjadi salah paham terhadap kedua hal tersebut. Budaya Arab terkadang diangggap sebagai Islam, dan sebaliknya Islam dianggap sebagai budaya Arab. Hal ini perlu kita pelajari lebih dalam agar kita dapat membedakan antara agama dan produk budaya.

Sebelum Islam diturunkan diseluruh negeri, dunia diliputi oleh kebodohan dan kegelapan yang merata di segala lini kehidupan. Agama terakhir saat itu yaitu Nasrani yang seharusnya menjaga kemurnian ajaran sebelumnya yang bersumber pada kitab Taurat, telah demikian terdistorsi dari ajaran awal (aslinya). Kehidupan di seluruh negeri saat itu tidak terlepas dari syirik, khurafat dan sebagainya sesuai dengan latar belakang budayanya masing-masing. Zaman itulah yang kita kenal dengan istilah zaman jahiliyyah.

Kemudian datanglah Islam dengan membawa wahyu Allah SWT, yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Islam datang sebagai "pengkritik" segala budaya-budaya yang ada di dunia. Kritik yang dilakukan Islam adalah dalam rangka menyempurnakan akhlaq manusia agar mereka dapat menciptakan kehidupan yang benar-benar manusiawi, baik akhlaq sebagai makhluq kepada Allah sebagai Khaliqnya (pencipta) yang diistilahkan juga dengan hablum minallah, maupun akhlaq antara sesama manusia atau hablum minan naas.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq-akhlaq yang mulia." (H.R. Bukhari dan Ahmad. Lihat Silsilah ash-Shahihah 15).

Fungsi Islam sebagai pengkritik ini pertama kali dijalankan sejak pertama kali Islam itu turun ke muka bumi ini. Berhubung Islam turun di Arab, maka pihak yang pertama kali dikritik oleh Islam adalah budaya Arab.

Bangsa Arab sebagaimana bangsa-bangsa yang lainnya saat itu merupakan bangsa yang tenggelam paling jauh dalam berbagai kerusakan akhlaq, mereka gemar berperang baik antar suku maupun antar qabilah. Mereka juga gemar meminum khamr, judi dan mereka memperlakukan wanita layaknya seperti barang, dan kerusakan terbesar pada saat itu adalah perbuatan mereka yang beribadah kepada Allah namun juga beribadah kepada selain Allah (Syirik), dan masih banyak lagi kerusakan-kerusakan akhlaq lainnya pada masa itu yang menjadikan kehidupan mereka jauh dari sifat manusiawi yang hakiki.

Maka mulailah Islam menjalankan fungsinya sebagai pengkritik. Di mulai dari hal yang terpenting yang menjadi prioritas utama yaitu kerusakan akhlaq manusia terhadap Allah yaitu perbuatan syirik. Dimana asas-asas budaya Arab yang saat itu mengandung unsur-unsur kesyirikan, dan segala kemaksiatan, semuanya dikoreksi total oleh Islam dan diganti dengan asas-asas yang berlandaskan ketauhidan kepada Allah, hingga akhirnya bangsa Arab berubah dari bangsa yang penuh dengan kesyirikan, khurafat dan sebagainya tadi, menjadi bangsa yang muwahhid (mentauhidkan Allah Ta`ala).

Demikianlah fungsi koreksi tersebut masuk ke semua lini kehidupan dan budaya bangsa Arab, hingga akhirnya masyarakat dan budaya Arab itu tunduk kepada Islam. Oleh sebab itu bangsa Arab justru kemudian menjadi bangsa yang paling pertama merasakan serangan kritik dan koreksi dari Islam.

Kemudian fungsi kritik itu terus meluas masuk ke negara-negara sekitarnya seperti Persia, Romawi, Cina dan akhirnya sampai ke Indonesia. Maka tidak ada pilihan lain bagi masyarakat atau budaya suatu bangsa, ketika Islam masuk ke sana, sementara mereka mengkui Islam sebagai agamanya, maka orang-orang disana harus siap untuk dikritik oleh Islam dan siap berubah dari seorang musyrik menjadi seorang muwahhid (orang yang bertauhid), apapun latar belakang budaya ataupun bangsanya.

Islam sesungguhnya memiliki konsep bagaimana berinteraksi dengan budaya-budaya di luar Islam. Islam mempersilahkan siapapun untuk mengemukakan pandangan-pandangan ataupun melakukan tindakan-tindakan budaya seperti apapun, asalkan tidak melanggar ketentuan halal-haram, pertimbangan mashlahat (kebaikan) dan mafsadat (kerusakan), serta prinsip al Wala` (kecintaan yang hanya kepada Allah dan apa saja yang dicintai Allah) dan al Bara` (berlepas diri dan membenci dari apa saja yang dibenci oleh Allah), dimana ketiga prinsip inilah yang menjadi jati diri dan prinsip umat Islam yang tidak boleh diutak-atik dalam berinteraksi dengan budaya-budaya lain diluar Islam.

Sehingga dari ketiga prinsip ini akan lahir sebuah Kebudayaan Islam, dimana kebudayaan Islam ini selalu memiliki satu ciri khusus yang tidak dimiliki oleh budaya dan bangsa manapun diluar Islam, yakni budaya yang berasaskan Tauhidul `Ibadah Lillahi Wahdah (mempersembahkan segala bentuk peribadatan hanya kepada Allah).

Selama prinsip-prinsip dan asas tersebut tidak dilanggar, maka kita dipersilahkan seluas-luasnya untuk berhubungan ataupun mengambil manfaat dari bangsa-bangsa dan budaya manapun di luar Islam. Sebab segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini, baik itu sifatnya ilmu pengetahuan maupun materi (yang selain perkara agama tentunya), itu semua memang diciptakan oleh Allah untuk kita umat manusia, kaum muslimin, walaupun berasal dari orang-orang kafir.

Sebagaimana firman Allah SWT: Dialah (Allah), yang telah menciptakan segala yang ada dibumi ini untuk kalian...(Q.S. Al Baqarah [2]: 29)

Maka sesungguhnya kedudukan budaya Arab itu sama dengan budaya Persia, Romawi, Melayu, Jawa dan sebagainya di mana budaya-budaya tersebut adalah pihak yang harus siap dikritik oleh Islam ketika Islam telah masuk ke negeri-negeri tersebut.

Maka tidak benar jika dikatakan Islam (seperti jilbab, kerudung dan sebagainya) adalah produk budaya Arab. Sebab justru budaya Arab adalah budaya yang paling pertama dikritik dan dikoreksi oleh Islam sebelum budaya-budaya yang lainnya. Maka apa saja yang telah diterangkan oleh Allah dan Rasul-Nya sebagai agama, maka itulah Islam.

Sementara segala sesuatu yang tidak diterangkan oleh Allah dan RasulNya dalam perkara agama, maka itu bukanlah Islam, meskipun perkara tersebut telah menjadi kebiasaan dan populer pada masyarakat Arab atau masyarakat Islam yang lainnya.

Sebab, Arab tidaklah sama dengan Islam, dan sebaliknya Islam tidaklah serupa dengan Arab. Akan tetapi budaya Arab dan budaya-budaya yang lainnya yang mau tunduk kepada Islam, maka itulah yang pantas dinamakan budaya Islam.

ISLAM itu dari kata ASLAMA = ASLIM = TUNDUK PATUH (QS.2/131)
Semua Nabi dan Rosul itu MUSLIM (Manusia yang PATUH pada ALLAH = QS.2/128)

ISLAM BUKAN BUDAYA manapun....tetapi bentuk prilaku KEPATUHAN YANG HAQIQI kepada TUHAN SEMESTA ALAM. (QS.2/131)

MUHAMMAD ROSULULLOH...diutus untuk MENEGAKKAN KEMBALI DIENULLOH (HUKUM2 ALLOH) dimuka BUMI ini. Karena pada waktu itu tidak ada satu bangsapun yang menjalankan HUKUM ALLAH, tetapi HUKUM BANGSA2 (buatan manusia).

TUGAS semua ROSUL sama yaitu MENEGAKKAN HUKUM ALLAH.

QS. Asy Syuro [42] ayat 13 :

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ اللَّهُ يَجْتَبِي إِلَيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ يُنِيبُ

Dia telah mensyariatkan kamu tentang DIEN (Aturan/Hukum/System Hidup) apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah HUKUM dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik dien yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada dien itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (dien) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

Jadi ... DIENULLOH/HUKUM ALLAH bisa DITEGAKKAN dibangsa manapun yang dikehendaki ALLAH.


Nabi Ibrahim as dilahirkan di Mesopotamia (Iraq). Negara Iraq & Iran masuk ke dalam kategori negara2 Asia. Maka adalah kurang tepat jika dibilang 'awal Islam' turun di tanah Arab. Itu jika kita mengambil batas Nabi Ibrahim as.

Nabi Idris as beliau dari Mesir.

Nabi Nuh? kurang tepat kalau dikatakan beliau berasal dari Jazirah Arabian. Karena hewan2 (gajah, jerapah,dll) tidak pernah hidup digurun pasir. Nabi Nuh as membuat bahtera, jika dikatakan bahtera tersebut dari kayu, maka kayu apa di arab yang cocok untuk membuat bahtera?
Belum lagi profesi Nabi Nuh as adalah sebagai 'PETANI' yang mempunyai pohon anggur demikian luas. Maka gak mungkin ada pertanian yang cukup luas di wilayah Arabian.

Seperti yang disampaikan oleh Akhi Mac Rahmat Hidayat, Semua Nabi & Rasul adalah MUSLIM. Membawa ajaran ISLAM. Maka sy tidak sependapat jika dikatakan ISLAM turun hnya di tanah Arab. Karena seluruh nabi (yg jumlahnya lebih dari 25) serta Rasul, tidak semuanya lahir & domisili di tanah Arab.

Kata lain dari Islam itu Tunduk dan patuh. ana setuju kata Bpk. Rahmad..
Karena Islam adalah agama nenek moyang manusia sejak nabi Adam a.s hingga Rasulullah SAW yang memiliki jalan lurus menuju Ridho Illahi. Agama-agama terdahulu pun sebelum ajarannya terbelokkan juga dinamakan Islam bukan. Masalahnya dinegara kita sekarang memang mayoritas Islam tapi juga perlu diketahui bahwa masyarakat Negara kita pun Mayoritas Sekular...
Mulai Dari sinilah muncul warna-warni persepsi Islam atas dasar kepentingan. Hanya Karena jiwa Nasionalisme lebih tinggi dibandingkan Akhidah Islamnya, sehingga biarpun dia Islam tapi sebenarnya perilaku, arah pemikiran, dan kepribadiannya itu bukanlah Islam. Kalau ada yang bilang Islam itu budaya sebenarnya saya juga tidak setuju... sebab Islam itu Ideologi yang jika diterapkan akan melahirkan Hadharah/peradaban dan juga Madaniyah/Hasil dari adanya peradaban itu sendiri, nah dari sini barulah dapat mencul adanya Budaya, bukan budaya Islam tetapi budaya yang Islami.

Contoh mada masa Majapahit, Hadharahnya adalah kehidupan jawa yang penuh religi yang dibalut mistik, madaniyahnya adalah candi-candi,dan lainnya.

Begitu juga dengan mendominasinya Ideologi Kapital saat ini, Hadharahnya adalah dikomersialisasikannya semua potensi-potensi yang ada, madaniyahnya adalah maraknya hasil2 teknologi yang selain menjanjikan kehidupan yang Hedonis, juga melahirkan budaya yang Individualis, pola hidup praktis, yang ahkirnya menimbulkan gaya hidup yang mengedepankan kebahagiaan-kebahagiaan sesaat.

Nah kenapa saat ini kebanyakan Manusia itu membenci Agamanya sendiri dan cenderung mengenyampingkan Islamnya meskipun dia itu seorang Muslim yang kerap melakukan ibadah Ritual sekalipun..?

Itu karena saat ini mayoritas Umat muslim telah terlanjur mengikuti gaya pemikiran Barat yang lebih mengutamakan kebutuhan Nafsunya dari pada kebutuhan Gharizah Tadayyunnya.

