Senin, 22 November 2010

MENIKMATI KRITIK DAN CELAAN

Kejernihan dan kekotoran hati seseorang akan tampak jelas tatkala dirinya ditimpa kritik, celaan, atau penghinaan orang lain. Bagi orang yang lemah akal dan imannya, niscaya akan mudah goyah dan resah. Ia akan sibuk menganiaya diri sendiri dengan memboroskan waktu untuk memikirkan kemungkinan melakukan pembalasan. Mungkin dengan cara-cara mengorek-ngorek pula aib lawannya tersebut atau mencari dalih-dalih untuk membela diri, yang ternyata ujung dari perbuatannya tersebut hanya akan membuat dirinya semakin tenggelam dalam kesengsaraan batin dan kegelisahan.

Persis seperti orang yang sedang duduk di sebuah kursi sementara di bawahnya ada seekor ular berbisa yang siap mematuk kakinya. Tiba-tiba datang beberapa orang yang memberitahukan bahaya yang mengancam dirinya itu. Yang seorang menyampaikannya dengan cara halus, sedangkan yang lainnya dengan cara kasar. Namun, apa yang terjadi? Setelah ia mendengar pemberitahuan itu, diambilnya sebuah pemukul, lalu dipukulkannya, bukan kepada ular namun kepada orang-orang yang memberitahukan adanya bahaya tersebut.

Lain halnya dengan orang yang memiliki kejernihan hati dan ketinggian akhlak. Ketika datang badai kritik, celaan, serta penghinaan seberat atau sedahsyat apapun, dia tetap tegar, tak goyah sedikit pun. Malah ia justru dapat menikmati karena yakin betul bahwa semua musibah yang menimpanya tersebut semata-mata terjadi dengan seijin Allah Azza wa Jalla.

Allah tahu persis segala aib dan cela hamba-Nya dan Dia berkenan memberitahunya dengan cara apa saja dan melalui apa saja yang dikehendaki-Nya. Terkadang terbentuk nasehat yang halus, adakalanya lewat obrolan dan guyonan seorang teman, bahkan tak jarang berupa cacian teramat pedas dan menyakitkan. Ia pun bisa muncul melalui lisan seorang guru, ulama, orang tua, sahabat, adik, musuh, atau siapa saja. Terserah Allah.

Jadi, kenapa kita harus merepotkan diri membalas orang-orang yang menjadi jalan keuntungan bagi kita? Padahal seharusnya kita bersyukur dengan sebesar-besar syukur karena tanpa kita bayar atau kita gaji mereka sudi meluangkan waktu memberitahu segala kejelekkan dan aib yang mengancam amal-amal shaleh kita di akhirat kelak.

Karenanya, jangan aneh jika kita saksikan orang-orang mulia dan ulama yang shaleh ketika dihina dan dicaci, sama sekali tidak menunjukkan perasaan sakit hati dan keresahan. Sebaliknya, mereka malahan bersikap penuh dengan kemuliaan, memaafkan dan bahkan mengirimkan hadiah sebagai tanda terima kasih atas pemberitahuan ihwal aib yang justru tidak sempat terlihat oleh dirinya sendiri, tetapi dengan penuh kesungguhan telah disampaikan oleh orang-orang yang tidak menyukainya.

Para Ikhwan dan Akhwat, bagi kita yang berlumur dosa ini, haruslah senantiasa waspada terhadap pemberitahuan dari Allah yang setiap saat bisa datang dengan berbagai bentuk.

Ketahuilah, ada tiga bentuk sikap orang yang menyampaikan kritik. Pertama, kritiknya benar dan caranya pun benar. Kedua, kritiknya benar, tetapi caranya menyakitkan. Dan ketiga, kritiknya tidak benar dan caranya pun menyakitkan.

Bentuk kritik yang manapun datang kepada kita, semuanya menguntungkan. Sama sekali tidak menjatuhkan kemuliaan kita dihadapan siapapun, sekiranya sikap kita dalam menghadapinya penuh dengan kemuliaan sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Karena, sesungguhnya kemuliaan dan keridhaan-Nyalah yang menjadi penentu itu.

Allah SWT berfirman, "Dan janganlah engkau berduka cita karena perkataan mereka. Sesungguhnya kekuatan itu bagi Allah semuanya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Yunus : 65)

Ingatlah, walaupun bergabung jin dan manusia menghina kita, kalau Allah menghendaki kemuliaan kepada diri kita, maka tidak akan membuat diri kita menjadi jatuh ke lembah kehinaan. Apalah artinya kekuatan sang mahluk dibandingkan Khalik-nya? Manusia memang sering lupa bahwa qudrah dan iradah Allah itu berada di atas segalanya. Sehingga menjadi sombong dan takabur, seakan-akan dunia dan isinya ini berada dalam genggaman tangannya. Naudzubillaah!!!

Padahal, Allah Azza wa Jalla telah berfirman, "Katakanlah, Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada orang Kau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Kau kehendaki. Engkau muliakan yang Kau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Kau Kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali Imran : 26)

semoga Allah selalu menjaga hati kita agar selalu jernih dan menjaga sikap kita agar selalu lurus di jalan-Nya...Aamiin Allaahumma Aamiin

Kemuliaan Ahlul Yaman (ceramah Habib Munzir Almusawa di Mesjid Almunawwar, Pancoran, Jakarta Selatan

Kemuliaan Ahlul Yaman
Senin, 08 Februari 2010


قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَاكُمْ أَهْلَ اْليَمَن هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً وَأَلْيَنُ قُلُوْبًا اَلْإِيْمَانُ يَمَانٌ وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَّةٌ .

( صحيح البخاري )
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنَا، قَالُوْا: يَارَسُوْلَ اللهِ وَفِيْ نَجْدِنَا، قَالَ : اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ شَامِنَا اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنَا، قَالُوْا : يَارَسُوْلَ اللهِ وَفِيْ نَجْدِنَا فَأَظُنُّهُ قَالَ فِي الثَّالِثَةِ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَاْلفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ

( صحيح البخاري )
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“ Datang kepada kalian penduduk Yaman, mereka lebih ramah perasaannya dan lebih lembut hatinya, iman adalah pada penduduk Yaman, dan hikmah kemuliaan ada pada penduduk Yaman .” ( Shahih Al Bukhari )


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

"Ya Allah, berkatilah Syam kami dan berkatilah Yaman kami”, mereka berkata: Ya Rasulullah, juga Najd kita..?, (Beliau diam tapi kemudian kembali berdoa): “Ya Allah, berkatilah Syam kami dan berkatilah Yaman kami” , mereka berkata: Ya Rasulullah, juga Najd kita..? ,( Rasulullah diam dan kembali berdoa ): “Ya Allah, berkatilah Syam kami dan berkatilah Yaman kami” , mereka berkata : Ya Rasulullah, juga Najd kami..??, beliau saw kemudian menjawab: “dari sana (Najd) akan muncul goncangan dan fitnah!, dan dari sana (Najd) akan muncul tanduk setan!." ( Shahih Al Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ.

Limpahan Puji kehadirat Allah Maha Raja Tunggal dan abadi di alam semesta, Yang Maha menghadapi seluruh hamba-Nya dan melihatnya setiap waktu dan saat, wahai aku dan kalian yang tidak lepas dari pandangan pengawasan Ilahi , Yang Maha lembut dan siap melimpahkan kasih sayang dan pengampunan bagi para pendosa , memandang para pendosa dengan keinginan mengampuni mereka , memandang para ahli ibadah untuk mengangkat derajat mereka , inilah Allah Maha Tunggal dan Maha Sempurna menguasai kerajaan alam semesta , alam kehidupan dunia dan alam akhirah , alam yang ada sebelum alam dunia ada , alam yang ada setelah alam dunia tiada, dalam kehidupan manusia tiada lepas satu kejap pun dari pengawasan Ilahi , beruntung karena Yang Maha Mengawasi adalah juga Yang Maha Mengampuni , Yang Maha mengawasi adalah juga Yang Maha memaafkan dan tiada yang lebih pemaaf dari Allah , tiada yang lebih ramah kelembutannya dari Allah . Oleh sebab itulah Allah subhanahu wata’ala menjadikan musibah , cobaan dan kesedihan hamba-Nya sebagai penghapus dosa bagi hamba-Nya yang malas beristighfar, maka tiada yang lebih indah dari Allah, tiada yang tidak indah dari perbuatan-Nya , hingga berkata Hujjatul Islam wabarakatul Anam Al Imam Abdullah bin ‘Alawy Al Haddad di dalam ratibnya :

وَكُلُّ فِعْلِكَ جَمِيْلٌ

“ Semua perbuatan-Mu indah wahai Allah “

Anugerah tentunya indah jika disyukuri maka akan semakin indah , musibah adalah penghapusan dosa, maka kepahitan hidup dalam musibah adalah obat untuk mencapai kebahagiaan yang kekal , maka adakah perbuatan-Nya yang tidak indah ?! . Mereka yang masih menyembah selain-Nya masih tetap dinanti taubatnya untuk kembali kepada keluhuran , sejauh-jauh hamba pada kejahatan dan kegelapan namun Rabbul ‘alamin masih tetap tidak akan pernah menutup pintu pengampunan-Nya, dan tiada yang lebih luas di alam semesta lebih dari pengampunan Allah subhanahu wata’ala, yang mana pasti sampai kepada segenap makhluk-Nya , sebagaimana firman-Nya :

رَحْمَتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْئٍ

( الأعراف : 156 )

“ Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu “. ( QS. Al A’raf : 156 )