Ini terbukti sebagaimana yang dikatakan Sdr. Selli diatas// banyak Orang memberikan hembusan politiknya untuk menyudutkan Islam demi suatu kepentingan, Yang mengatakan Islam teroris lah, Islam itu agama miskin, islam agama kekerasan,dll.

Oleh sebab itu mari Umat Islam kembali sadar, mari Da'wahkan Islam dengan metode ala rasulillah, bukan da'wah ala nafsu kita. Jika kita berda'wah ala nafsu kita.. ya sudah barang jadi da'wahnya hanya untuk kepentingan Dunianya.

Mari kembali berjuang untuk membentuk sebuah kepemimpinan Islam yakni Khilafah Islam dengan Syariah kaffahnya. Masak Islam yang sebegini besarnya, selama 88 tahun terkhir ini Tidak memiliki pelindung...
Hmm.. kata Naga bonar, apa kata dunia...

orang memandang islam adalah arab dikarenakan sudut pandang mengenai islam saat ini adalah arab. banyak orang yang belum memahami tentang apa itu islam sebenarnya. bahkan orang yang beragama islam sekalipun belum tentu paham akan hal ini.
sebagaimana dikatakan oleh mas rahmad bahwa islam berasal dari kata aslama yang berarti tuduk dan patuh, maka berbicara islam sebenarnya adalah bukan berbicara tentang agama namun berbicara tentang suatu sifat yang tunduk dan patuh pada satu hukum yaitu hukum Tu[h]an Semesta Alam yang mengajarkan agar manusia menjadikanNya sebagai satu2nya pengatur, satu2nya penguasa dan satu2nya yang diabdi (Q.S.Al-Fatihah).
inilah ajaran para nabi dan rosul, dimana mereka selalu mengajak manusia untuk menggunakan aturan/hukum Tu[h]an Semesta Alam yang diajarkan dengan rahman dan rahim (kasih dan sayang) bukan aturan/hukum yang dibuat oleh manusia (baik aturan pribadi ataupun aturan kelompok]

"Odol" dari Surga

ditulis oleh Made Teddy Artiana, S. Kom
(fotografer yang hobby menulis)

Cerita menggelikan ini kudengar ketika duduk dibangku SMA dulu. Cerita yang akhirnya tertulis begitu dalam di relung-relung hati. Cerita yang meskipun naif, namun bermakna sangat dalam.

Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol dipenjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari. Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan. Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan. Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : tidak berharga ! Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia meminta odol pada TUHAN ?

Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan jawaban dari-NYA . Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun bukan suatu yang asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan. Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi, tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum diutarakan. Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya. Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok hari –entah sampai berapa hari- menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya.

Maka dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu. Ia berdiri ragu-ragu dipojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan. Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik : “TUHAN, Kau mengetahuinya aku sangat membutuhkan benda itu”. Doa selesai. Wajah lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin. Dan peristiwa itu berlalu demikian cepat, hingga lebih mirip dengan seseorang yang berludah ditempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut. Sore hari diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur. Akhirnya, lelaki itu –walau dengan bersusah payah- mampu melupakan doa sekaligus odolnya itu.

Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya.

“Saya tidak bersalah Pak !!!”, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan tas besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,” Demi TUHAN Pak !!! Saya tidak salah !!! Tolong Pak…Saya jangan dimasukin kesini Paaaaaaaaak..!!!”

Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari ‘tamu baru’ itu.

“Diam !!”, bentak sang petugas,”Semua orang yang masuk keruangan penjara selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!”

“Tapi Pak…Sssa..”

Brrrraaaaang !!!!

Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan.

Karena iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya. Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya tangisan mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun kembali tertidur pulas.

Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan menemukan dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si Gemuk, pikirnya. Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ?? Aku yakin ia disini tadi malam.

“Dia bilang itu buat kamu !!”, kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas dipojok ruangan. Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang bermimpi.

“Sekarang dia dimana Pak ?”, tanyanya heran.

“Ooh..dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi…biasa salah tangkap !”, jawab petugas itu enteng, ”saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya itu buat kamu”.

Petugas pun ngeloyor pergi.

Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok ruangan sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya.

Tiba-tiba saja lututnya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri. “Ya..TUHAAANNN !!!!”, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan tangan gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud disana, dalam kegelapan sambil menangis tersedu-sedu. Disampingnya tergeletak tas yang tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar. Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo, dan beberapa helai pakaian sehari-hari.

~~~

Sahabat, Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah terjadi. Dan aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal itu. Semoga semua ini dapat menjadi tambahan bekal ketika kita meneruskan berjalan menempuh kehidupan kita masing-masing. Jadi suatu ketika, saat kita merasa jalan dihadapan kita seolah terputus. Sementara harapan seakan menguap diganti deru ketakutan, kebimbangan dan putus asa.

Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat sungguh-sungguh bahkan Odol pun akan dikirimkan oleh Surga bagi siapapun yang membutuhkannya. Apalagi jika kita meminta sesuatu yang mulia. Sesuatu yang memuliakan harkat manusia dan DIA yang menciptakan kita.

Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku :
“Seandainya saja engkau mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap saat”.

Salam Motivasi...!

PESAN ABU BAKAR R.A. SEBELUM MENGIRIM PASUKAN

Baihaqi dan Ibnu Asakir telah memberitakan dari Said bin Al-Musaiyib, bahwa Khalifah Abu Bakar ra. pernah mengutus pasukan Islam ke Syam, dan menyerahkan kepemimpinan pasukan itu di tangan Yazid bin Abu Sufyan ra, Amru bin Al-Ash ra. dan Syurahbil bin Hasanah ra. Mereka pun menunggang kuda masing-masing untuk berangkat, namun Abu Bakar ra. tetap berjalan kaki untuk melepas pasukan itu hingga ke Tsaniyatil-Wadak. Maka para panglima Islam itu berkata kepada Khalifah Abu Bakar ra.: "Wahai Khalifah Rasulullah! Tidak enak rasanya, engkau berjalan kaki sedangkan kami menunggang kuda?!" "Jangan turun dari atas tunggangan kalian", jawab Khalifah Abu Bakar. "Aku menganggap langkah-langkah ini dari berjuang pada jalan Allah!".

Sambil berjalan kaki, Khalifah mengingatkan pasukan itu, katanya: Aku berpesan kepada kamu supaya bertaqwa kepada Allah. Berjuanglah pada jalan Allah, dan perangilah siapa yang mengkufuri Allah, kerana Allah senantiasa akan memenangkan agamaNya! Jangan membuat aniaya, jangan berkhianat, jangan melarikan diri, jangan membuat kerusakan di muka bumi, jangan mendurhakai perintah ketua. Jika kamu berhadapan dengan musuh dari kaum musyrik itu, insya Allah nanti, maka serulah mereka kepada tiga perkara. Jika mereka setuju, terimalah dari mereka dan jangan memerangi mereka lagi!
Mula-mula serulah mereka kepada Islam! jika mereka setuju memeluk Islam, terimalah mereka dan berhenti memerangi mereka!

Kemudian ajaklah mereka berpindah dari tempat mereka itu ke negeri Islam, tempat orang yang berhijrah. jika mereka mau datang, beritahulah mereka bahwa mereka akan mendapat hak sesuai dengan hak yang didapati oleh kaum Muhajirin, dan atas mereka hak sesuai dengan hak yang ditanggung oleh kaum Muhajirin. Tetapi jika mereka menerima Islam, lalu mereka memilih hendak menetap di negeri mereka sendiri, tidak sanggup untuk berhijrah ke negeri tempat menetapnya kaum Muhajirin, maka hendaklah kamu memberitahu mereka bahwa mereka akan dikenakan syarat seperti yang dikenakan ke atas kaum Arab yang lain yang mendiami negeri mereka. Mereka wajib menerima hukum-hukum Allah yang difardhukan ke atas semua kaum Mukminin, mereka tidak akan diberikan hasil upeti dan harta rampasan perang, sehingga mereka mau berjuang bersama-sama kaum Muslimin.

Jika mereka enggan memeluk lslam, maka beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka wajib membayar upeti (jizyah). Jika mereka setuju inembayar upeti, terimalah dari mereka dan berhentikan memerangi mereka.

Jika itu juga mereka enggan menerima, maka mohonlah bantuan Allah untuk memerangi mereka, dan teruskanlah perjuangan kamu insya Allah!. Tetapi janganlah memotong pepohonan korma, jangan membakamya, jangan membunuh binatang-binatang, jangan menebas pepohonan buah, jangan robohkan rumah kediaman, jangan membunuh anak-anak kecil, orang tua dan wanita. Dan jika kamu dapati orang yang menyembunyikan dirinya di dalam gereja atau rumah agama, maka jangan kamu mengganggu mereka, dan biarkanlah mereka dalam keadaan mereka itu. Dan kamu akan dapati dari kumpulan ini yang bertopengkan agama, yang menyediakan tempat untuk syaitan bersarang di kepalanya, maka jika kamu dapati orang serupa ini, hendaklah kamu tebas kepala mereka, insya Allah!
(Kanzul Ummal 2:295-296)

Baihaqi memberitakan dari Urwah, bahwa Abu Bakar As-Shiddiq ra. pernah menyerahkan kepemimpinan pasukan kepada Khalid bin Al-Walid ra. ketika diutus kepada kaum yang murtad dari orang-orang Arab, supaya dia mula-mula mengajak mereka kembali kepada Islam serta menerangkan kembali apa yang wajib bagi mereka dan ke atas mereka, dan meneguhkan keyakinan mereka kepada Islam! Maka barangsiapa yang menerima seruan itu di antara mereka, tidak kira yang merahnya ataupun yang hitamnya, mestilah dia menerima darinya. Sebab dia hanya disuruh untuk memerangi siapa yang mengkufuri Allah dan menolak keimanan kepadanya saja. Maka apabila orang yang diseru itu sudah menerima Islam, dan benar keimanannya, tidak ada jalan baginya untuk memeranginya lagi, dan Allah sajalah yang bakal membuat perhitungan dengannya! Tetapi, barangsiapa yang enggan menerima seruan Islam itu, dan tidak mau kembali kepada Islam dari orang yang murtad darinya, maka hendaklah dia memerangi dan membunuhnya!
(Kanzul Ummal 3:143)

Kota yang tidak akan hancur dan penduduknya akan hidup kekal dan abadi.

Dulu pernah ada seorang raja yang membangun kota yang megah, indah. Raja tersebut pun sangat menyukainya dan sangat merasa bangga lantaran bisa membangun kota tersebut, kemudian raja itu membuat jamuan makan makan dan mengundang hampir seluruh rakyatnya.
Raja itu menugaskan kepada beberapa petugas, raja menyurunya untu duduk disetiap pintu kota dan menanyakan setiap orang yang keluar dari pintu kota itu " apakah kamu melihat suatu aib di kota ini ? "
Semua penjaga berdiri di setiap pintu kota dan menanyakan apa yang telah diperintahkan, banyak yang ditanyakan oleh seluruh penjaga di setiap pintu itu menjawab tidak akan tetapi ada orang-orang di akhir barisan yang mengenakan pakaian tersendiri, lalu penjaga itu bertanya kepada mereka : " apakah kamu melihat aib di kota ini." mereka menjawab ; ada dua aib. Akhirnya mereka ditahan dan dimasukan kedalam istana raja. Lantar para petugas itu memberitahukan kepada raja tentang jawaban mereka. Lalu raja berkata : Aku tidak rela terhadap satu aib saja, oleh karena itu bawa mereka kehadapanku.
Lantas para petugas itupun membawa mereka kehadapan sang raja, raja itupun bertanya kepada mereka : " apa dua aib yang kalian lihat dari kota ini ? "
Mereka pun menjawab : " Yang pertama Kota ini akan hancur dan Penduduknya akan mati. "
Lantas raja berkata : " apakah ada kota yang tidak akan rusak dan penduduknya tidak akan pernah meninggal dunia ? "
Mereka pun menjawab : " Ya, betul apa yang kamu katakan. Dan itu adalah SYURGA "
Kemudian orang-orang itu menceritakan di hadapan tentang syurga dan keni'matannya, dan memberikan semangat kepada raja untuk mau merah dan mengejarnya, dan menyebutkan pula tentang api neraka dan menakut-nakutimya dan mengajak raja agar menyembah ALLAH SWT Sang Pemilik Syurga dan kehidupan ini dan yang menciptakan kita semua dalam kehidupan ini. Lantar raja tersebut terketuk hatinya dan ia juga mau untuk menjalankan apa yang diterangkan oleh orang-orang itu dan raja tersebut keluar dari istana beliau tinggalkan kerajaan agar bisa beribada kepada ALLAH SWT dengan tenang dan senang.



Subhanallah dari kisah tersebut banyak hikmah yang bisa mengetuk hati kita, salah satu di antaranya kita semua akan mati dan tidak ada yang kita bawa dalam kehidupan ini kecuali amal ibadah kita maka akan sia sia umur apabila kita tidak gunakan untuk beribadah kepada ALLAH SWT dan apa yang kita tempati ini semua akan sirna sesungguh ada tempat yang sepatutnya kita inginkan dan kita raih yang tidak akan sirna dan penuh dengan kenikmatan ALLAH SWT maka jangan kita mengejar dunia ini sampai kita melupakan ALLAH.
Maka dari itu marilah kita untuk memperbanyak ibadah dan meminta pengampunan ALLAH SWT atas dosa-dosa yang telah kita lakukan. Semoga ALLAH SWT mengampuni dosa-dosa kita dan menggantinya dengan hasanat dan pahala yang berlimpah, dan semoga kita tergolong hamba-hambanya yang dikumpulkannya didalam syurganya bersama kekasihnya Baginda Rasulallah SAW syurga Firdaus dan semoga kita semua dijauhkan dari nerakanya, semoga ALLAH SWT mematikan kita dalam keadaan husnul khatimah....amiiin Ya ROBBAL ALAMIN.

PENTING UNTUK DIBACA......RUGI KALAU GAK BACA (SAHABAT NABI MENURUT HABIB LUTHFI BIN YAHYA)

Sahabat di ciptakan Allah Taala, dan Allah menjadikan para sahabat sebagai manusia pilihan (Mukhtar kuluhum). Walaupun adakalanya diantara sahabat terjadi perselisihan, setelah Rasulullah Saw. tidak ada. Untuk menunjukan para sahabat itu pilihan Allah Taala, dan mereka mempunyai kedudukan yang istimewa disisi Allah; orang-orang yang pernah bermuwajahah, bertatap muka dengan Rasulullah Saw., diberi keistimewaan. Apa diantaranya? Untuk menjawabnya saya akan mengambil analogi dari peristiwa Isra mi’raj. Keterangan ini mungkin agak musykil, sukar, mungkin karena anda jarang mendengar.

Analogi keistimewaan sahabat dalam peristiwa Mi’raj

Nabiyullah Musa as., diantara Nabi-nabi yang mendapatkan nurnya Rasulullah Saw. Kemungkinan, sedikit banyak, Nabi Musa As. mendapat ‘Nur 'min amalil ubudiah', pancaran cahaya karena kesalehan, bukan 'nur' pertama kali nabi di ciptakan oleh Allah Swt. Dasarnya apa? Ketika Rasulullah menghadap Allah Swt., pada waktu Mi’raj.

Pada waktu Mi’raj, Rasulullah Saw bertemu kepada Allah, dan langsung diberi tugas sholat lima puluh waktu. Yang minta, mengusulkan dikurangi, karena alasan umatmu tidak kuat, lima kali-lima kali, siapa? Nabiyullah Musa. Permasalahannya disini, ketika Nabiyullah Musa bertemu dengan Rasulullah Saw., setelah menerima tugas lima puluh waktu, Rasulullah Saw. baru kembali dari bertemu dengan Allah.

Pada kesempatan itu Rasulullah Saw. membawa Nur atsar nadzor ila wajhil karim, cahaya bekas melihat Allah secara langsung. Begitu ketemu dengan Nabiyullah Musa As., yang terpantul dari cahaya, barokah nadzor ila wajhil karim yang pertama kali mendapat siapa? Nabiyullah Musa. Begitu Nabiyullah Musa As mengusulkan lagi; umatmu tidak kuat, balik lagi, menghadap kepada Allah Taala. Begitu ketemu, Rasulullah Saw. membawa tambah nurnya. Yang pertama mendapat berkah lagi dari pertemuan Rasulullah Saw. dengan Allah Taala siapa? Nabi Musa As. Itu hebatnya.



Walaupun Nabiyullah Musa As. di gunung Turisina ingin melihat Allah tidak bisa, karena ketika munajat saja melihat wibawanya Allah ‘kâna shaiqan’, pingsan. Tapi mendapat ganti karena melihat Rasulullah Saw. pada waktu Mi’raj. Mendapat nur min Rasulullah, atsaran kamilah, mendapat cahaya Rasulullah Saw. secara sempurna, itu hebatnya.

Setelah Nabi Saw. turun dari langit bertemu dengan para Sahabat, setelah Nabiyullah Musa, yang kedua yang mendapat barakah 'nur nadzor ila wajhil karim' siapa? Sahabat. Ini hebatnya. Keterangan ini mungkin baru anda dengar.

Dengan dasar ini, para sahabat mendapat dua nur, nur atsar minadzor ila wajhil karim, yang kedua mendapatkan cahaya Rasulullah Saw. Saban hari, mereka duduk, ruku, sujud dan sebagainya, bersama-sama dengan Rasulullah. Walaupun antara sahabat ada kontroversi, seperti Muawiyah contohnya.

Secara pandangan Ahlu Sunah wal Jamah, apapun ijtihad Muawiyah adalah salah, tapi Ahlu Sunah tetap dalam pendirian; tidak ada hak untuk mengakfirkan kepada Muawiyah. Atau mengecap sebagai kafir. Tetap memuliakan kedudukan Muawiyah sebagai sahabat.

Wajar, karena sahabat adalah bukan maksum sebagaimana para nabi. Para sahabat hanya mendapatkan mahfudz minallah, penjagaan dari Allah Taala. Dan mahfudz dari Allah Taala itu bertingkat, tidak sekaligus semua mendapatkan mahfudz. Bertingkat, sebagaimana ubudiahnya para sahabat-sahabat itu sendiri.