Semua yang ada di alam semesta ini mendapat kelembutan Ilahi , demikian janji Rabbul ‘alamin . Dan Allah subhanahu wata’ala berfirman :

وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِن مَّاء فَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُم مَّن يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاء إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

( النور : 45 )

“ Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. ( QS.An Nur : 45 )

Dan Allah Yang menciptakan seluruh hewan di muka bumi ini, Allah menciptakan mereka ada yang berjalan dengan perutnya seperti ular misalnya, ada yang berjalan dengan kedua kaki, dan ada juga yang berjalan dengan empat yaitu dengan kedua tangan dan kedua kakinya , dan yang demikian itu Allah subhanahu wata’ala menciptakan dengan kehendak-Nya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Al Mushawwir yaitu Yang Maha melukis dan menggambar penciptaan dan konstruksi setiap makhluk , konstruksi daripada kehidupan dunia , konstruksi langit dan bumi , konstruksi penciptaan sel seluruh manusia yang dibangun dengan pembangunan multi sempurna , dan konstruksi penciptaan lautan , daratan, bahkan setiap butir sel yangmana dalam setiap butir sel itu jika dibesarkan akan terlihat didalamnya ada sel-sel pengaman, ada bagian penerima zatnya , ada bagian penyerap mineral dan pembuangnya, demikian dalam setiap sel . Maka setiap konstruksi diatur oleh Yang Maha Tunggal dan Maha Abadi , inilah kerajaan langit dan bumi yang Rajanya tunggal dan abadi sebelum alam semesta ada hingga alam ini ada dan kemudian alam ini sirna , Dia Maha Ada , terlepas dari keterikatan waktu dan tempat , terlepas dari segala keterikatan apa yang ada pada makhluk-Nya , sebagaimana firman-Nya :

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْئٌ

( الشورى : 11 )

“ Tiada sesuatupun yang serupa dengan Dia (Allah) “. ( QS.As Syuuraa: 11 )

Dan Allah subhanahu wata’ala berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ

( ال عمران : 185 )

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan balasanmu, (baik atau buruk, pahala atau dosa) Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. ( QS. Ali Imran : 185 )

Semua yang hidup pasti akan merasakan kematian , ingatlah wahai yang hidup pasti datang kepada kita kematian dan tidak ada yang lebih pasti dalam kehidupan kita daripada kematian , seraya Allah subhanahu wata’ala berfirman :

وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

( لقمان : 34 )

“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yg akan terjadi dan diperbuatnya esok (atas kejadian yg ia tidak tahu dg pasti), dan manusia tidak tahu pula di bumi mana dia akan mati, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. ( QS. Luqman : 34 )

Manusia tidak tau apa yang akan ia perbuat di hari esok , ia boleh berencana dengan perencanaan yang paling sempurna, namun barangkali hanya karena seekor lalat atau seekor nyamuk kecil yang masuk kedalam matanya , programnya sepuluh tahun ke depan terhalang karena matanya menjadi buta , hal ini bisa berubah dalam sekejap saja, kalau nyamuk masih dikatakan besar mungkin saja yang masuk kedalam matanya adalah virus yang sangat kecil mungkin sel malaria atau yang lainnya maka hancur leburlah seluruh rencana yang akan dikerjakannya esok . Manusia tidak tau apa yang akan terjadi padanya di hari esok , bisa saja merencanakan , bisa saja meramalkan , tapi kesemuanya tidak ada yang pasti . Bahkan manusia tidak tau dimana ia akan wafat ,apakah di lautan , di daratan , di tengah-tengah api , terpendam timbunan , dibunuh , di rumah sakit , di rumah , di negerinya sendiri atau di negeri orang lain, dikenal orang atau tidak dikenal orang , dikuburkan dengan baik atau dibuang begitu saja , seseorang tidak tau tentang hal , maka Yang Maha Tahu hanyalah Allah . Maha Tahu tentang kejadian esok , Maha Tahu dimana seseorang akan wafat, dan (Dia swt) masih terus melihat kita di setiap waktu dan saat, dan Dia Yang Maha Baik , Dialah Allah subhanahu wata’ala , Dialah Yang Maha Indah , Dialah Yang Maha Berkasih sayang , Dialah Yang Maha Lembut , Dialah Yang Maha memanggil setiap ruh dan jiwa untuk mencapai keluhuran , jangan tertipu dengan siang dan malam , jangan tertipu dengan kesusahan dan kesenangan , jangan tertipu dengan harta ataupun kemiskinan , jangan tertipu dengan segala kejadian karena Yang Maha memiliki kejadian yang akan datang, adalah Allah subhanahu wata’ala , ingatlah hal itu . Kita berusaha dengan segala kemampuan kita tapi ingatlah bahwa semuanya ditentukan oleh Yang Maha menentukan. Berusaha dan berdoa itu adalah hal terbaik yang kita jalankan dan itulah perbuatan orang yang paling beruntung , tiada orang yang paling beruntung melebihi orang yang banyak berdoa karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda , diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari dalam kitabnya Adab Al Mufrad :

أَعْجَزُ النَّاسِ أَعْجَزُهُمْ عَنِ الدُّعَاءِ

“ Orang yang paling lemah adalah orang yang paling lemah dari berdoa “

Semakin lemah seseorang maka semakin sedikit ia berdoa , dan semakin lemahlah ia diombang ambingkan siang dan malam , ketika datang fitnah ia terguncang , datang pujian ia terguncang , datang kenikmatan ia terguncang , datang musibah ia terguncang , datang kepada teman ia terguncang , ada teman ia merasa bingung , tidak ada teman ia merasa bingung juga , sendiri ia merasa tidak enak , bersama teman ada saja masalah, terus muncul kegundahan karena jiwanya tidak mau mengikat dan menyambung hubungan dengan Allah subhanahu wata’ala . Maka sambungkanlah jiwa kami dengan cahaya keindahan-Mu Ya Rabby.., sehingga kami menjadi kuat melewati samudera kehidupan yang dahsyat gelombangnya , kami tidak terombang ambingkan oleh ombak hingga timbul dan tenggelam didalam kehidupan yang kami lewati tapi selamatkan kami di bahtera sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , jangan biarkan kami satu persatu sendiri di dalam perahu kecil yang sebentar terbalik kemudian timbul dan tenggelam . Sebagian tenggelam dalam kemurkaan-Mu dan sebagian selamat dengan susah payah , maka naikkan kami pada bahtera terbesar rahmatan lil’alamin, (adalah) Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang Engkau tunjuk sebagai pembawa kesejukan dan kasih sayang-Mu , orang yang paling berbudi pekerti indah kepada muslim atau non muslim , kepada teman atau musuh , tidak ada orang yang lebih ramah yang kita ketahui di dunia ini melebihi nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , sangat ramah bahkan kepada musuhnya . Diriwayatkan didalam Sirah Ibn Hisyam , ketika Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumahnya , di saat itu Abu Jahl telah menunggu dari kejauhan , ia telah menggali lubang agar Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam jatuh terperangkap kedalam lubang dan celaka, kemudia ia akan mentertawakan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata : “ seorang Rasul terperangkap kedalam lubang , padahal ia mempunyai wahyu dari Tuhan tetapi tidak mengetahui ada perangkap di depannya “ . Lubang sudah digali di depan pintu rumah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tetapi nabi tidak keluar, pintu diketok nabi tetap tidak keluar , diketok kedua kalinya nabi pun tidak keluar , kemudian pintu diketok untuk ketiga kalinya maka Rasulullah membuka pintu dan mengagetkan Abu jahl kemudian Abu Jahl kaget dan mundur akhirnya ia masuk sendiri kedalam lubang yang digalinya , lalu siapa yang ia minta pertolongan saat itu ? ialah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Teman-teman Abu Jahl yang menyaksikan Abu Jahl yang ingin mencelakakan nabi dari kejauhan, berhasil atau tidak . Maka ketika mereka melihat Abu Jahl yang terjatuh kedalam lubang itu , mereka pun lari takut kepada Nabi Muhammad dan tidak mau menolong Abu Jahl , maka siapa yang akan menolongnya , siapa yang ia panggil ? Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Ia memanggil “ Ya Muhammad !” , tidak salahkah ia menggali lubang untuk mencelakakan nabi Muhammad dan setelah terpuruk sendiri ia meminta bantuan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Maka tangan mulia itupun terulur untuk mengangkat tangan Abu Jahl , padahal itu musuhnya yang selalu menghalangi dakwah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam , tetapi ia diangkat dan diselamatkan oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , menyelamatkan Abu Jahl dari perangkap yang telah ia buat untuk mencelakakan dirinya,kenapa? padahal jika nabi Muhammad membunuhnya maka berkuranglah satu orang yng menjadi penghalang dakwah , sudah jelas-jelas siang dan malam ia selalu memerangi dakwah sang Nabi di Makkah , biarkan saja jika ia mati dalam perangkap itu karena akan bertambah mudah dakwah sang nabi . Namun beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ingin menyelamatkan orang yang paling jahat didalam dakwahnya , kalau bisa ia selamat dari kemurkaan Allah subhanahu wata’ala , kalau bisa ia selamat dari api neraka , maka beliau selamatkan Abu Jahl barangkali ia mendapatkan hidayah dan masuk Islam supaya ia selamat dari api neraka , demikian indahnya nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Demikian Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berbudi luhur . Ketika dua minggu yang lalu saya di Kokoda dalam perjalanan dari Sorong menuju Teminabuan , dalam perjalanan itu kita menggunakan mobil 4x4 yang dua baris dan dibelakangnya bak terbuka . Di tengah perjalanan kami diberhentikan oleh salah seorang biarawati (zoster), wanita pimpinan agama non muslim yang berusia diatas 50– an , maka sopir meminta izin kepada saya : “ Habib, boleh dinaikkan ibu biarawati itu ?” , saya menjawab : “ boleh , mau ditempatkan dimana disini sudah tidak ada tempat “ , sopir itu menjawab : “ di bak belakang bersama barang “ , saya merasa tidak tega jika ibu itu duduk di belakang bersama barang , sopir berkata lagi : “ ia sudah terbiasa Habib seperti itu “, maka saya semakin tercekik mendengar “ sudah terbiasa “, seorang biarawati penyeru kepada agama keyakinannya ia sudah terbiasa berjalan dan duduk di bak bagian belakang dari kampung ke kampung untuk menyebarkan keyakinannya , maka tidak salah kalau seandainya agama non muslim yang maju karena para dai muslim hanya bersembunyi di kota-kota besar , tidak mau keluar seperti mereka . Maka jangan salahkan mereka jika muslimin semakin mundur , karena para dai nya juga semakin mundur . Dan ketika sopir mengatakan ia sudah terbiasa , maka semakin sakit hati saya , bukan semakin tenang tapi semakin sakit saya mendengarnya . Tidak lama kemudian hujan gerimis , dan hujan semakin besar maka saya merasa sangat tidak tega berkata : “ pak sopir tolong berhenti saya mau menggantikan tempat biarawati itu , supaya dia yang pindah kedepan dan saya duduk di bak belakang ” , tetapi sopir itu menolak karena kami yang menyewa dan membayar untuk mobil itu , maka saya berkata : “ dia seorang wanita yang lebih tua dari saya meskipun ia beda agama , Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam menghormati yang lebih tua “, ketika saya katakan kepada biarawati itu untuk naik kedepan di tempat saya , dan saya yang pindah ke belakang , ia menolak dan tidak mau turun , maka saya katakan: “ jika ibu tidak mau turun dan pindah ke belakang maka saya tidak mau naik ke mobil “, akhirnya ia turun dan pindah ke depan , dan saya duduk di belakang , di saat itu hujan mulai semakin deras maka saya buka sorban dan kacamata ini hanya pakai peci saja , saya sambil terus menangis, betapa kuat dan tabahnya biarawati itu betapa malunya saya karena saya dimanjakan di Jakarta sekedar turun dari mobil dan naik ke mimbar , mereka para dai non muslim di wilayah pedalaman terus berdakwah , maka siapa yang akan terjun kesana jika kita para dai muslim hanya duduk di kota – kota besar .

Hadirin hadirat , sungguh seorang muslim harus lebih sopan dari non muslim , itulah budi pekerti sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Saya teringat riwayat sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah didalam riwayat yang tsiqah , ketika menuju shalat subuh berjama’ah bersama Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam ia mendapati ada seorang lelaki tua renta berjalan tertatih-tatih di depannya, sayyidina Ali tidak mau mendahuluinya ia tetap berjalan di belakangnya , akhirnya Rasulullah sudah takbiratul ihram , membaca surah Al Fatihah dan membaca surah yang panjang dan kemudian rukuk , maka rukuknya Rasulullah sangat lama , hingga sayyidina Ali tiba dan masuk ke shaff barulah Rasulullah i’tidal dan meneruskan shalat , setelah selesai shalat ditanya oleh para sahabat : “ wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , sungguh rukukmu kali ini berbeda kenapa lama sekali ?” , maka Rasulullah berkata : “ Jibril menahan bahuku agar tidak berdiri i’tidal , untuk menunggu sayyidina Ali bin Abi Thalib karena adab dan kesopanannya kepada yang lebih tua darinya “, bahu Rasulullah ditahan oleh malaikat agar tidak berdiri i’tidal sampai sayyidina Ali datang dan masuk ke shaff shalat agar ia tidak ketinggalan rakaat shalat . Inilah kerukunan ummat beragama yang harus dijalin oleh muslimin , disadarkan kembali bagaimana budi pekerti nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kepada sesama agama dan yang diluar agamanya.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Sesampainya saya di wilayah-wilayah yang semakin mendalam di wilayah Kokoda , Nebes dan lainnya . Di wilayah-wilayah itu sudah ratusan tahun tidak dimasuki oleh para Habaib , padahal yang memasukkan Islam ke wilayah itu adalah para Habaib Hadramaut yang datang dari Gujarat , diantara mereka dari keluarga Al Habsy , As Saggaf, As Syathiry dan lainnya , dan masjid-masjid yang mereka bangun ada yang disebut masjid An Nur , dan ada juga wilayah suku besar yang namanya Babo , jadi Babo itu dulu namanya Baabus Salam karena pertama kali masuknya orang – orang yang berdakwah adalah di Babo , dan sebagian mengatakan di Fak Fak , mengapa disebut Fak Fak ? Fak – Fak adalah bahasa ‘aamiyah hadramiyah yang artinya pukulan Rebana (faq faq), karena di saat itu disambut dengan rebana ketika datang para Habaib dari Gujarat yang berasal dari Hadramaut Yaman dari keluarga As Syathiry , Al Hamid dan lainnya . Demikian juga yang datang ke Pulau Jawa mereka adalah dari Gujarat dan dari Hadramaut Yaman .

Sampailah kita pada hadits mulia ini , Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

أَتَاكُمْ أَهْلَ اْليَمَن هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً وَأَلْيَنُ قُلُوْبًا اَلْإِيْمَانُ يَمَانٌ وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَّةٌ .

“ Datang kepada kalian penduduk Yaman mereka lebih ramah perasaannya dan lebih lembut hatinya, iman adalah penduduk Yaman dan hikmah kemuliaan ada pada penduduk Yaman .” ( Shahih Al Bukhari )

Penduduk Yaman hatinya sangat lembut , perasaannya sangat berkasih sayang , dan iman ada pada penduduk Yaman serta rahasia hikmah juga ada pada penduduk Yaman, yaitu penduduk Hadramaut tempat berhijrahnya Al Imam Ahmad bin Isa Al Muhajir dari Baghdad. Kebanyakan penduduk Yaman adalah orang yang berlemah lembut hatinya , sebagimana hadits sang nabi namun karena terlalu berlemah lembut dan ramah , sangat baik dan sopan tidak mau mengganggu orang lain maka zaman sekarang banyak para teroris yang masuk ke Yaman dan sembunyi disana , karena orang-orang Yaman tidak suka bermusuhan dan tidak suka berprasangka buruk , tetapi sekarang nama Yaman buruk dikatakan Yaman sebagai sarang teroris , sungguh demi Allah tidak demikian karena ulama ahlu Yaman sejak berabad –abad tahun yang lalu didakwahi pertama kali oleh sayyidina Ali bin Abi Thalib kw dan sayyidina Mu’adz bin Jabal ra . Sayyidina Mu’adz bin Jabal ke Yaman Utara dan sayyidina Ali bin Abi Thalib ke Yaman Selatan, Hadramaut . Demikian dakwah kedua shahabat ini membuka Yaman menjadi wilayah muslimin , dan disabdakan oleh Rasul yang berdoa:

اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنَا

“ Ya Allah limpahkanlah keberkahan untuk wilayah Syam, Ya Allah limpahkanlah keberkahan untuk Yaman “

Syam adalah wilayah Jordan dan sekitarnya , mengapa Rasulullah mendoakan keberkahan untuk wilayah yaman ? , karena beliau mengetahui bahwa nanti stelah beliau wafat akan ada Al Imam Ahmad Al Muhajir keturunan beliau hijrah ke Yaman dari Baghdad dan kemudian terus menyebar . Saat ini negeri muslimin terbesar di dunia adalah Indonesia , dan yang membawa Islam ke Indonesia adalah penduduk Yaman dari keluarga Al Hamid, As Saggaf , Al Habsy dan As Syathiry, Assegaf dll, yang menyebar ke pedalaman –pedalaman Papua , Sulawesi, Pulau Jawa , mereka rela berdakwah dengan memainkan wayang mengenalkan kalimat syahadah , mereka berjuang dan berdakwah dengan kelembutan tanpa senjata , tanpa kekerasan, tanpa pasukan , tetapi mereka datang dengan kedamaian dan kebaikan . Di Kokoda saya bertemu dengan salah seorang imam yang berasal dari wilayah Siwatori yang berkata : “ Habib, tolong berkunjung ke tempat kami di Siwatori , karena disana juga ada masjid yang dibangun oleh keluarga As Syathiry , kira-kira 3 atau 4 abad yang silam dan tidak pernah lagi dikunjungi oleh para Habaib” , maka saya katakan : “ Insyaallah saya akan datang, berapa lama perjalanan kesana?”, ia menjawab: “ Cuma 4 jam berjalan kaki “, saya katakan tidak ada kendaraan ?, tidak ada Habib hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, berangkat berjalan kaki 4 jam dan pulang berjalan kaki 4 jam, maka saya katakan saya tidak mampu karena waktu juga sangat sempit , saya masih harus ke Nebes mengunjungi masjid Al Jihad yang dibangun oleh para Habaib di masa lalu , perjalanan dengan menggunakan perahu kecil menyusuri belantara Irian Barat , samapi di Nebes 90 menit dan kembalinya lagi 90 menit . Bertemu dengan para imam disana , para ketua kampung disana dan mereka juga mengatakan sudah ratusan tahun mendengar saja cerita tentang Habib tetapi tidak pernah lagi ada kunjungan kesana , yang saya harukan sekarang kita sudah menggunakan speedboat walupun perjalanan masih berjam –jam dari Sorong 200Km menuju Teminabuan , di Teminabuan terdapat satu masjid di pinggir pantai yang disebut masjid At Taqwa dan disaat kebakaran di seluruh wilayah disana , masjid itu tidak disentuh oleh api karena dibangun oleh para salafusshalih di masa lalu, dan sekarang di Teminabuan sudah sangat sepi dari muslimin hanya tinggal beberapa orang saja , ada Raja Tarof disana , ada Bapak H. Syamsuddin yang sangat menyambut saya dan menyiapkan kapal menuju ke Kokoda 200 Km lagi perjalanan ke Kokoda , jadi perjalanan sudah demikian jauh maka saya tidak mampu jika harus berjalan kaki lagi selama 4 jam pergi dan 4 jam pulang , (beliau Habib Munzir bercanda) “bisa-bisa saya tidak kembali ke Jakarta akhirnya wafat di jalan wal’iyadzubillah” , (semoga) Allah memanjangkan usia kita .