Walaupun demikian, untuk menutupi kekurangan sahabat yang pada waktu itu terkadang melakukan kekhilapan. Keturunananya itu diangakat menjadi wali Quthbil Gaust, itu banyak. Diantaranya siapa? Umar bin Abdul Aziz masih ada darah dari Muawiyah.

Cucunya sendiri menjabat Quthbil Gaust; Muawiyah bin Yazid bin Muawiyah. Beliau seorang Quthbil Gaust di jamannya. Luar biasa kan! Ini membuktikan kemuliaan Maqomah (kedudukan) sahabat. Makanya jangan sembarangan, dewe melu-melu nyacat sahabat, kita jangan sembarangan kita ikut-ikutan mencela sahabat.

Sahabat itu, tadi, disamping Mukhtar minallah, pilihan dan diangkat oleh Allah. Dalam pengangkatan sahabat juga disaksikan baginda Nabi. Yaitu dengan pengikraran keimanan mereka yang disaksikan oleh Nabi Saw. Kesaksian Rasulullah Saw. ini di kuatkan oleh Allah, dalam surat Fatah ayat 29: “Muhammad Rasulullah walladzina maahu assyida’u ala al Kuffar, ruhama’u bainahum, tarâhum rukkaan, sujjadan, yabtaghuna fadzla minallah waridhwana, simahum fi wujuhihim min atsari sujud”, Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. ‘Yatal’la’ nuruhum min atsari sujud’, mukanya semakin bercahaya karena sujudnya kepada Allah. Bukan karena jidat nempel terus pada tempat sujud. Allah taala memberikan atsar, atsari sujud yatala’la minnuri sujud, dari tawadhu-nya, dari tauhidnya, dari keyakinnanya, dari makrifatnya, dari sujudnya, bukan min atasril karpet, bukan bekas karpet.

Dari orang-orang yang demikian, sahabat dibagi beberapa macam, ada yang tingkatan aulia, ada yang hanya tingkatan ulama. Jadi setiap sahabat pada jaman sahabat pasti ulama, setiap ulama pasti sahabat. Tapi setelah sahabat, at Tabiin, tidak pasti ulama. Walaupun dalam tingkatnya masing-masing.
SUMBER :http://www.habiblutfiyahya.net/index.php?option=com_content&view=article&id=90%3Akesaksian-allah-swt-atas-keutamaan-para-sahabat-nabi-ra&catid=37%3Aartikel&Itemid=30&lang=id
=========================================
anaknya Yazid aja ada yang jadi wali Quthb Ghauts, bagaimana dengan kita?????????
Apalagi kepada para pencaci Muawiyah dan Yazid....gimana dengan anda sekalian makamnya di sisi Allah, apakah ada mempunyai anak seperti Muawiyah bin Yazid bin Muawiyah?????
jangankan anak yang jd wali, kita aja gak tahu kita ini wali apa bukan, lha sudah berani caci maki..naudzubillah
Tanya kenapa???

DAHSYATNYA SEDEKAH!!

Oleh :KH. Abdullah Gymnastiar

Dimanakah letak kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah? Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :

Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam.

Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudia
mereka bertanya "Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih
kuat dari gunung?"

Allah menjawab, "Ada, yaitu besi" (Kita mahfum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).

Para malaikatpun kembali bertanya, "Ya Rabbi adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih kuat dari besi?"

Allah yang Mahasuci menjawab, "Ada, yaitu api" (Besi bahkan baja menjadi
cair, lumer dan mendidih setelah dibakar bara api)

Bertanya kembali para malaikat,"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari api?"

Allah yang Mahaagung menjawab,"Ada, yaitu air" (Api membara sedahsyat
apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air)

"Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?"
Kembali bertanya para malaikat.

Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, "Ada, yaitu angin" (air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal atau perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat)

Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, "Ya Allah adakah sesuatu dalam
penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?"

Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab,"Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan SEDEKAH dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya".

Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat dan paling dahsyat adalah
orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga
sedekah yang dilakukannya bersih, tulus dan ikhlas tanpa ada unsur pamer
ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.

Semoga Bermanfaat

sedekah karena kasihan, bolehkah?

Ketika ditanya, inilah jawaban sebagian orang:
- Kenapa menikah? Karena cinta. Karena disuruh orangtua.
- Kenapa berjilbab? Karena disuruh suami. Karena tidak enak sama orang.
- Kenapa berhaji? Karena tidak enak sama orang. Kaya, kok belum haji.
- Kenapa bersedekah? Karena kasihan.

Benarkah jawaban seperti itu? Menurut saya, tidak. Soalnya, kita menikah, bersedekah, dan melakukan ibadah lainnya, sebenarnya karena Allah.

Yah, bukannya tidak boleh menikah karena cinta dan bersedekah karena kasihan. Itu sih boleh-boleh saja dan sangat manusiawi. Dan memang, Allah yang menanamkan perasaan itu. Namun bukan itu alasan utamanya. Sekali lagi, bukan itu alasan utamanya. Karena segala bentuk ibadah itu mestinya karena Allah. Right?



Ippho ‘Right’ Santosa
Penulis Mega-Bestseller 13 Wasiat Terlarang! Dahsyat Dengan Otak Kanan!



----------------------------------------------
Komentar untuk 13 Wasiat Terlarang!
“Hanya untuk praktisi!” HERMAWAN KARTAJAYA
“Saatnya karyawan saingi pengusaha, dengan buku ini!” SAFIR SENDUK
“Hati-hati! Pikiran Anda bisa terganggu!” MAJALAH PENGUSAHA
----------------------------------------------

Syirik

Penulis: Abu Muslih Ari Wahyudi

Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabat dan seluruh pengikut mereka yang setia. Amma ba’du, sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah Kitabullah. Sebaik-baik jalan adalah jalan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek urusan adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah pasti sesat.

Para pembaca yang budiman, Allah ta’ala berfirman di dalam kitabnya yang mulia,

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan Dia akan mengampuni dosa lainnya yang berada di bawah tingkatannya bagi siapa saja yang dikehendaki oleh-Nya.” (QS. An Nisaa’: 116)

Pengertian dan Ruang lingkup Syirik

Syirik adalah menyamakan antara selain Allah dengan Allah ta’ala dalam perkara yang termasuk kategori kekhususan yang hanya dimiliki oleh Allah ta’ala saja. Kekhususan Allah itu meliputi tiga hal utama, Pertama; hak rububiyah, seperti mencipta, mengatur alam, menguasainya, mengabulkan do’a dan lain-lain. Kedua; hak uluhiyah, seperti berhak untuk diibadahi, menjadi tujuan do’a, permintaan tolong, permintaan perlindungan, tujuan dalam melaksanakan persembahan atau sembelihan, menjadi tujuan harapan, rasa takut dan kecintaan yang disertai dengan ketundukkan. Ketiga, hak kesempurnaan Nama-nama dan Sifat-sifat, seperti menyandang nama Allah, Ar Rabb dan Ar Rahman, atau memiliki sifat mengetahui yang Gaib, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Mengetahui, yang tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Jadi kesyirikan itu bisa terjadi dalam hal rububiyah, uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya.

Syaikh Al Albani rahimahullah mengatakan, “Barang siapa yang bisa membersihkan diri dari ketiga macam syirik ini dalam penghambaaan dan tauhidnya kepada Allah, dia mengesakan Zat-Nya, beribadah hanya kepada-Nya dan mengesakan sifat-sifatNya, maka dialah muwahhid sejati. Dialah pemilik berbagai keutamaan khusus yang dimiliki oleh kaum yang bertauhid. Dan barangsiapa yang kehilangan salah satu bagian darinya maka kepadanyalah tertuju ancaman yang terdapat dalam firman Allah ta’ala, semacam, “Sungguh jika kamu berbuat syirik niscaya akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar termasuk orang yang merugi”. Camkanlah perkara ini, sebab inilah perkara terpenting dalam masalah akidah…” (Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, Syarh wa Ta’liq, hal. 17-18) Adapun yang sering disebut dengan syirik saja oleh para ulama maka yang dimaksud adalah syirik dalam hal uluhiyah/ibadah, dan inilah yang akan kita bicarakan sekarang. Yaitu syirik dalam hal ibadah.

Dahsyatnya Bahaya Kesyirikan

Berikut ini beberapa dalil dari Al Quran maupun As Sunnah yang hendaknya kita perhatikan dengan seksama. Dalil-dalil itu akan menggambarkan kepada kita sebuah gambaran mengerikan dan sangat menakutkan tentang dahsyatnya bahaya kesyirikan. Semoga Allah menyelamatkan diri kita darinya.

Pertama, Dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ اللّهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya, dan Dia akan mengampuni dosa lain yang berada di bawah tingkatan syirik bagi siapa saja yang dikehndaki oleh-Nya.” (QS. An Nisaa’: 48 dan 116)

Kedua, Allah mengharamkan surga dimasuki oleh orang yang berbuat syirik. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّهُ عَلَيهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ

“Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan tiada seorang penolongpun bagi orang-orang zhalim tersebut.” (QS. Al Maa’idah: 72)

Ketiga, seorang musyrik akan kekal berada di dalam siksa neraka. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُوْلَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dari kalangan ahli kitab dan orang-orang musyrik berada di dalam neraka Jahannam dan kekal di dalamnya, mereka itulah sejelek-jelek ciptaan.” (QS. Al Bayyinah: 6)

Keempat, dosa kesyirikan akan menghapuskan semua pahala amal shalih, betapapun banyak amal tersebut. Allah ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada para Nabi sebelum engkau, ‘Jika kamu berbuat syirik maka pastilah seluruh amalmu akan lenyap terhapus dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)

Kelima, syirik adalah kezhaliman yang paling zalim. Allah ta’ala berfirman,

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya syirik itu adalah kezhaliman yang sangat besar.” (QS. Luqman: 13)

Allah ta’ala juga berfirman,

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ

“Sungguh Kami telah mengutus para utusan Kami dengan keterangan-keterangan, dan Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca supaya manusia menegakkan keadilan.” (QS. Al Hadiid: 25)

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Allah memberitakan bahwa Dia mengutus para Rasul-Nya, menurunkan kitab-kitabNya agar manusia menegakkan yaitu keadilan. Salah satu di antara keadilan yang paling agung adalah tauhid. Ia adalah pokok terbesar dan pilar penegak keadilan. Sedangkan syirik adalah kezaliman yang sangat besar. Sehingga syirik merupakan kezaliman yang paling zalim, sedangkan tauhid merupakan keadilan yang paling adil…” (Ad Daa’ wad Dawaa’, hal. 145)

Keenam, syirik merupakan dosa terbesar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya kepada para sahabatnya yang artinya, “Maukah kalian aku kabarkan tentang dosa-dosa yang paling besar?” (beliau ulangi pertanyaan itu tiga kali) Maka para sahabat menjawab, “Mau ya Rasulullah.” Lalu beliau bersabda, “Berbuat syirik terhadap Allah dan durhaka kepada kedua orang tua…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketujuh, orang yang berbuat syirik sehingga murtad maka menurut ketetapan syariat Islam dia berhak dihukum bunuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Tidak halal menumpahkan darah seorang muslim kecuali dengan satu di antara tiga penyebab: seorang yang sudah menikah tapi berzina, seorang muslim yang membunuh saudaranya (seagama) atau orang yang meninggalkan agamanya sengaja memisahkan diri dari jama’ah (murtad dari Islam).” (HR. Bukhari dan Muslim). Beliau juga bersabda, “Barang siapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah dia.” (HR. Ahmad dan Bukhari)

Kedelapan, amal yang tercampur dengan syirik akan sia-sia dan sirna sebagaimana debu-debu yang beterbangan disapu oleh angin. Allah ta’ala berfirman,

وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاء مَّنثُوراً

“Dan Kami akan hadapi semua amal yang pernah mereka amalkan (sewaktu di dunia) kemudian Kami jadikan amal-amal itu sia-sia seperti debu-debu yang beterbangan.” (QS. Al Furqan: 23)

Kesembilan, orang yang berbuat syirik dalam beramal maka dia akan ditelantarkan oleh Allah. Allah ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi yang artinya, “Aku adalah Zat yang Maha Kaya dan paling tidak membutuhkan sekutu, oleh sebab itu barang siapa yang beramal dengan suatu amalan yang dia mempersekutukan sesuatu dengan-Ku di dalam amalnya itu maka pasti Aku akan telantarkan dia bersama kesyirikannya itu.” (HR. Muslim)