Namun yang membuat saya takjub adalah para Habaib terdahulu melewati tengah belantara itu berangkat 4 jam perjalanan kaki dan 4 jam perjalanan pulang , dan bukan satu kali perjalanan , mereka selalu berkunjung menyebarkan Islam dari abad ke- 16 . Dijelaskan oleh para tokoh masyarakat di wilayah Bintuni bahwa mulai abad ke-16 Islam sudah masuk dan setelah itu sirna kemudian muncul lagi pada abad ke -18 .

Demikian hebatnya para dai dan para Habaib terdahulu . Mereka masuk sampai ke pelosok pedalaman Irian , yang sangat saya sedihkan adalah betapa hebatnya mereka memasuki pedalaman yang demikian panas disaat itu , di zaman sekarang saja wilayah tersebut masih sangat sulit dikunjungi , belum ada jaringan handphone , belum ada telepon , belum ada listrik , saat ini kita sudah merasa kesulitan, apalagi di masa lalu .

Pada abad ke – 16 mereka datang dari Hadramaut , menuju Gujarat, (lalu ke Indonesia), entah perjalanan berapa hari mungkin 1 atau 2 bulan baru sampai ke Indonesia . Yang masuk ke Pulau Jawa dikenal dengan sembilan wali ( Wali Songo ) , sembilan orang ini membawa keislaman di pulau Jawa dari ujung kulon hingga ujung Banyuwangi semua mengenal kalimat tauhid mulai dari masyarakat jelata, pedagang, penguasa sampai para raja, mereka mengenal “ Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah “ , mereka datang dengan iman , mereka datang dengan damai , mereka datang dengan kelembutan . Dan saya kira hanya di pulau Jawa saja , ternyata sampai ke ujung Irian pun mereka masuki ke tempat-tempat yang sangat sulit , demikian dari mana datangnya ? sudah dikabarkan dan didoakan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam :

اَللّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ يَمَنِنَا

“ Ya Allah limpahkanlah keberkahan untuk wilayah Syam, Ya Allah limpahkanlah keberkahan untuk Yaman”

Penyebaran islam terbesar adalah dari Yaman karena negeri terbesar di muka bumi adalah Indonesia , dan Indonesia diislamkan oleh penduduk Yaman dari para Habaib kita , dan inilah keberhasilan terbesar di muka bumi , karena di negeri-negeri yang lain jumlah muslimin tidak sebanyak di Indonesia , padahal tidak ada para sahabat Rasul yang sampai ke Indonesia , maka dari mana keberhasilan itu datang tentunya dari penduduk Yaman , yaitu dari para Habaib nya , dari mana mereka ? dari doa sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Lalu ketika sang nabi mendoakan keberkahan untuk wilayah Syam dan Yaman maka diantara sahabat ada yang berkata : “ wilayah Najd juga wahai Rasulullah “, tetapi Rasul diam kemudian mendoakan lagi penduduk Syam dan Yaman , dan diantara sahabat ada yang berkata lagi : “ dan wilayah Najd wahai Rasul “, Najd adalah suatu wilayah pegunungan di Saudi Arabia , dua kali sahabat meminta rasulullah untuk mendoakan Najd , dan untuk yang ketiga kalinya Rasul menjawab : “ akan muncul goncangan dan fitnah dari tempat itu , dan terbitnya tanduk syaitan dari Najd “, demikian sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Dan muncul zaman sekarang yang membid’ahkan maulid , yang mengharamakan majelis dzikir , yang memusyrikkan orang ynag berziarah , maka semua itu muncul dari Najd, (Ibn Abdul wahab adalah dari Najd dan lahir di Najd) dan hal itu diketahui oleh sayyidina Muhammad 14 abad yang silam .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Demikian indahnya budi pekerti yang diwarisi dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , maka warisilah hubungan ynag kuat dengan para pendahulu kita , para guru-guru kita , para pembawa Islam ke tempat ini menyatukan sanad kita kepada mereka , kepada guru-guru kita, dari guru-gurunya sampai kepada Imam semua guru , sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam membawa kesejahteraan dan keberkahan , semakin cinta kita kepada guru-guru kita dan para ulama’ kita , maka tentunya akan semakin kuat rantai terikat antara kita dan sang pembawa rahmat Allah subhanahu wata’ala . Kita ingat guru mulia kita Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafizh adalah dari Yaman , dan kebanyakan dari mereka pun dari Yaman datang membawa kesejahteraan . Namun sekarang nama Yaman tercemar , sekarang nama Aceh juga tercemar , nama Makkah dan Madinah tercemar , nama-nama wilayah muslimin tercemar hal itu karena para oknum nya .

Namun yang sebenarnya negeri Yaman adalah negeri yang membawa kebahagiaan dan rahmat di masa setelah wafatnya nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , karena telah disampaikan oleh sang Nabi bahwa Iman akan terbit pada penduduk Yaman dan Hikmah kemuliaan ada pada penduduk Yaman . Al Imam Ibn Hajar Al Asqalany di dalam Fathul Bari bisyarh Shahih Al Bukhari menjelaskan hadits ini , beliau berkata bahwa hadits ini terikat pada kaum Anshar karena ternyata kaum Anshar itu adalah keturunan oarng –orang Yaman , yang mana Rasulullah telah bersabda :

مَنْ أَحَبَّهُمْ أَحَبَّهُمُ اللهُ وَمَنْ أَبْغَضَهُمْ أَبْغَضَهُمُ اللهُ

“ Barangsiapa yang mencintai Anshar maka ia dicintai Allah , dan siapa yang membenci Anshar maka ia dibenci Allah “

Anshar adalah keturunan orang Yaman , bahkan Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam An Nawawy alaihi rahmatullah menjelaskan bahwa penduduk Makkah pun ketika di masa datangnya Siti Hajar ‘alaihassalam yang ditinggalkan oleh nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang ketika itu sayyidah Hajar bersama putranya yaitu nabi Ismail alaihissalam ditinggal di Makkah, ketika itu datang kafilah dari Bani Tihamah dari Yaman , jadi penduduk Makkah pun asal muasalnya dari Yaman juga , ternyata Makkah dan Madinah awalnya juga dari Yaman , demikian pula muslimin yang sampai ke Indonesia awalnya juga dari Yaman , bukan berarti saya memuji muji Yaman karena Guru kita orang Yaman bukan begitu maksudnya , tetapi tahqiq dari Hadits nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam agar kita lebih mengetahui dan memahami asal muasal aqidah kita , jangan sampai kita tertipu karena asal muasal aqidah telah diajarkan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Diriwayatkan bagaimana indahnya budi pekerti nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat yang juga sangat tunduk kepada budi pekerti yang indah, sayyidina Ali bin Abi Thalib kw , sayyidatuna Fathimah Az Zahra Ra dan para muhajirin dan anshar mereka wangi dan harum dengan budi pekerti yang indah , dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda diriwayatkan oleh Imam Bukhari didalam kitabnya Shahih Bukhari :

أَحَبُّكُمْ إِلَيَّ أَحْسَنُكُمْ أَخْلاَقًا

“ Orang yang paling aku cintai diantara kalian adalah yang paling indah budi pekertinya “

Maka berjuanglah untuk memperindah budi pekerti kita . Kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala semoga Allah memperindah hari-hari kita , Allah membantu keindahan budi pekerti kita , Rabby.. sungguh hati ini keras dari bermunajat , Rabby..kami rindu untuk memperbanyak doa dalam tangis kehadirat-Mu . Hadirin hadirat , kapan tangan yang penuh dosa ini akan sering terangkat mengemis pengampunan-Nya , kapan mata yang penuh dosa ini sering mengalirkan airmata kepada Allah , merindukan Allah , memohon maaf kepada Allah ,haru kepada cinta dan kenikmatan Allah, berapa banyak desah nafas kerinduan kita kepada-Nya , berapa banyak kalimat keluar dari lidah kita untuk memuji-Nya , berapa banyak alam pemikiran kita yang mengingat-Nya , karena lidah kita berbicara dan terkadang diam , tetapi alam pemikiran kita tidak akan pernah diam , alam pemikiran kita akan terus berbicara tetapi tidak terdengar oleh kita dan Allah mendengarnya, kalau lidah kita bisa ditahan agar tidak berbicara tetapi alam pemikiran terus berbicara dan didengar oleh Allah subhanahu wata’ala dan tidak terdengar oleh telinga manusia , maka kata-kata apa yang terus terlantun dari pemikiran kita , apakah lintasan pemikiran yang dicintai Allah ataukah lintasan pemikiran yang dihinakan Allah?!. Barangkali kita didalam sujud kita masih mensuarakan dan mendoakan hal-hal yang hina di mata Allah subhanahu wata’ala . Hadirin hadirat , jadikan tempat sujudmu basah dengan airmatamu dalam doa dan munajat , jadikan kedua pipimu menyaksikan airmata munajatmu , jadikan tangan kirimu selalu bersatu dengan tangan kananmu dalam doa dan munajat memanggil nama-Nya Yang Maha Luhur , Yang Maha Mengetahui kejadian esok , Yang Maha Mengetahui apa yang akan terjadi pada kita . Semua yang hidup akan mersakan kematian , kemudian dibalaslah amal-amalnya di hari kiamat . Berapa banyak perbuatan baikku wahai Allah , berapa banyak perbuatan jahatku , sungguh dosa-dosa jauh lebih banyak dari pahala, namun Engkau melipatgandakannya sepuluh kali lipat dan tiada seorang hamba yang bisa menginjak sorga sebelum pupus seluruh dosanya , maka dimana tempat kami sebelum dosa-dosa itu terhapus wahai Rabb , salah satu dari dua tempat ; pengampunan-Mu atau api neraka yang akan menghapusnya . Wahai Allah kami memohon pengampunan-Mu Ya Rahman Ya Rahim , jika Engkau belum memaafkan kami dalam kehidupan ini maka pastilah kami melewati penghapusan didalam api neraka, maka kami meminta wahai Yang Maha Mendengar dan Maha menjamu di istana keridhaan-Mu Ya Allah . Wahai hadirin yang hadir di malam agung ini , kau tidak akan bisa menyeru Allah kecuali diizinkan-Nya , dan kau telah dizinkannya bergetar bibirmu memanggil nama-Nya , maka dengan izin itu masuklah ke dalam gerbang keridhaan untuk membuka hati kita dengan cahaya keindahan nama-Nya .

فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا ...

Ucapkanlah bersama-sama

يَا الله...يَا الله... ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم ...لاَإلهَ إلَّاالله...لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ .

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Saya mohon doa agar dilimpahi kesehatan dan rahmah karena Majelis Rasulullah sudah mulai dengan kunjungan bulanan ke luar kota, dimulai bulan Februari ini hari Jum’at pagi tanggal 12 Februari saya ada acara di Surabaya tepatnya di daerah Pandaan , siangnya kembali dan malamnya majelis . Dan tanggal 16 dan 17 di Singapura dan Kualalumpur majelis bulanan mulai dibuka , tanggal 21 di Palembang majelis bulanan, tanggal 23 di Denpasar majelis bulanan terus dibuka , dan akan menyusul majelis bulanan di Banjarmasin tiap hari Ahad sebulan sekali akan mulai dibuka berangkat pagi pulang siang , dan seluruh wilayah sedikit demi sedikit akan terus ditancapkan panji-panji Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam . Dan wilayah Irian sudah lebih dari 20 wilayah yang telah ditancapakan umbul-umbul Majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena sudah dikunjungi , dan santri-santrinya sedang dalam perjalanan , dan esok akan meluncur dari Sorong 40 orang , dari Bintuni , Ransiki , Teminabuan, Kokoda , Nebes akan datang ke Jakarta 40 orang bersama KH. Ahmad Baihaqi dengan menggunakan kapal laut dan seminggu baru akan sampai kesini , karena keterbatasan biaya maka terpaksa memilih dengan kapal laut , dan santri yang sudah ada disini kurang lebih 30 orang dari Kokoda , kelak mereka akan kembali kesana untuk mengembalikan lagi dakwah salaf yang telah hilang 4 abad yang silam telah mulai hampir padam namun dengan keberkahan dakwah sang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam , Allah subhanahu wata’ala akan makmurkan dalam waktu dekat seluruh wilayah Irian Barat akan kembali kepada panji dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ,amin allahumma amin .

kesaksian

Adanya upaya untuk membelokan kalimat yang menjadi pondasi/dasar sekaligus pintu masuknya seseorang kedalam dinul Islam yaitu syahadat, selayaknya menjadi bahasan penting untuk saat ini. Walaupun apa yang selama ini saya sampaikan sebenarnya banyak menyindir orang yang membelokannya. Adapun saya sengaja tidak menunjuk kepada salah satu bukti yang saya temui karena pada dasarnya adalah dari penyelusuran yang lumayan jauh, yaitu dengan memahami orientasi si penyampai. Adapun yang membuat saya kaget adalah kecondongan yang semakin besar dan telah menelan banyak korban. Sehingga apa yang saya temui tidak dapat diwakili oleh salah satu orang atau contoh saja, dan pada kenyataanya andalah yang akan menemukannya sendiri disisi lain perlunya tahapan untuk memahami sehingga dengan penyampaian yang sedikit-demi sedikit diharapkan dapat menghindari kecurigaan yang memang sejauh ini saya lihat sudah semakin meruncing.

Pada era keterbukaan seperti sekarang munculnya ide pluralisme bagi saya sangat menguntungkan untuk mengorek pemahaman orang, namun disisi lain akan menjadi bahaya bagi orang yang masih mencari atau memerlukan referensi. Disekitar kita mungkin masih banyak orang yang memperlakukan Al-Qur'an selayaknya zimat atau relik yaitu dengan memperlakukakanya dengan hati-hati bukan pada pemaknaanya namun pada fisiknya saja. Maka tidak heran orang takut ketika seseorang mengeluarkan ayat Qur'an yang mana banyak diantaranya hanya dijadikan tameng. Target yang harus kita amati adalah pemahamannya bagaimana ia menghubungkan suatu pengertian yang menjelaskan ayat yang dikeluarkannya, sebagai bukti yang tandas bahwa ia adalah orang yang paham. Namun bukan juga untuk mengintai kesalahan orang, hanya saja sejauh mana ia menafsir/memahami. Orang yang belum dapat mengerti makna kedua dan seterusnya tentunya hanya dapat membaca harafiahnya saja belum mengenal hakikat dimana banyak perumpamaan untuk menerlusuri/mempelajari kearah itu. Sebenarnya antara syariat dengan hakikat tiadalah berbeda hanya saja ada dinding yang memisahkan pemahaman. Jika hakikat dapat dipahami setelah memahami perumpamaan atau didapat dari suatu kesimpulan antara keterkaitan ayat-ayat yang ada, pengertian syariat masih mengandalkan lafal yang persis sama atau dalam arti kata lain belum memahami Al-Qur'an yang relevan sepanjang masa sesuai dengan perkembangan pemikiran manusia. Sebagaimana Al-Qur'an dan kitab-kitab sebelumnya adalah bagian dari Lohmafus (kitab induk). Untuk menelusurinya haruslah memahami secara keseluruhan tidak sepotong-sepotong maka ia dapat dijadikan tangga untuk memahami kearah kitab induk adapun yang digambarkan dengan telaga Al-Kauthar (nikmat yang melimpah-ruah) dimana dalam suatu Hadist diceritakan Rosululloh menunggu disana. Adapun pengertian lain adalah hakikat surga yang mengalir dibawahnya sungai.

Pentinglah sekiranya untuk melihat apa yang disampaikan bukan siapa yang menyampaikan. Sebagaimana Abu Dzar seorang Arab Badui yang tidak mau terprofokasi oleh berita miring mana kala mendapat kabar ada penyair gila yang tidak lain tuduhan tersebut diarahkan kepada Rosululloh saw. Lalu diutuslah saudaranya Unais yang pandai dalam sastra Arab untuk menengok kebenarannya. Manakala Unais pulang membawa kabar bahwa keindahan bahasanya seperti syair tapi bukan syair yang mampu meluluhkan hati Umar ra. Maka makin penasaranlah Abu Dzar. (kisah lengkapnya ada pada link topik sebelumnya).

~Topik Kontroversi~

Manakala ada topik diskusi yang kontroversi yang mana condong membawakan ayat-ayat yang ganjil ada pula orang yang sekedar nimbrung pada titik tertentu seolah membenarkan atau menyokong namun tidak memahami orientasi si pembuka topik yang tidak lain sekedar ikutan membenarkan pada point tertentu saja. Hal ini yang saya tidak mau ada pada group ini. Dan sedikitnya saya akan mengenal mana yang sepaham dan mana yang tidak. Jika saya tega akan saya biarkan untuk memancing keluar pemahaman yang ada. Jika disitu saya marah dan saya tidak berusaha menghapusnya saya pribadi tidak akan berusaha untuk tampil perfect 'begitu adanya itulah saya'... adapun kesimpulan yang saya dapat dan membuat saya marah telah melewati beberapa penelusuran dari beberapa group dengan topik yang serupa dari orang yang sama. Arahnya jelas apalagi ketika membuat diskusi baru tentang 'trinitas, manunggaling kawula gusti, syadat' dan yang ditanyakan adalah persamaanya, dan banyak lain point2 yang cukup kuat yang dapat dipahami arah dan tujuannya. Adalah mengambil mitologi agama terdahulu yang mengalami pencampuran dan diarahkan kepada pendekatan hadist Qudsi yang mana berbicara mengenai 'Aku' sebagai kata ganti Alloh swt, maka mereka sering berucap 'di dalam aku ada Aku'. Untuk kearah ini tentunya kita harus mempelajari dulu tentang hadist Qudsi dan kenabian. Sedangkan Rosululloh saw adalah nabi terakhir, dan pada suatu hadist ada juga nabi setelahnya yang akan mengingatkan tentang Al Masih Dajjal (Isa Al-Masih). Bagi orang awam tentunya perbedaan nantinya amat sedikit (susah dibedakan), apalagi mengerti hakikat dajjal dari pengertian harafiahnya saja, tidak dipahami secara hakikat (falsafah/filosofinya).