Kesepuluh, bahaya syirik lebih dikhawatirkan oleh Nabi daripada bahaya Dajjal. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Maukah kalian aku beritahukan tentang sesuatu yang paling aku khawatirkan mengancam kalian dalam pandanganku dan lebih menakutkan daripada Al Masih Ad Dajjal?” Maka para sahabat menjawab, ”Mau (ya Rasulullah).” Beliau pun bersabda, “Yaitu syirik yang samar. Apabila seseorang mendirikan shalat sambil membagus-baguskan shalatnya karena dia melihat ada orang lain yang memperhatikan shalatnya.” (HR. Ahmad)

Kesebelas, syirik kecil adalah dosa yang sangat dikhawatirkan terjadi pada generasi terbaik yaitu para sahabat radhiallahu ‘anhum. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya, “Sesuatu yang paling aku khawatirkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Maka beliau pun ditanya tentangnya. Sehingga beliau menjawab, “Yaitu riya’/ingin dilihat dan dipuji orang.” (HR. Ahmad, dishahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah no. 951 dan Shahihul Jami’ no. 1551)

Kedua belas, Syirik adalah bahaya yang sangat dikhawatirkan oleh bapak para Nabi yaitu Ibrahim ‘alaihis salam akan menimpa pada dirinya dan pada anak keturunannya. Allah ta’ala mengisahkan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim di dalam ayat-Nya,

رَبِّ اجْعَلْ هَـذَا الْبَلَدَ آمِناً وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ

“Dan jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari penyembahan kepada arca-arca.” (QS. Ibrahim: 35)

Ibrahim At Taimi mengatakan, “Lalu siapakah orang selain Ibrahim yang bisa merasa aman dari ancaman bencana (syirik)?!” Syaikh Abdurrahman bin Hasan rahimahullah berkata, “Maka tidak ada lagi yang merasa aman dari terjatuh dalam kesyirikan kecuali orang yang bodoh tentangnya dan juga tidak memahami sebab-sebab yang bisa menyelamatkan diri darinya; yaitu ilmu tentang Allah, ilmu tentang ajaran Rasul-Nya yaitu mentauhidkan-Nya serta larangan dari perbuatan syirik terhadapnya.” (Fathul Majid, hal. 72).

Ketiga belas, orang yang mati dalam keadaan masih musyrik maka pasti masuk neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Barang siapa yang menjumpai Allah (mati) dalam keadaan mempersekutukan sesuatu dengan-Nya maka pasti masuk neraka.” (HR. Muslim)

Keempat belas, orang yang berbuat syirik maka amalnya tidak akan diterima. Allah ta’ala berfirman,

فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاء رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلاً صَالِحاً وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَداً

“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan apapun dengan Allah dalam beribadah kepada tuhannya itu.” (QS. Al Kahfi: 110)

Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata sembari menukilkan ayat, “[Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya] artinya barangsiapa yang menginginkan pahala dan balasan kebaikan dari-Nya, [maka hendaklah dia beramal shalih], yaitu amal yang sesuai dengan syariat Allah. [dan dia tidak mempersekutukan apapun dalam beribadah kepada kepada Tuhannya] Artinya dia adalah orang yang hanya mengharapkan wajah Allah saja dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Inilah dua buah rukun diterimanya amalan. Suatu amal itu harus ikhlas untuk Allah dan benar yaitu berada di atas tuntunan syariat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5/154). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda yang artinya, “Barang siapa yang mendatangi paranormal kemudian menanyakan sesuatu kepadanya maka shalatnya tidak akan diterima selama 40 malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Kelima belas, seorang mujahid, da’i atau ahli baca Quran serta dermawan yang terjangkiti kesyirikan maka akan diadili pertama kali pada hari kiamat dan kemudian dibongkar kedustaannya lalu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan wajahnya tertelungkup dan diseret oleh Malaikat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Sesungguhnya orang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah seseorang yang mati syahid di jalan Allah. Dia didatangkan kemudian ditampakkan kepadanya nikmat-nikmat yang diberikan kepadanya maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apa yang kamu lakukan dengannya?” Dia menjawab, “Aku berperang untuk-Mu sampai aku mati syahid.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau berperang karena ingin disebut sebagai pemberani. Dan itu sudah kau dapatkan.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian ada seseorang yang telah mendapatkan anugerah kelapangan harta. Dia didatangkan dan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang diperolehnya. Maka dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kamu perbuat dengannya?” Dia menjawab, “Tidaklah aku tinggalkan suatu kesempatan untuk menginfakkan harta di jalan-Mu kecuali aku telah infakkan hartaku untuk-Mu.” Allah berfirman, “Engkau dusta, sebenarnya engkau lakukan itu demi mendapatkan julukan orang yang dermawan, dan engkau sudah memperolehnya.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka. Kemudian seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya dan juga membaca Al Quran. Dia didatangkan kemudian ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang sudah didapatkannya dan dia pun mengakuinya. Allah bertanya, “Apakah yang sudah kau perbuat dengannya ?” Maka dia menjawab, “Aku menuntut ilmu, mengajarkannya dan membaca Al Quran karena-Mu.” Allah berfirman, ”Engkau dusta, sebenarnya engkau menuntut ilmu supaya disebut orang alim. Engkau membaca Quran supaya disebut sebagai Qari’.” Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk menyeretnya tertelungkup di atas wajahnya hingga dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)

Keenam belas, orang yang berbuat syirik akan merasa kecanduan dengan sesembahannya dan ditelantarkan oleh Allah. Abdullah bin ‘Ukaim meriwayatkan secara marfu’ (sampai kepada Nabi) bahwasanya beliau bersabda, “Barang siapa yang menggantungkan sesuatu (jimat dan semacamnya, red) maka dia akan dibuat bersandar dan tergantung kepadanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, dinilai hasan Al Arna’uth dalam Takhrij Jami’ul Ushul 7/575)

Ketujuh belas, orang yang menyembah selain Allah adalah orang paling sesat sejagad raya. Allah ta’ala berfirman,

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّن يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ مَن لَّا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَومِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَن دُعَائِهِمْ غَافِلُ وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاء وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ

“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyeru kepada sesembahan-sesembahan selain Allah, sesuatu yang jelas-jelas tidak dapat mengabulkan doa hingga hari kiamat, dan sesembahan itu juga lalai dari doa yang mereka panjatkan. Dan apabila umat manusia nanti dikumupulkan (pada hari kiamat) maka sesembahan-sesembahan itu justru akan menjadi musuh serta mengingkari peribadatan yang dilakukan oleh para pemujanya.” (QS. Al Ahqaf: 5-6)

Kedelapan belas, orang yang berbuat syirik adalah sosok-sosok manusia yang sangat dungu lagi tidak mau mengambil pelajaran. Allah ta’ala berfirman,

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّن نَّزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ مِن بَعْدِ مَوْتِهَا لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka; Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?” Tentu mereka akan menjawab, “Allah”, Katakanlah, “Segala puji bagi Allah.” tetapi kebanyakan mereka tidak memahaminya.” (QS. Al ‘Ankabut: 63)

Allah juga berfirman,

أَيُشْرِكُونَ مَا لاَ يَخْلُقُ شَيْئاً وَهُمْ يُخْلَقُونَ وَلاَ يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْراً وَلاَ أَنفُسَهُمْ يَنصُرُونَ

“Apakah mereka itu mau mempersekutukan (dengan Allah) sesuatu yang tidak bisa menciptakan apa-apa dan mereka sendiri pun sebenarnya diciptakan, mereka juga tidak sanggup memberikan sedikitpun pertolongan dan tidak bisa pula menolong diri mereka sendiri.” (QS. Al A’raaf: 191-192)

Allah jalla wa ‘ala juga berfirman,

وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِن قِطْمِيرٍ إِن تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ

“Dan sesembahan-sesembahan selain-Nya yang kalian seru itu tidak bisa menguasai setipis kulit ari sekalipun. Jika kalian menyeru mereka (berhala), maka mereka itu tidak bisa mendengar doa kalian. Dan seandainya mereka itu bisa mendengar maka mereka juga tidak akan bisa mengabulkan permintaan kalian, dan pada hari kiamat nanti mereka akan mengingkari perbuatan syirik kalian, dan tiada yang bisa menyampaikan kepadamu tentang hakikat segala hal sebagaimana (Allah) Zat yang maha mengetahui.” (QS Faathir: 13-14)

Kesembilan belas, orang yang berbuat syirik adalah orang yang berkepribadian rendah dan tidak yakin dengan kemahakuasaan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Thiyarah (menganggap sial karena melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu) adalah syirik. Thiyarah adalah syirik…” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits hasan shahih, lihat Al Jadid, hal. 259)

Kedua puluh, amalan orang yang berbuat syirik atau mengangkat thaghut (sesuatu yang disembah, ditaati atau diikuti sehingga menjadi sosok tandingan bagi Allah) akan berubah menjadi penyesalan abadi di akhirat kelak. Allah ta’ala berfirman,

إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُواْ مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُواْ وَرَأَوُاْ الْعَذَابَ وَتَقَطَّعَتْ بِهِمُ الأَسْبَابُ وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُواْ لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّؤُواْ مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ

“(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan ketika segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti; “Seandainya kami dapat kembali ke dunia, pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan keluardari api neraka.” (QS. Al Baqarah: 166-167)

Kedua puluh satu, orang yang berbuat syirik sehingga mencintai sesembahan atau pujaannya sebagai sekutu dalam hal cinta ibadah maka dia tidak akan bisa merasakan manisnya iman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Ada tiga ciri, barang siapa yang memilikinya maka dia akan bisa merasakan manisnya iman: (1) Apabila Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya daripada segala sesuatu selain keduanya. (2) Apabila dia bisa mencintai seseorang hanya karena Allah saja. (3) Apabila dia merasa begitu benci untuk kembali dalam kekafiran setelah Allah selamatkan dirinya darinya sebagaimana orang yang tidak mau dilemparkan ke dalam kobaran api.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua puluh dua, orang yang berbuat syirik maka tidak akan diberikan kecukupan oleh Allah. Allah ta’ala berfirman,

وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً

“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah (bertauhid dan tidak menyandarkan hatinya kepada selain Allah) maka Allah akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah akan menyelesaikan urusannya, dan Allah telah menentukan takdir dan ketentuan waktu bagi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 3)

Kedua puluh tiga, celakalah budak harta benda dan pemuja mode busana. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Binasalah hamba dinar, hamba dirham, hamba Khamishah, hamba Khamilah. Jika dia diberi maka dia senang tapi kalau tidak diberi maka dia murka. Binasalah dan rugilah dia…” (HR. Bukhari)

Khamishah adalah kain dari bahan sutera atau wol yang bercorak, sedangkan Khamilah adalah kain beludru (lihat Al Jadid, hal. 330 dan Fathul Majid, hal. 365).

Syaikh Muhammad bin Abdul ‘Aziz Al Qar’awi mengatakan, “Hadits itu menunjukkan bahwasanya barang siapa yang menjadikan (kesenangan) dunia sebagai tujuan akhir kehidupan serta puncak cita-citanya maka sesungguhnya dia telah menyembahnya dan mengangkatnya sebagai sekutu selain Allah.” (Al Jadid, hal. 332).