Sayapun menandaskan bahwa keingkaran dari masa-kemasa akan selalu sama akan tetapi ternyata tidak mengena, berarti ia belum memahami, ia tetap bersikukuh pada pendirianya. Apabila kemunculan bulan adalah memberikan isyarat akan perhitungan yang jelas (manzilah) begitulah sekiranya kita dapat menelusuri hakikat keingkaran sama dari masa kemasa. Hati-hati orang semacam ini tidak segan-segan untuk menawari menjadi guru, mereka mengaku telah melihat Dzat Alloh. Pengertian yang paling mendekati adalah mengenal (bukan melihat), adapun melihat dengan mata hati yang dipacari cahayaNYA. Dibalik sifat yang disifatiNYA adalah suatu hal yang sangat indah jika ditelusuri yang mengilhamkan kepada pencariNYA analisa yang jauh menuju kesempurnaan berpikir (mahkluk berakal), yang mana Nama maupun sifatNYA adalah jejak agar kita dapat menelusurinya (mengenalNYA).

Begitu juga peristiwa gerhana dan tanda-tanda alam yang besar lainnya, akan selalu mengundang pihak-pihak yang mengklaim kemunculan dirinya sebagai seorang pembawa pesan (nabi). Kita sadar sedang menuju kehancuran setidaknya kitapun tidak lalai memperhatikan tanda-tandanya terutama munculnya pendusta yang buta sebelah mata yang disangsikan kesaksiannya, pahamilah hakikatnya jangan dituduhkan orang yang cacat lahir matanya, pahamilah maknanya.

Bermacam-macam perumpamaan ada dalam Al-Qur'an bahkan berulang-ulang, distulah kita diajari hakikat (filosofi/falsafah) yang mana diambil dari kenyataan (kejadian alam), agar sekiranya kita banyak melihat kenyataan sebagai pondasi awal agar kita berpikir dan sadar, dari perumpamaan itu pula kita diajari untuk memahami karakter (sifat).

Pentingnya berpikir yang mana bumi ini ada tentu ada penciptanya bukan karena kebetulan atau ada dengan sendirinya, begitu juga alam semesta seluruhnya adalah bukti nyata dan teramat besar. Peristiwa terbelah laut merahpun dapat dijelaskan dengan ilmiah, yaitu konon kata ilmuwan berkaitan erat dengan peredaran Venus. Ditengah bukti yang melimpah ruah hasil dari studi ilmiah sekiranya dapat menjadikan kita semakin beriman, bukan semakin menjauhi/mengikariNYA. Mata kiri dan mata kanan harusnya terbuka lebar, jika kiri dianalogikan sebagai dunia dengan tipu muslihatnya (fisik) kanan dianalogikan akhirat dengan keimanan (rohaninya). Atau pahami 2 ciptaanNYA yang berpasang-pasang, yang intinya mengajari kita mengenali keburukan agar kita terhindar dari melakukannya.

Pemahaman itu ada didalam dada (tersirat) tapi yang menjadi rujukan kita adalah Al-Qur'an (tersurat) sebagai peta yang harus dipahami bersama dan satu-satunya rujukan yang dapat dipercaya, hendaknya semua orang mengarah kesana secara bersama-sama, saling mengingatkan dan saling menutupi dengan memberi masukan, karena luasnya Ilmu Islam dan banyaknya cabang-cabang pengetahuan didalamNYA.

Menyaksikan Alloh adalah menyaksikan ciptaanNYA termasuk menyaksikan diri kita sendiri yang mana seseorang menyaksikan keingkarannya, jika keingkarannya semakin jauh maka tidaklah ia sadar. Sebelum kesadaran hilang hendaknya masing-masing diri mawas diri dan memperhatikan amalannya masing-masing.

[58 Mujaadilah 7] Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

[7 AL A'RAAF 146] Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat (Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai daripadanya.

Dibalik kesaksian

Dalam kajian kali ini saya mencoba mengkaji surah Al-Kauthar dari sisi yang berbeda, yang sebenarnya ada latar belakang lain kenapa bahasan ini menjadi penting untuk saat ini, yaitu berhubungan dengan surah [33 AL AHZAB 40] :

"MUHAMMAD ITU SEKALI-KALI BUKANLAH BAPAK DARI SEORANG LAKI-LAKI DI ANTARA KAMU, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

Yang saya tulis dengan huruf besar adalah salah satu penggalan ayat yang dijadikan hujjah pengikut Ahmadiyah yang mana kata Ahmad yang terdapat pada Injil sebagai berita akan datangnya Rosul penerus Nabi Isa as terdapat dalam surah [61 ASH SHAFF 6]. Kemudian dikorelasikan dengan pengertian 'Nur Muhammad', dalam artian Ahmad hanya fisik saja sedangkan rohaninya adalah Nur Muhammad. Secara langsung telah memisahkan manusia dengan ruhnya. Atas nama ruh tersebut orang boleh membaiat dirinya sebagai nabi dan tidak perlu mengikuti syariat Nabi Muhammad bin Abudulloh. Ia boleh membuat aturan sendiri. Lalu berapa nabi yang akan lahir kemudian dari baiat/paham semacam ini? Maka tidak heran banyak orang membicarakan ke'aku'an. Kalau sekiranya ngomong untuk diri sendiri kenapa harus dikeluarkan ditujukan kepada orang lain sebagai hujah? Dan pada kenyataanya Ahmadiyah mendapat sambutan hangat dari banyak kalangan yang ternyata dari benih yang sama yaitu mengenai Nur Muhammad ini.

Sebelumnya saya menyimpulkan bahwa Ahmadiyah hanya salah satu wadah saja yang muncul kepermukaan, namun wajah agama yang sesungguhnya ikut bermunculan yang lahir dari mitologi orang dahulu. Hasil pencampur-adukan mitologi yang pernah ada. Inipula salah satu indikasi dibalik praktek tasawuf yang keliru. Dimana pengertian hakikat menjadi bertolak belakang dengan syariat. Pantaslah agama menjadi terpilah/terkotak. Sejauh penelusuran saya tidak ada yang bertolak belakang melainkan sebuah tahapan dalam memahami dimana hakikat adalah gerbang memahami hikmah. Yaitu dapat diperoleh hikmah jika orang sudah menjalankan agama dengan benar dengan menerimanya secara keseluruhan.

Mengenai 'Nur Muhammad', jujur saya masih melacaknya dari mana definisi ini, yang mana banyak diakui ditengah masyarakat. Entah suatu ketakutan jika tidak turut mengakui jadi sekedar ikut membenarkan saja. Sedangkan berbohong atas nama Rosululloh jelas hukumanya lebih berat. Hal ini perlu dikoreksi ulang karena hakikat penciptaan Adam sudah gamblang diterangkan dalam Al-Qur'an, sebagai manusia pertama (adam ; dahulu).

Adapula yang mengatakan bahwa ketika Nabi Adam dan Hawa dikawinkan disurga maharnya kalimat syahadat. Pertanyaanya apakah ketika tidak ada manusia lain (pilihan lain) harus melalui prosesi pernikahan? Apakah kehidupan sorga sama seperti dibumi? Kalau memang sudah menikah kenapa harus diturunkan kebumi karena menampakan auratnya?

Yang menurut saya tidak masuk akal adalah sehubungan dengan salah satu topik mengenai Nur Muhammad, yaitu ketika Nur Muhammad belum diciptakan Alloh belum menjadi Tuhan karena belum ada penyembahnya. Apakah tujuan Alloh menciptakan hanya untuk disembah? Setahu saya untuk mengenalNYA, mengenalNYA tentunya dengan ilmu. Mengenali jejak yang ditinggalkanya dari sifat yang disifati NYA didalam Al-Qur'an. Sedangkan peribadatan adalah bentuk rasa syukur, ketaatan, tunduk dan patuh, sebagai jawaban atas kebutuhan manusia itu sendiri. Dan pertanyaan lain apakah Alloh membutuhkan sebab lain untuk menjadikaNYA sebagai Tuhan?

Baiklah mengenai Nur Muhammad diberi tanda kutip dahulu, pembahasan ini akan semakin panjang, kajian ini menjadi pembuka saja. Tapi tidak akan berarti berhenti sampai disini, Insya Alloh akan dikupas tuntas. Kesimpulan saya terlalu keji jika akhirnya harus memisahkan perjuangan seseorang yang menjadi teladan antara jasad dengan ruhnya. Inilah bagian dari pluralisme yang menelanjangi agama Islam, yang mungkin tadinya untuk mengharumkan nama Rosululloh namun kenyataanya menjadi terbalik ketika menempelkan image pada bidang yang sempurna (Ilmu Islam). Bukan menggali pengertiannya agar mudah dipahami malah semakin mempersulit untuk dimengerti. Begitu juga agama akhirnya lahir kedunia hanya menjadi dongeng (mitos), karena manusia yang lahir pada dunia nyata lebih condong kepada alam gaib dan mengingkari yang nyata. Sholat tidak dilaksanakan tapi ritual-ritual aneh sampai puasa 40hari penuh (siang malam) dilakukan. Berbagai penyiksaan diri atas nama pengorbanan tidak membuahkan apa-apa. Padahal Alloh menghendaki kemudahan.

Jika gaib hanya dilihat dari alam sebagaimana keberadaan jin, sedangkan jin sendiri tidak mengetahui Nabi Sulaiman telah wafat jika bukan karena rayap yang memakan tongkatnya. Walaupun malaikat dalam kategori ghoib apakah mampu memberikan syafaat tanpa seizin Alloh yang mengetahui semua yang Ghoib. Buat saya tidak ada yang lebih ghoib daripada apa yang nampak namun tidak terartikan, jika ghoib dinisbatkan kepada kerahasiaan (ilmu yang belum diketahui). Yang mana orang lebih memilih intuisinya sebagai sumber kebenaran.

***

[2.136] Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

[3.84] Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, 'Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri."

[4 An-Nisaa 150-151] Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka, kelak Allah akan memberikan kepada mereka pahalanya. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Sepert semula saya maksudkan adalah keterkaitan erat antara Surah Al-Kauthar dengan beberapa ayat yang belakang menimbulkan kontroversi dan semakin menggelisahkan. Mohon sekiranya tidak terpaku kepada judul saya sengaja membuatnya berseri agar keterkaitannya jelas, sedangkan secara garis besar orientasi dari tulisan saya kesemuanya adalah menyikapi 'pluralisme' secara luas. Karena betapapun tidak ibarat permainan dunia (world champion), muslim haruslah siap dan tampil sebagai pemenang.

Era keterbukaan kita sedang berada di dalamnya! Kita keluar untuk memasuki arena besar dan selayaknya keluar sebagai pemenang. Islam lahir untuk menang!

Sebelumnya membahas surah 33 Al-Ahzab 40.
Sedikit memberi gambaran bahwa awal surah Al-Ahzab berjumlah 73 ayat yang diawali :

[33.1-4] Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. dan bertawakkallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang DUA BUAH HATI DALAM RONGGANYA; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).

...... dan diakhiri ........
[33.72-73] Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh, sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kesimpulan saya :
- Dituntut ketegasan sikap untuk menyuarakan kebenaran, betapapun kita menginginkan lemah lembut dari seseorang, namun lihatlah kenyataan yang ada sekarang jika lemah lembut hanya kulit kepalsuan sedangkan hati keras tiadalah dapat mengubah keadaan. Obral kasih sayang kesana kemari, namun musuh yang dengki menggap sebagai kelemahan. Dunia diciptakan bukanlah untuk menghibur, namun dijadikan pelajaran. Jika ada peringatan keras, sekeras apapun itu tiadalah lebih keras adzab dari Tuhan karena kelaliman. Tentu bagi orang yang takut akan hizab yang buruk, bagi orang kafir tidak ada yang lebih ditakutkan selain manusia yang teguh imannya dalam menyuarakan kebenaran. Karena mereka bukanlah orang yang mengerti, sedangkan orang beriman telah menyerahkan seluruh hidup dan matinya hanya untukNYA.
- Sudah menjadi tabiat Nabi memiliki hati yang lembut dan besar keinginannya untuk untuk mengajak orang untuk beriman. Karena manfaatnya akan orang peroleh jika menjalankan agama dengan benar dan menerimanya secara keseluruhan, namun disayangkan mereka selalu mengikuti gambaran pikirannya saja. Melihat Islam dari segi penganut sedangkan dimata mereka muslim adalah orang yang bodoh yang mau mengikuti mitos (dongeng). Islam dengan kitabnya (Al-Qur'an) adalah cahaya kebenaran dan dari sumber kebenaran siapapun yang mampu berpikir jernih tiadalah pantas mengingkarinya.

Seberapalah kekuatan akal manusia untuk melihat sejarah? Apakah ia mampu melihat penggerak dibawah lahirnya suatu peristiwa, sebagai sebab awal kehancuran suatu peradaban. Ambilah contoh peristiwa kerusuhan Mei 2008, apakah kita tahu apa dibalik semua itu? Bukankah banyak fakta yang tidak terungkap sampai sekarang? Itu yang kita saksikan walaupun berbagai perspektif dikeluarkan dari para ahli. Apakah cukup bagi kita yang mengalami untuk mengambil pelajaran dari peristiwa yang ada didepan mata? Apa pula yang menghalangi kita untuk mengerti?

Manusia butuh penglihatanNYA untuk mengenali semua persoalan hidup menuju kembali. Dalam melihat kita butuh cahaya (penerang), Al-Qur'an-lah cahaya itu, karena didalamnya terdapat pelajaran yang memuat dasar-dasar fitrah manusia, pertanyaan dan jawaban, dan apa yang sekiranya menjadi pertanyaan manusia yang mana walau tidak punya sayap tidak cukup dikerangkeng dalam tempurung kepala (keingintahuannya). Sayang manusia tidak menyadari keterbatasannya, namun bersikap kelewat batas. Walau tidak sebesar dan sekuat gajah tak cukuplah hanya dipagar.

Boleh jadi setiap kita baca Al-Qur'an selalu menuntut bukti, namun jika kita arif dalam menangkap maknanya cukuplah bagi kita mengambil pelajaran. Kecuali engkau dapat tidur berabad-abad lamanya, mengungkap misteri waktu dan perjalanan didalam tidur orang Sholeh.

Islam tidak menghendaki kita berangan jauh pahamilah suatu keterbatasan, betapa rentan otak kita hingga kecelakaan kecil saja dapat menciderainya, lupa ingatan, gila, dsb. Dan betapa banyak kita saksikan orang menjadi gila manakala berusaha mengungkap rahasiaNYA. Betapa banyak teknologi diciptakan untuk mengetahui rahasia otak, dari brain magnetic (glombang otak), mesin pencuci otak, suplemen otak, dsb. Orang barat sangat gigih dalam menggali potensi otak seperti membangunkan mitos Naga atau ular Nabi Musa as. Sebagaimana bukti ilmiah bahwa manusia rata-rata baru mencapai 1-2% dalam menggunakan fungsi otaknya. Manusia pintar sekalipun tidak cukup mampu mengartikan kenapa ia pintar, sebagaimana dokter tidak mampu mengungkap misteri kesembuhan pasiennya. Manusia sangatlah terbatas. Kita hanya mampu berusaha dan mengucap "Insya Alloh".

[18 Al-Kahfi 24] kecuali (dengan menyebut): "Insya-Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini".

Ada kaidah-kaidah yang harus kita taati yaitu dengan menaati perintahNYA, terlihat sekali betapa besar kasih sayangNYA sehingga DIA mengutamakan kita untuk menjadi jiwa yang tenang. Dengan menyuruh kita mengabaikan orang yang menjadikan Islam sebagai bahan olok-olokan. Karena mata pandangan mata tidaklah cukup menjadi acuan bukti untuk mengenali fakta, ia seringkali mendorong manusia untuk menilai dengan kesimpulan yang sempit. Menilai kebaikan orang dengan ukuran diri sendiri, ketika jelas pada pandangan matanya orang berbuat baik ia lebih suka membela kelemahannya. Jangan begitu kelak kita akan menyesal, Allohpun tidak membeda-bedakan Rosul-NYA apalagi manusia yang sedang berusaha menujuNYA. Yang menjauh biarlah menjauh, jika mampu mengajak ajaklah dengan ajakan yang baik tanpa kita menjadi terdorong mengikuti langkah-langkah setan.

Saya cukupkan sekian dulu walaupun belum cukup untuk memberi gambaran surah Al-Ahzab ini namun dengan mengamalkan sedikit yang kita tahu, membuat pola gambaran yang jelas pada benak kita sebagai perbendaharaan berharga dalam pikiran kita dan mampu menenangkan hati dari kegundahan/kerinduan akan pertemuan dengan Rabbnya. Namun kita seringkali mengejar bayang-bayang sendiri. Padahal jika bersujud niscaya bayang-bayang itu tetap dibawahmu.

Semoga bermanfaat. Tiada yang patut dipuji selain Alloh azza wajala yang memiliki segala keagungan.

IDEOLOGI KANAN (RADIKALISME, FUNDAMENTALISME) BUKAN CIRI AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH AN-NAHDLIYAHa

Di sisi lain, Terdapat kelompok Islam fundamentalisme, radikalisme, ekstremisme. Kelompok ini mengusung adanya formalisasi syariat, terbentuknya pemerintahan Islam (Khilafah Islamiyah). Padahal untuk menerapkan syariat tidak perlu adanya sebuah negara Islam. Hal yang lebih utama adalah dakwah untuk mengembangkan nilai-nilai Islam dalam perilaku berbangsa dan bernegara. Hal ini tercermin dalam prinsip yang terkandung dalam Piagam Madinah pada zaman Rasulullah. Dalam piagam yang berisi 12 pasal tersebut, tidak ada satu pasal pun yang mengharuskan upaya pendirian negara Islam sehingga yang terpenting adalah isinya Islam bukan negara Islamnya. Hal yang terpenting adalah kita harus selalu mendorong tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai Islam di Indonesia.

Negara Islam tentu menjadi impian setiap muslim namun mengubah suatu negara menjadi negara Islam harus memperhatikan kehendak pemeluk agama lain. Tidak bisa umat muslim itu bersikeras dan memaksakan kehendak kepada pemeluk agama lain, karena tidak ada paksaan dalam beragama.Cara kelompok Islam Radikal yang dikomandani oleh Usamah bin Laden itu juga dengan cara kekerasan dalam menghadapi Ideologi Liberalisme-kapitalisme yang dikomandani AS, seperti mengebom gereja, tempat-tempat wisata, tempat-tempat maksiat, sampai pada bom bunuh diri.