Kedua puluh empat, orang yang berbuat syirik pasti akan tertimpa bencana atau siksa yang sangat pedih dan menyakitkan. Allah ta’ala berfirman,

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Maka hendaklah merasa takut orang-orang yang menyelisihi urusan Rasul kalau-kalau mereka itu akan tertimpa fitnah (bala/bencana) atau siksa yang sangat pedih.” (QS. An Nuur: 63)

-bersambung, insya Allah-

Ceramah Habib Umar bin Hafidz di Masjid an-Nur, Empang, Bogor Ziarah Makam al-Quthb al-Arifbillah Al-Habib Abdullah bin Mukhsin al-Athtas

1. Inilah berita dari ash-Shadiqul Masduq, orang yang paling jujur dapat dipercaya kata-katanya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Paling jujurnya makhluk Allah SWT, secara keseluruhan di muka bumi adalah Nabi Muhammad SAW.


Semoga Allah SWT mengkaruniakan kepada kita semua, yaitu kesempurnaan cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Dan dengan sebaik-baiknya orang yang mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW, dan dengan sempurna orang yang mencintai ahli bait-keluarganya Nabi Muhammad Rasulullah SAW dan para sahabatnya.


Sesungguhnya keluarganya Nabi SAW, mendapatkan kedudukan yang tinggi dan kemuliaan dari Allah SWT karena dia bernisbah kepada Nabi Muhammad SAW.


Dan begitu pula kemuliaan para Sahabat menjadi orang yang mulia karena mereka bersandar kepada Nabi Muhammad SAW.


Maka dari Muhammad SAW dalam hadistnya, Beliau bersabda “Seseorang sesuai dengan siapa teman duduknya.” Maka mereka para Sahabat Nabi dan para keluarga Nabi, mereka orang-orang yang duduk bersama Nabi Muhammad SAW.


Setelah kita bayangkan apabila seseorang melihat wajahnya seorang wali min auliya illah (Kekasih/Wali Allah), itu bisa diangkat oleh Allah SWT yang tadinya orang yang celaka- orang yang sial menjadi orang yang sa’adah, orang yang abadi yaitu orang yang betul-betul mendapat kebahagiaan yang abadi di sisi Allah SWT. Itu terjadi apabila menatap matanya wajah dari orang wali min auliya illah, bayangkan bagaimana menurut kalian bagi seseorang yang pernah menatap wajahnya Nabi Muhammad SAW.


Mereka para sahabat Nabi Muhammad SAW, mereka bukan hanya melihat Nabi, mereka duduk bersama Nabi Muhammad SAW, mereka berjuang bersama Nabi Muhammad SAW, mereka makan dan minum bersama Nabi Muhammad SAW. Allah SWT mengagungkan dan memuliakan mereka para sahabat dan keluarganya Nabi Muhammad SAW.


Dan mereka hidup bersama Nabi Muhammad SAW, dengan akhlak yang mulia pekerti yang sangat agung yang tidak pernah disaksikan oleh orang-orang yang sezaman sesudah beliau.

============================================

AHLAK BUDI PEKERTI SAYYIDINA ABUBAKAR


2. Dan jagalah lisan kalian daripada perkataan dusta dan ghibah. Karena sesungguhnya perbuatan dusta dan ghibah dapat menghilangkan pahala-pahala ibadah seperti puasa dan yang lainnya. Bila seseorang berdusta atau ghibah/bergunjing maka dihilangkan pahalanya oleh Allah SWT. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Puasa adalah perisai atau benteng dari kalian selama kalian tidak merusaknya.” Maka para sahabat bertanya, “Sesungguhnya apa yang bisa merusak puasa itu , Ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya apabila kalian menjaga lisan kalian daripada perkataan dusta dan tidak berbuat ghibah.”


Maka dari itu Rasulullah SAW juga bersabda, “Jagalah mata hatimu, umat! perut kalian dari makanan-makanan yang haram”, dan Nabi mengatakan , “Setiap satu suap atau makanan haram yang masuk ke dalam perut seseorang maka neraka lebih pantas baginya.”


Tatkala pernah suatu kali yaitu pembantu yang membantu di rumah tangga Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq. ra diberikan suatu makanan, maka pembantu ini memakan terlebih dahulu makanan itu tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq. ra. Maka Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq. ra menegur kepada pembantu ini, “Mengapa engkau tidak menanyakan terlebih dahulu kepadaku tentang makanan ini, biasanya kamu menanyakan dulu baru engkau memakannya?”


“Aku tadi dalam keadaan sibuk, aku dalam keadaan lapar sehingga aku lupa menanyakan hal ini kepadamu, wahai Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq. ra”.


Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq. ra berkata, “Makanan ini aku dapatkan daripada tetangga yang sedang ada pesta perkawinan, diberikan makanan ini kepadaku. Dahulu dia pernah menjadi dukun dan berdusta kepadaku.” Maka kata Sayyidina Abu Bakar, “Berarti makanan ini adalah makanan Subhat, diragukan kehalalannya.” Maka Sayyidina Abu Bakar memasukkan jarinya ke mulut pembantunya supaya memuntahkan makanan yang masuk itu.


(kisah lain) Maka tatkala mendengar itu, tetangga yang ada di kampungnya, “Bagaimana keadaan Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq. ra, yaitu khalifah Rasulullah SAW, dengan bersuara yang begitu keras ingin memuntahkan makanan yang telah masuk ke dalam perutnya dari pembantunya yang tidak diketahuinya”


Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiq. ra berkata, “Ada makanan yang masuk ke dalam perutku dari makanan yang subhat, maka harus aku mengeluarkannya dari perutku ini”.

“Maka bantulah dengan minum air, mungkin dengan engkau meminum air akan mengeluarkan semua makanan yang ada dalam perutmu itu.” Maka keluarlah makanan itu.

Tatkala keluar makanan subhat itu dari perut, maka beristighfarlah beliau sehingga dengan istighfarnya mungkin bisa membersihkan dari sisa-sisa makanan tersebut. Maka sahabat yang melihat keadaan Sayidina Abu Bakar, “Hampir-hampir engkau ini mencelakakan dirimu wahai Sayidina Abu Bakar.” Maka Sayidina Abu Bakar mengatakan, “Seandainya aku mengeluarkan makanan subhat ini dari perutku dengan ruhku sampai aku matipun, aku rela, jangan sampai makanan ini masih ada dalam perutku daripada makanan yang haram. Karena aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Setiap masuk makanan satu suap daripada makanan yang haram maka neraka lebih utama bagi orang itu’.”


Segala Puji bagi Allah SWT yang telah mengumpulkan kita dalam keadaan baik, semoga Allah mencatat amal kita ini. Setiap hari Kamis dan hari Senin, yaitu hari yang mana dilaporkan amalan umat Nabi Muhammad SAW kepada Nabi Muhammad SAW dan kepada Allah SWT. Maka tidak diterima oleh Allah SWT amalan daripada orang yang memutuskan hubungan silaturahmi, Allah akan mengampuni dosa-dosa semua kaum muslimin di hari itu kecuali orang yang menaruh perasaan dengki atau benci kepada sesama muslim.


Dan malam ini malam jum’at, maka perbanyaklah shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan barangsiapa membaca Surat Al-Kahfi di malam Jum’at, Maka Allah SWT menerangkan kepadanya cahaya sampai ke tujuh lapis langit, bahkan cahaya itu sampai kepada Baitul Atiq di Mekkah, maka dari Baitul Atiq diberikan oleh Allah SWT kepada orang yang membacanya tersebut.


Dan barangsiapa bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW di hari Jum’at, sore ba’da ashar di hari Jum’at 80 kali shalawat, maka diampuni dosanya 80 tahun.


Semoga Allah SWT membalas kebaikan semua para pengurus yang ada di tempat ini, khususnya al-Munsib diberikan keberkahan oleh Allah SWT dan segala kebaikan oleh Allah SWT dan diberi kesehatan dan dipanjangkan umurnya oleh Allah SWT.


Ketahuilah saksikanlah kita, Ya Allah, dan kita meminta ampun kepada Allah SWT ditempat ini, semoga Allah menerima taubat kita dan melihat serta memantau kepada kita dan memperbaiki hati-hati kita. Dan diberikan taufik oleh Allah SWT didalam taat hati kita dan anggota badan kita. Semoga Allah menjauhkan kita dari segala kejahatan dan kejelekan di dunia dan di akhirat. Amin, Ya Robbal Alamin.

============================================

( karena terlalu panjang.....ceramah ini sengaja kami potong di tengah di mulai dari riwayat ttg sayyidina abu bakar ashidiq ....utk menunjukkan bagaimana kecintaan ahlussunah wal jamaah dan sadah ahlul bait keturunan rasulullah SAW thdp sayyidina abubakar....penyampain ini melalui riwayat yg benar dari guru yg mulia dari tarim yaitu al musnid alhabib umar bin hafidh bin syekh abubakar bin salim.... )

Di Rumahku Ada Cinta

Cerita CintaTaman punya kita berdua
Tak lebar luas, kecil saja
Satu tak kelihatan lain dalamnya
Bagi kau dan aku cukuplah

Itu penggalan puisi Chairil Anwar, 1943, tentang rumahnya yang disebutnya taman. Taman hati. Taman hidup. Sempit ruangnya. Tapi cinta membuatnya jadi terasa cukup lapang dalam dada. Cinta membuatnya nyaman dihuni.

Kecil, penuh surya taman kita
Tempat merenggut dari dunia dan 'nusia

Kenyamanan. Itu rahasia jiwa yang diciptakan cinta: maka kita mampu bertahan memikul beban hidup, melintasi aral kehidupan, melampaui gelombang peristiwa, sambil tetap merasa nyaman dan teduh. Cinta menciptkan kenyamanan yang bekerja menyerap semua emosi negatif masuk ke dalam serat-serat jiwa melalui himpitan peristiwa kehidupan. Luka-luka emosi yang kita alami di sepanjang jalan kehidupan ini hanya mengkin dirawat di sana: dalam rumah cinta.

Dalam rumah cinta itu kita menemukan sistem perlindungan emosi yang ampuh. Mary Carolyn Davies mengungkapkannya dengan manis:

Ada sebuah tembok yang kuat
Di sekelilingku yang melindungiku
Dibangun dari kata-kata yang kau ucapkan padaku

Jiwa yang terlindung akan cepat bertumbuh dan berbuah. Sederhana saja. Karena hakikat cinta selamanya hanya satu: memberi. Memberi semua kebaikan yang tersimpan dalam jiwa. Melalui tatapan mata, kata atau tindakan. Jika kita terus menerus memberi maka kita akan terus menerus menerima. Pemberian jiwa itu menghidupkan kekuatan kebajikan yang sering tertidur dalam jiwa manusia. Seperti pohon: pada mulanya ia menyerap matahari dan air, untuk kemudian mengeluarkan semua kebajikan yang ada dalam dirinya: buahnya keindahan.

Dalam rumah yang penuh cinta itu kita menemukan rasa aman, kenyamanan dan kekuatan untuk terus bertumbuh. Itu sebabnya rumah yang begitu seperti menghadirkan surga dalam kehidupan kita. Rumah itu pasti utuh. Dan Abadi. Adakah doa cinta yang lebih agung daripada apa yang diajarkan sang Rasul kepada kita di malam pertama saat kita meletakkan dasar bangunan hubungan jiwa yang abadi? Letakkan tangan kananmu di atas ubun-ubun istrimu, lalu ucapka doa ini dengan lembut:

Ya Allah, aku mohon pada-Mu kebaikan perempuan ini
dan semua kebaikan yang tercipta
bersama penciptanya.
~ Anis Matta ~

siapa aku??????

Untuk siapa aku menangis ?
Untuk siapa aku tertawa ?
Untuk siapa aku berdiri ?
Untuk siapa aku tertidur ?


Untuk siapa aku hidup ?
Untuk siapa aku mati ?
untuk siapa aku menyembah ?
Untuk siapa aku bersujud ?


Apakah aku menangis karena memang menangisi kehidupan ?
Apakah aku tertawa karena memang menertawakan kematian ?
Apakah aku berdiri karena memang aku adalah pemimpin ?
Apakah aku tertidur karena memang aku melupakan siapa aku ?


Apakah memang benar aku menyembah dan bersujud selama ini ?
Apakah aku hanya mau bersujud karena tergila gila dengan indahnya surga ?

Apakah aku menjauhi apa yang tidak boleh karena memang takut akan perihnya neraka ?
Ataukah aku bersujud dan takut karena sepenuh hati..


Dimana kah aku ??
Apakah aku sudah meyakini aku ?
Apakah aku lakukan semua karena memang untuk aku ?
Apakah aku tahu siapa kah aku ?


Sesungguhnya AKU ADALAH AKU....
AKU BERCERMIN KEPADA AKU...




Note : sebuah catatan untuk mencari dimana Tuhan ku selama ini..


Apakah memang kita sudah benar - benar meyakini kehadiran Nya.. ??
Apakah jangan - jangan apa yang kita lakukan adalah sebuah hafalan di luar kepala tanpa memaknai kehadiranNya.. ??

Apakah kita selama ini menggunakan Tuhan sebagai alat dari Ego kita ?
Dan kita letakan seperti apa sesungguhnya Tuhan itu ?


Apakah hanya sebagai pemanis bibir belaka saja. dengan seolah olah menebarkan ayat ayat suci Tuhan..Dimana tempat kita untuk mencari perhatian saja ?

Apakah hanya sebagai sebuah simbol seolah olah dengan menyebut Tuhan maka AKU ADALAH BENAR sebenar - benarnya..?


jika Tuhan kita letakan sebagai pemanis bibir dan hanya simbol.. Betapa kita telah meRENDAHkan Tuhan serendah - rendahnya..



jadi SIAPAKAH AKU.. ??






Apakah kita semua
Benar-benar tulus
Menyembah pada-Nya
Atau mungkin kita hanya
Takut pada neraka
Dan inginkan surga


Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkan kau bersujud kepada-Nya
Jika surga dan neraka tak pernah ada
Masihkah kau menyebut nama-Nya


Bisakah kita semua
Benar-benar sujud sepenuh hati
Kar`na sungguh memang Dia
Memang pantas disembah
Memang pantas dipuja

*makasih buat Ahmad Dhani atas lagu - lagunya yang membawa pesan - pesan penuh makna*



SALAM CINTA

PERNIKAHAN

Faedah Menikah di Usia Muda
Sabtu, 09 Januari 2010 00:00 Muhammad Abduh Tuasikal Belajar Islam - Muslimah
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam dan satu-satunya layak untuk disembah. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Menikah di usia muda, siapa takut?


Berikut penjelasan yang bagus dari ulama besar Saudi Arabia, Syaikh Sholih bin Fauzan bin 'Abdillah Al Fauzan -hafizhohullah- yang kami kutip dari Web Sahab.net (arabic).



[Faedah pertama: Hati semakin tenang dan sejuk dengan adanya istri dan anak]

Di antara faedah segera menikah adalah lebih mudah menghasilkan anak yang dapat menyejukkan jiwa. Allah Ta'ala berfirman,

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ

“Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. ” (QS. Al Furqon: 74)

Istri dan anak adalah penyejuk hati. Oleh karena itu, Allah -subhanahu wa ta'ala- menjanjikan dan mengabarkan bahwa menikah dapat membuat jiwa semakin tentram. Dengan menikah seorang pemuda akan merasakan ketenangan, oleh karenanya ia pun bersegera untuk menikah.

هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ

“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. ” (QS. Al Furqon: 74)

Demikian pula dengan anak. Allah pun mengabarkan bahwa anak adalah separuh dari perhiasan dunia sebagaimana firman-Nya,

الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا

“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. ” (QS. Al Kahfi: 46)

Anak adalah perhiasan kehidupan dunia. Setiap manusia pasti menginginkan perhiasan yang menyejukkan pandangan. Sebagaimana manusia pun begitu suka mencari harta, ia pun senang jika mendapatkan anak. Karena anak sama halnya dengan harta dunia, yaitu sebagai perhiasan kehidupan dunia. Inilah faedah memiliki anak dalam kehidupan dunia.

Sedangkan untuk kehidupan akhirat, anak yang sholih akan terus memberikan manfaat kepada kedua orang tuanya, sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث : علم ينتفع به ، أو صدقة جارية ، أو ولد صالح يدعو له

“Jika manusia itu mati, maka amalannya akan terputus kecuali tiga perkara: [1] ilmu yang bermanfaat, [2] sedekah jariyah, dan [3] anak sholih yang selalu mendoakannya.”1

Hal ini menunjukkan bahwa anak memberikan faedah yang besar dalam kehidupan dunia dan nanti setelah kematian.



Faedah lainnya, bersegera menikah juga lebih mudah memperbanyak anak, sehingga umat Islam pun akan bertambah banyak. Oleh karena itu, setiap manusia dituntut untuk bekerjasama dalam nikah membentuk masyarakat Islami. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

تزوجوا فإني مكاثر بكم يوم القيامة

“Menikahlah kalian. Karena aku begitu bangga dengan banyaknya umatku pada hari kiamat.”2 Atau sebagaimana sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam.

Intinya, bersegera menikah memiliki manfaat dan dampak yang luar biasa. Namun ketika saya memaparkan hal ini kepada para pemuda, ada beberapa rintangan yang muncul di tengah-tengah mereka.



Rintangan pertama:

Ada yang mengutarakan bahwa nikah di usia muda akan membuat lalai dari mendapatkan ilmu dan menyulitkan dalam belajar. Ketahuilah, rintangan semacam ini tidak senyatanya benar. Yang ada pada bahkan sebaliknya. Karena bersegera menikah memiliki keistimewaan sebagaimana yang kami utarakan yaitu orang yang segera menikah akan lebih mudah merasa ketenangan jiwa. Adanya ketenangan semacam ini dan mendapatkan penyejuk jiwa dari anak maupun istri dapat lebih menolong seseorang untuk mendapatkan ilmu. Jika jiwa dan pikirannya telah tenang karena istri dan anaknya di sampingnya, maka ia akan semakin mudah untuk mendapatkan ilmu.

Adapun seseorang yang belum menikah, maka pada hakikatnya dirinya terus terhalangi untuk mendapatkan ilmu. Jika pikiran dan jiwa masih terus merasakan was-was, maka ia pun sulit mendapatkan ilmu. Namun jika ia bersegera menikah, lalu jiwanya tenang, maka ini akan lebih akan menolongnya. Inilah yang memudahkan seseorang dalam belajar dan tidak seperti yang dinyatakan oleh segelintir orang.

Rintangan kedua:

Ada yang mengatakan bahwa nikah di usia muda dapat membebani seorang pemuda dalam mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Rintangan ini pun tidak selamanya bisa diterima. Karena yang namanya pernikahan akan senantiasa membawa keberkahan (bertambahnya kebaikan) dan akan membawa pada kebaikan. Menjalani nikah berarti melakukan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan seperti ini adalah suatu kebaikan. Seorang pemuda yang menikah berarti telah menjalankan perintah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia pun mencari janji kebaikan dan membenarkan niatnya, maka inilah yang sebab datangnya kebaikan untuknya. Ingatlah, semua rizki itu di tangan Allah sebagaimana firman-Nya,

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللهِ رِزْقُهَا

“ Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.” (QS. Hud: 6)

Jika engkau menjalani nikah, maka Allah akan memudahkan rizki untuk dirimu dan anak-anakmu. Allah Ta'ala berfirman,

نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ

“Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al An'am: 151)

Oleh karenanya ,yang namanya menikah tidaklah membebani seorang pemuda sebagaimana anggapan bahwa menikah dapat membebani seorang pemuda di luar kemampuannya. Ini tidaklah benar. Karena dengan menikah akan semakin mudah mendapatkan kebaikan dan keberkahan. Menikah adalah ketetapan Allah untuk manusia yang seharusnya mereka jalani. Ia bukan semata-mata khayalan. Menikah termasuk salah pintu mendatangkan kebaikan bagi siapa yang benar niatnya.

-Demikian penjelasan dari Syaikh Sholih Al Fauzan-

Sumber: http://www.sahab.net/home/index.php?Site=News&Show=698



Semoga Allah memudahkan para pemuda untuk mewujudkan hal ini dengan tetap mempertimbangkan maslahat dan mudhorot (bahaya). Jika ingin segera menikah dan sudah merasa mampu dalam menafkahi istri, maka lobilah orang tua dengan cara yang baik. Semoga Allah mudahkan.

KISAH MARYAM, MUALAF JEPANG DARI HAMAMATSU

Nama Maryam barangkali tidak terlalu asing bagi telinga muslim dimanapun. Nama ini terpatri dalam Al Qur’an (Surat Maryam). Menandakan posisi sang empunya nama (Maryam binti Imran) yang memang istimewa dalam sejarah Islam.

Sebaliknya, Maryam keturunan Jepang yang satu ini bukan siapa-siapa. Tak banyak orang mengenalnya. Tidak di Hamamatsu kota tempat tinggalnya, tidak di Jepang negaranya, apalagi di Indonesia. Kendati demikian, kisah hidup hamba Allah yang satu ini menarik untuk disimak. Apalagi, semangat dan performa keislamannya tak kalah dengan mereka yang berislam sejak lahir.

Nama Maryam memang bukan nama asli. Sebagai orang asli Jepang jelas ia memiliki nama Jepang. “Tapi tolong jangan paksa saya menyebutkan nama asli saya. Saya tak ingin membangkitkan kenangan lama saya. Kenangan yang tak ingin saya ingat-ingat lagi. Maka, panggil saya Maryam saja,” ujar Maryam tenang..

Kisah tentang Maryam adalah juga kisah sukses pengajian Hamamatsu dalam membina anggota pengajiannya. Hamamatsu adalah tempat dimana ia tinggal dan kemudian mengikuti pengajian-pengajian Islam. Kota ini berpenduduk 800.000 jiwa yang terletak di Pulau Honshu bagian tengah, dan dapat ditempuh dalam waktu empat jam saja dari Tokyo ke arah Selatan. Empat jam saja dari Tokyo ke arah selatan dengan menggunakan kereta biasa.

Muslim di Hamamatsu cukup banyak. Terdiri atas orang Indonesia yang bekerja di perusahaan Jepang (lazim disebut kenshusei alias trainee), muslim Pakistan, muslim keturunan Jepang karena perkawinan campuran (Nikkei) dan penduduk asli Jepang sendiri (Nihon jin).

Banyaknya muslim pekerja di Hamamatsu tak lepas dari keberadaan kota ini sebagai kota industri. Perusahaan multinasional seperti Yamaha dan Suzuki bermarkas besar di kota ini. Asal mula raksasa Honda-pun dari kota ini. Saratnya industri otomatis mengundang banyak pekerja asing. Termasuk pekerja asal Indonesia.

Pengajian rutin di Hamamatsu telah berlangsung lama. Pesertanya cukup banyak, dan semakin lama semakin bertambah. Muslimah asli Jepang sendiri terlibat secara aktif. Sebagian besar muslimah Jepang menjadi muslim melalui pernikahan, baik dengan muslim Indonesia, Pakistan, Malaysia, ataupun Bangladesh.

Salah satu muslimah asli Jepang aktivis pengajian Hamamatsu adalah Maryam, atau sering disebut Maryam-san oleh warga pengajian Indonesia di Hamamatsu. Maryam lahir pada 19 Juli 1977 di Shizuoka Jepang, kota yang berjarak satu jam perjalanan dari Hamamatsu ke arah utara. Ia adalah putri pertama dari empat bersaudara.

Maryam menikah dengan Bambang Harianto, pekerja Indonesia yang semula bekerja di salah satu industri di Hamamatsu, pada 16 Desember 2001. Lima hari sebelumnya dia mengucapkan dua kalimat syahadat disaksikan oleh pengajian Hamamatsu.

Pernikahan Maryam dengan Bambang berlangsung unik dan terkesan aneh bagi kebanyakan masyarakat Jepang, apalagi bagi orangtua Maryam. Ketika Bambang memberanikan diri untuk melamar Maryam, sang calon mertua tak berkomentar. Bingung. Karena biasanya pemudi pemuda Jepang hidup bersama dulu sebelum menikah (atau malah tidak menikah selamanya namun hidup bersama dengan pasangan yang sama atau bergonta ganti pasangan). Apalagi, Maryam kenal Bambang kurang dua bulan. Namun dasar pemuda Bambang ini baik imannya, maka kendati sang mertua rada bingung, namun pernikahan-pun tetap dilangsungkan di kampung halaman Bambang, Pasuruan-Jawa Timur, melalui perantaraan wali hakim.

Dari pernikahan yang penuh barokah ini Maryam dan Bambang (sementara ini) dikaruniai dua orang anak, masing-masing bernama Sakinah (lahir tahun 2002) dan Abdullah Alim (Lahir tahun 2004). Wajah kedua hamba Allah yang mungil ini cukup unik. Berkulit putih dan bermata agak sipit ala Maryam, namun sesekali bisa berbahasa Indonesia mengikuti Ayah-nya.

Komunikasi dalam keluarga ini cukup unik. Mereka lebih banyak bicara dalam bahasa Jepang, yang sesekali dicampur bahasa Indonesia. Maryam sendiri belum bisa berbahasa Indonesia kendati sudah paham banyak kata Indonesia. Bambang sebaliknya, sudah pintar berbahasa Jepang karena telah tinggal di Jepang nyaris sepuluh tahun. Namun, apabila bertemu dengan komunitas Indonesia, Bambang lebih banyak berbahasa Jawa logat Jawa Timur-an, apalagi ketika yang dijumpainya adalah orang Jawa.

Dua sejoli ini adalah pasangan serasi di dalam dan di luar rumah. Keduanya sama-sama aktif menggerakkan pengajian di Hamamatsu dan sekitarnya. Bambang, setelah usai kontrak tiga tahunnya dengan perusahaan di Jepang, lantas menetapkan untuk tinggal di Jepang. Apalagi ia telah beristrikan orang Jepang. Bambang kini berwirausaha jual beli mobil dan aktif memimpin Keluarga Masyarakat Indonesia Hamamatsu (KMIH). Juga, ia aktif menggerakkan aktivitas da`wah di masjid Muhammadi Hamamatsu, masjid satu-satunya di Hamamatsu yang berdiri pada tahun 2006 dan didominasi komunitas pekerja Indonesia. Maryam sendiri disamping menjadi ibu rumah tangga, juga aktif menjadi penggerak da`wah di kalangan muslimah Jepang (Nihon jin). “Maryam-san termasuk pioneer disini, ia sudah bisa disebut ustadzah, apalagi bacaan Al Qur`an-nya sudah lancar sekali,” komentar Ervin, seorang ibu muda Indonesia yang tinggal di Hamamatsu.

Apa yang membuat Maryam tertarik dengan Islam? Awalnya sederhana saja. Maryam remaja memiliki hobi menari. Hobi ini mengantarnya bertemu dengan orang Indonesia dalam acara-acara kebudayaan. Dalam sejumlah interaksi tersebut, ia heran mengapa orang Indonesia yang dijumpainya tak makan daging babi dan juga tak minum alkohol ataupun sake. Padahal, bagi kebanyakan orang Jepang, alkohol adalah bagian dari budaya keseharian.

Kemudian, setelah peristiwa WTC 11 September 2001, Maryam makin penasaran lagi dengan Islam. Mengapa Islam dikaitkan dengan terorisme? Mengapa muslim diidentikkan dengan kekerasan? Maka berbekal kegelisahan tersebut, Maryam-pun mendatangi pertemuan yang dihadiri orang Jepang dan orang Indonesia yang antara lain membahas persoalan tersebut.

Tak dinyana, Allah SWT punya kuasa, dari interaksi dengan muslim Indonesia dalam forum-forum diskusi tersebut, ia bertemu dengan Bambang Harianto, pemuda Pasuruan yang kini jadi suaminya, pada pertengahan bulan Oktober 2001. Dari interaksi-interaksi tersebut, ia juga sampai pada kesimpulan bahwa peristiwa 11 September 2001 tak ada hubungannya dengan Islam. Muslim Indonesia di Hamamatsu tampak ramah, hangat, dan tak ada kesan sebagai teroris sama sekali. Tak seburuk yang digambarkan media massa.

Menurut Maryam, Islam tidak banyak dikenal di Jepang. Karena di Jepang tak ada pelajaran agama. Ia sendiri mengenal Islam pertama kali justru dari pelajaran sejarah di sekolah. Ketika ia di sekolah menengah, ada pelajar muslim yang mengikuti pertukaran pelajar di sekolahnya. Dimana ia banyak bertanya dan bertukar pikiran tentang agama dan masalah ketuhanan. Kemudian, ia juga mengenal Islam dari presentasi teman kuliahnya di universitas yang mempresentasikan tentang Islam sebagai bagian dari tugas kuliah..

Sepengetahuan Maryam selaku muslimah asli Jepang, orang Jepang masa kini umumnya tidak fanatik pada satu agama. Atau malah tidak beragama sama sekali. Mereka bisa lahir sebagai penganut Shinto, kemudian ketika menikah menggunakan ritual Kristen, dan ketika meninggal memilih ritual ala Budha. Maka, menerima konsep Tuhan yang satu ala Islam adalah persoalan besar bagi orang Jepang. Menurut Maryam, orang Jepang mengenal konsep Tuhan namun berbeda dengan monotheisme ala Islam. Sebagian merasakan kebutuhan terhadap adanya Tuhan namun mereka tidak punya perangkat untuk mengakses Tuhan tersebut. Namun, pada umumnya apabila mereka mendapatkan penjelasan yang memadai tentang Islam, mereka juga tak terlalu sulit untuk menerima.

Menanamkan rasa percaya akan keberadaan Allah sebagai Sang Pencipta dan Rasulullah Muhammad SAW sebagai utusanNya adalah suatu perjalanan yang panjang bagi muslim Jepang. Menurut penuturan sejumlah mualaf Jepang, sebelum menjadi muslim, sebagian besar orang Jepang tidak percaya atau tidak yakin dengan adanya Tuhan. Mereka meyakini bahwa apa-apa yang sudah dan akan didapatkan semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Maka, hidup terasa kosong. Bila kebutuhan terhadap Tuhan mereka rasakan di suatu waktu, mereka bingung kemana mencariNya. Maka, mereka mencari Tuhan dimana-mana dan menentukan Tuhan mana saja yang bisa dimintakan pertolongan. Karena kebiasaan ini, orang Jepang banyak memiliki dewa dan jimat sebagai sebagai manifestasi kebutuhannya terhadap Tuhan. “Itulah mengapa saya katakan bahwa bagian tersulit mengajarkan Islam bagi orang Jepang adalah untuk mencerna konsep ketuhanan yang satu tersebut,” jelas Maryam.

Maryam masih percaya bahwa terlepas dari masalah hidayah Allah SWT, jalan pernikahan adalah satu cara efektif untuk memperkenalkan Islam bagi orang Jepang. Kemudian, setelah mereka masuk Islam juga harus dibimbing. Ia menisbatkan pada dirinya sendiri, dimana ketika ia masuk Islam tahun 2001 sebenarnya iman dia pun belum begitu mantap. Alhamdulillah dia bertemu dengan suami yang baik dan senantiasa siap membimbingnya. “Jangan sampai ketika sang mualaf masuk Islam lantas ditinggal sendiri karena ternyata sang pasangannya juga tak terlalu taat dengan ajaran Islam, bimbinglah mereka karena mereka sangat perlu dibimbing,” pinta Maryam.

Oleh karenanya, Maryam bersyukur bahwa di Hamamatsu ada pengajian rutin yang dikelola oleh masyarakat muslim di kota tersebut. Pengajian muslimah Hamamatsu memiliki aktivitas beragam. Bisa berupa belajar membaca Al-qur’an, menghafal surat-surat pendek, belajar bacaan sholat dan do’a-do’a keseharian. Alhamdulillah, pada saat ini sudah ada beberapa orang yang bisa lancar membaca Al-Qur’an.

Bersama pengajian Hamamatsu, para muslimah dan mualaf Jepang ini mulai memahami Islam dengan benar. Bila pada awalnya mereka mengakui, masuk Islam karena pernikahan, namun kini Alhamdulillah mereka menjadi bersyukur dipertemukan dengan Islam dan meyakini bahwa karena Islam-lah hati mereka menjadi tenang, hidup terarah dan menjadi punya pegangan hidup. Seperti suatu waktu, ketika diselipkan kabar tentang kasus karikatur Rasulullah di koran Denmark yang sangat menyinggung umat Islam, mereka mencucurkan air mata. Bukan air mata tanpa makna, namun air mata yang lahir dari rasa cinta pada Rasulullah SAW yang telah bersemi di hati mereka.

Namun, menjadi muslimah di Jepang bukan berarti tanpa tantangan. Beragam masalah timbul sebagai konsekuensi hidup sebagai minoritas. Layaknya menjadi orang asing di negerinya sendiri. Salah satunya adalah benturan dengan keluarga yang tidak menerima keberadaan mereka sebagai muslim. Bahkan, ada pula yang tidak diakui sebagai anggota keluarga lagi oleh orang tua dan sanak saudaranya. Namun selepas anak-anak tercinta lahir dari rahim mereka, Alhamdulillah biasanya sebagian orang tua kembali mau menerima mereka. Kendati, yang lainnya tetap saja menjaga jarak dengan anak, menantu, dan cucu-cucunya.

Hal ini terjadi juga pada orang tua Maryam. Orangtuanya tidak pernah tegas-tegas menolak keislamannya, namun juga tidak pernah menyatakan menerima secara terbuka. Orangtua Maryam memberikannya pilihan bebas karena Maryam sudah dewasa dan berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Suatu sikap khas Jepang. Alhamdulillah, hingga kini komunikasi Maryam dan suaminya dengan orangtua Maryam tetap baik. Mereka tetap bersilaturrahmi dan berkomunikasi secara wajar.

Masalah berikutnya bagi Maryam, dan juga para mualaf lainnya adalah kesulitan mendapatkan makanan yang halal. Makanan dan minuman yang ada di Jepang sebagian besar mengandung unsur haram, seperti babi (butaniku), arak/sake, wine ataupun bersifat syubhat, seperti banyaknya daging atau ayam yang tidak dipotong dengan menyebut asma Allah SWT. Maryam sangat menyadari hal tersebut. Ia tahu betul mana-mana produk makanan Jepang yang tak layak dikonsumsi karena sifat haramnya.

Alhamdulillah di Hamamatsu ada beberapa toko yang menjual daging halal. Keuntungan bagi Maryam, sebagai orang Jepang ia mudah saja membaca huruf kanji ketika berbelanja di supermarket. Maka ia dapat segera mengidentifikasi ingredients/ bahan kandungan yang ada dalam suatu produk makanan.

Berbeda halnya dengan muslim non Jepang. Banyak diantaranya yang tak bisa membaca huruf Jepang (hiragana-katakana-kanji). Akibatnya, mereka tak dapat memahami kandungan bahan makanan. Dalam kasus ini, muslim tersebut-lah yang harus proaktif. Contohnya, bila harus membeli roti atau datang ke restoran umum, maka harus berani bertanya pada penjualnya, kandungan makanan yang akan di makan. Memang terdengar merepotkan, namun bagi muslimah Jepang dan warga muslim lainnya, hal ini sudah menjadi kebiasaan. Terbukti, sudah bertahun-tahun mereka menjalaninya tanpa sekalipun merasa repot. Alhamdulillah, rata-rata penjual atau penjaga toko diJepang sangat menghargai pembeli. Betul-betul menjadikan pembeli sebagai raja. Sehingga, sangat jarang ditemui penjual atau penjaga toko yang marah atau kesal saat ditanyakan kandungan makanan atau minuman yang dijualnya.

Masalah berikutnya adalah menanamkan dan memperkuat aqidah anak-anak utamanya ketka memasuki dunia sekolah. Kendati anak-anak Maryam belum masuk sekolah dasar, namun iapun memahami kendala ini dari hasil interaksinya dengan muslim yang lain. Kesulitannya adalah mulai dari menjelaskan pihak sekolah terkait makan siang yang ‘khusus’ alias bebas dari zat-zat haram seperti babi dan alkohol. Pelaksanaan sholat dzuhur bagi anak yang sudah menginjak remaja. Hingga, penjelasan ekstra tentang ketidakhadiran anak-anak pada acara-acara khusus di sekolah yang menyangkut kepercayaan orang Jepang, acara-acara mana berpotensi mendatangkan syirik.

Sudah bukan rahasia umum, di Hamamatsu dan di bagian Jepang yang lain. Sebagian anak muslim ada yang mengalami ‘ijime’ atau kebiasaan diejek oleh sekelompok anak di sekolahnya. Biasanya karena adanya perbedaan pakaian atau makanan. Namun Alhamdulillah, melalui komunikasi aktif dengan pihak sekolah dan bersikap tidak menutup diri, masalah-masalah yang timbul bisa di selesaikan dengan baik.

Penggunaan busana muslimah terkadang masih juga mengundang pertanyaan. Beberapa orang Jepang merasa aneh atas penggunaan jilbab dan busana muslimah. Misalnya saja saat musim panas (natsu), di Hamamatsu bisa mencapai 38 derajat celcius. Ketika semua orang Jepang berpakaian minim keberadaan muslimah berbusana ‘rapat’ jelas mengundang keanehan. Padahal, biasanya ketika musim panas, para muslimah menggunakan pakaian yang berbahan tidak tebal namun menyerap keringat. Begitupun dengan jilbabnya, diusahakan tidak berbahan tebal, namun tentunya tidak pendek dan tidak tembus pandang.

Maryam-san termasuk muslimah yang selalu mengenakan busana muslimah di semua tempat dan keadaan. Ia tak malu mengenakan baju gamis dan jilbab lebar untuk pergi ke pasar dan tempat-tempat umum lainnya. Bagi yang tak mengenalnya dan tak melihat wajahnya, takkan mengira bahwa ia adalah seorang muslimah Jepang. Dalam bayangan kebanyakan warga Jepang, muslimah berprofil demikian adalah melulu berasal dari Timur Tengah ataupun Afrika Utara.

Kendati sangat bahagia hidup dalam Islam, Maryam-pun memiliki kritik terhadap muslim, utamanya muslim Indonesia. Menurutnya, masih banyak muslim Indonesia yang belum mengamalkan Islam dengan benar. “Saya tidak mengatakan saya sudah benar, namun hal ini amat disayangkan karena sebenarnya umat Islam Indonesia sangat berpotensi dan amat dimudahkan Allah untuk beribadah. Apalagi dari segi jumlah-pun terbesar di dunia. Karena, ketika seorang muslim tidak menjalankan ajaran Islam atau bahkan berbuat keburukan, terkadang orang Jepang, yang saya ketahui, dengan mudah menisbatkannya ke Islam dan bukan orang itu sendiri. Akhirnya yang jelek adalah nama Islamnya dan bukan individu yang bersangkutan. Masih sulit bagi orang Jepang memisahkan antara Islam dan muslim, “ tukas Maryam.

Kritik Maryam berikutnya, dari pengamatannya ketika berkunjung ke Indonesia, kaum muda Indonesia cenderung berperilaku kebarat-baratan. “Banggalah sebagai muslim. Jangan terlalu condong ke barat,” ujar Maryam. Namun, Maryam juga senang dengan Indonesia untuk banyak hal. Bukan semata-mata karena suaminya orang Indonesia. Namun ia kagum dengan kehangatan dan suasana kekeluargaan orang Indonesia. “Saya juga senang dengan makanan Indonesia dan punya buah favorit bernama mangga,” ujar Maryam.

Maryam begitu cinta dengan Indonesia. Sama halnya dengan kecintaannya kepada Jepang. Namun, sejauh ini baru dua kali ia mengunjungi Indonesia. Ke kampung halaman suaminya di Pasuruan. Dan Maryam cukup populer di Pasuruan. Karena ketika ia disana, ia sempat diwawancara media setempat yang merasa aneh, karena ada perempuan Jepang yang masuk Islam dan menikah dengan warga asli Pasuruan.

Kecintaan Maryam pada Indonesia dan muslim Indonesia memiliki dasar yang tulus. Ia melihat muslim Indonesia, khususnya yang ada di Jepang, amat mudah bergaul dan tak menunjukkan perbedaan. Agak berbeda dengan kebanyakan orang Jepang yang biasanya tak bisa langsung akrab. Perlu waktu sedikit demi sedikit untuk dapat saling percaya. “Maka, manfaatkanlah modal silaturrahmi dan keluwesan pendekatan ala Indonesia untuk menda’wahi orang Jepang. Karena sesungguhnya orang Jepang amat senang mempelajari budaya asing,” tambah Maryam.

Terakhir, Maryam-san berpesan kepada warga muslim Indonesia, “Tolonglah bantu kami para mualaf di Jepang. Kirimkan para da’i dan bantulah membangun pendidikan Islam di Jepang. Jangan terlalu pelit dengan ilmu yang anda miliki. Saya melihat banyak orang pintar agama Islam di Indonesia. Maka, bagi-bagilah ilmunya ke Jepang,” ujar Maryam.

-------------------------------

*Kisah ini dituturkan langsung oleh narasumber kepada Heru Susetyo di kediamannya di Hamamatsu-shi, Shizuoka-ken, Jepang pada 9 Oktober 2006. Narasumber menuturkan kisahnya dalam bahasa Jepang dengan bantuan translasi ke dalam bahasa Indonesia oleh suaminya Bambang Harianto dan tokoh muslim Indonesia di Hamamatsu, Dr. Ratno Nuryadi. Data tambahan dituturkan oleh Ervin Hidayati, Ibu Indonesia yang juga adalah aktivis pengajian di Hamamatsu – Jepang.

review http://mahesakujenar.blogspot.com on alexa.com
free counters

Followers

 
heramkempek © . Template by: SkinCorner. SEO By: Islamic Blogger Template