Menurut Yusuf Qordlowi, segala perilaku ekstrem ini disebabkan oleh beberapa hal. Antara lain, lemahnya pandangan terhadap hakikat agama, kecenderungan tekstual dalam memahami nash-nash, sibuk mempertentangkan hal-hal sampingan seraya melupakan problem-problem pokok, pemahaman keliru terhadap beberapa pengertian, serta mengikuti yang tersamar dan meninggalkan yang jelas (Islam Ekstrem, Yusuf Qordhowi, 1989:51-80).

Perilaku ekstrem itulah, yang melahirkan kelompok fundamentalis. Kelompok tersebut berpegang teguh kepada tradisi dan orisinalitas. Paradigma semacam itu tidak lepas dari kerangka berpikir mereka yang tekstualis, formalis, skripturalis, dan final.

Kita bisa melihat saat ini banyak bermunculan faham-faham keagaaman yang keras/radikal. Faham radikal itu melihat umat Islam yang tidak sepaham dengan mereka atau umat agama lain dengan mata kebencian. Peledakan Bom-Bom yang terjadi di Indonesia mulai dari Bom Bali, Bom kuningan, Bom di gereja adalah sebuah bukti yang nyata tentang radikalisme agama yang menyebabkan kerugian materi dan psikologi bagi bangsa Indonesia yang mereka sebut dengan jihad. Kelompok Radikal Islam telah benar-benar sampai di Indonesia.

Selain itu, juga banyak terjadi aksi-aksi pengrusakan yang mengatasnamakan agama, mulai pengrusakan tempat hiburan, tempat ibadah,dsb. Lalu, polisi dianggap sebagai apa? Ada juga sebagian kelompok yang mengkafir-kafirkan kelompok lain, menyatakan sesat, dsb. Gerakan tersebut diyakini dapat mengancam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan berpotensi memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semua itu adalah bibit-bibit perpecahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Semua contoh yang tersebut di atas hanyalah terjadi di kalangan intern umat Islam. Sesama umat Islam saja sudah saling membenci, lalu bagaimana dengan hubungan dengan umat non-Islam, di Indonesia, tentu saja lebih keras. Padahal mereka juga saudara kita walalupun bukan saudara seiman tapi saudara sebangsa. Ingat Satu Nusa, Satu bangsa, dan satu bahasa, Indonesia!

Munculnya faham dan gerakan radikal tersebut terjadi karena mereka mengklaim sebagai kelompok yang paling benar dan yang paling baik. Sementara kelompok lain merupakan kelompok yang tersesat. Dengan pandangan semacam ini maka umat Islam mudah terjerembab ke dalam jurang dogmatisme dan fanatisme yang sangat akut. Sehingga ujung-ujungnya efek yang ditimbulkan adalah menguatnya sikap tidak toleran dan anti keragaman dalam diri umat Islam. Selain merugikan umat Islam sendiri , sikap fanatisme dan dogmatisme yang cenderung eksklusif tersebut secara eksplisit telah mengingkari nilai-nilai fundamental Islam sendiri. Mengklaim diri benar merupakan tindakan yang sah-sah saja dalam kehidupan beragama, namun kalau semangat itu kemudian menjadikan kita tidak terbuka dan tidak toleran dengan pihak lain itu merupakan sebuah kesalahan yang sangat fatal. Justru kebenaran yang kita yakini tersebut harus kita teguhkan dengan bersikap terbuka pada pihak lain. Artinya kesediaan kita berbaur dengan yang lain adalah justru untuk meneguhkan keislaman kita.

TAWASSUTH

Menurut KH. Yusuf Hasyim, ideologi transnasional baik dari Barat maupun Timur sama berbahaya. Sebab, liberalisme dari Barat maupun Islam ideologis dari Timur toh sama-sama merusak. Masuknya ideologi ini merusak tatanan kehidupan agama Islam di Indonesia dan bentuk negara Indonesia.

Moderatisme (wasathiyah) adalah paham yang selalu mencari jalan tengah dari dua kecenderungan, tidak condong (ekstrem) kanan dan kiri. Oleh karena itu wajar, apabila salah satu profesor di Jepang (Gus Mus, 2006) memprediksi, paham tradisional moderat di Indonesia akan menjadi mainstream ideologi dunia di tengah eskalasi dan masifikasi (meningkat dan bertambahnya) dua ideologi dunia yang sama-sama menyeramkan. Faham Aswaja menganut pola pikir jalan tengah, antara faham ekstrem ‘aql (rasional) dan ekstrem naql (skripturalis). Diwujudkan dengan pilihan sumber pemikiran bagi warga NU tidak hanya mengacu atas al-Qur’an dan Hadis saja, tapi ditambah kemampuan akal untuk mencerna permasalahan serta realitas yang terjadi secara empirik. Pandangan tersebut merujuk dari para pemikir terdahulu sebagaimana yang dikembangkan Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi sebagai landasan teologis. Untuk bidang fikih, menganut mazhab empat, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal.
Moderatisme akan membawa orang pada watak yang fleksibel dan akomodatif, termasuk dengan budaya lokal. Salah satu doktrin yang relevan dalam hal itu adalah adah muhakkamah, yakni suatu tradisi yang berkembang di masyarakat menjadi landasan dan sumber penetapan hukum. Kaidah tersebut dalam praktisnya mengakui budaya lokal dan memberikan sinaran dan sentuhan keagamaan pada tradisi tersebut jika bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam satu ritual budaya, ada nilai lokal budaya dan universalitas ajaran Islam yang sudah bersinergi dan terinternalisasi dalam budaya tersebut. Inilah Islam Ahlussunnah Wal Jamaah yang berkarakter Nusantara.
Dalam konteks itu, kaidah adah muhakkamah tersebut menjadi bukti kepedulian Islam terhadap pelestarian budaya leluhur dengan strategi islamisasi budaya. Bukan dengan penghapusan budaya lokal, dengan memunculkan budaya murni Arab atau arabisasi yang berpotensi besar ditolak warga setempat.
Salah satu aktor integrasi keislaman dan kebudayaan lokal tersebut adalah Sunan Kali Jaga yang menggunakan wayang setelah dirombak seperlunya, baik bentuk fisik wayang itu maupun lakonnya. Juga gamelan, yang dalam gabungannya dengan unsur-unsur upacara Islam populer menghasilkan tradisi Sekatenan di pusat-pusat kekuasaan Islam seperti Cirebon, Demak, Yogyakarta, dan Solo.
Sebagai sebuah kesimpulan, Ideologi Islam transnasional baik dari barat maupun timur yang sama-sama ekstrem,satunya ekstrem kanan dan yang satu ekstrem kiri adalah sebuah hal yang membahayakan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Dengan faham Islam Aswaja dan ideologi tengah, Islam akan terlihat sangat jauh dari kesan gerakan Islam garis keras, tapi lebih pada wajah gerakan Islam moderat, toleran dan inklusif. Dan Pancasila tidak bertentangan dengan hal itu, sehingga NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) dengan Pancasila dan UUD 1945 adalah suatu hal yang sudah final.
Sikap Inklusif dan Keterbukaan dalam Islam
Secara historis sikap inklusifisme Islam ini dapat kita ketahui ketika Rosulullah SAW menciptakan piagam madinah (madinah charter). Piagam madinah bukan semata-mata hasil dari Islam, tapi merupakan hasil konsensus antara nabi dengan kelompok-kelompok lain yang ada pada waktu itu. Jadi meskipun nabi pada waktu itu mempunyai misi dakwah untuk menyebarkan Islam, namun nabi tidak kemudian mengklaim diri paling benar kemudian bersikap eksklusif dan memaksa kepada orang lain untuk masuk Islam, tapi beliau justru menghormati pihak-pihak lain yang berbeda dengan mengajaknya secara bersama-sama untuk membangun masarakat.
Semangat Keagamaan
KH Mustofa Bisri mengatakan semangat keagamaan yang radikal itu dapat dinetralisasi dengan pemahaman ilmu agama yang lebih mendalam dan luas. Banyak ajaran agama yang menawarkan kelembutan dan kedamaian. Terbatasnya pemahaman agama ini terjadi karena proses belajar agama yang tidak tuntas. Semangat keagamaan dapat harus diimbangi dengan keilmuan. Lebih lanjut, KH Mustofa Bisri mengatakan ajaran sufisme dan dakwah dengan pendekatan sufistik memberi peran besar dalam membangun kehidupan bersama yang plural. Jika para ahli fikih(hukum) cenderung menggunakan pendekatan legal-formal, para sufi mendekati persoalan dengan sudut pandang hati nurani. Bagi para sufi, semua manusia adalah makhluk Tuhan yang perlu dihargai dan tak perlu meributkan bentuk formal. Kita dapat melihat bagaimana Wali Songo berdakwah menyebarkan ajaran Islam di bumi Nusantara ini dengan toleransi yang tinggi. Para Wali Allah itu berdakwa dengan tidak langsung menjelekkan, menyesatkan, agama yang ada saat itu. Tetapi mulai berdakwah dengan damai, dengan memasukkan ajaran Islam dalam budaya mereka sepanjang budaya itu tidak menyalahi syariat Islam.
Akhirnya, toleran tidak hanya sebuah sikap bangsa Indonesia yang tercermin dalam Pancasila tetapi juga menjadi inti ajaran Islam dalam berdakwah. Marilah kita hargai perbedaan pendapat dan pemikiran. marilah kita bersatu, sebagai umat Islam dan sebagai Bangsa Indonesia dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Saat ini, akhir-akhir ini toleransi seakan-akan telah semakin memudar dalam kehidupan bangsa Indonesia khususnya kehidupan beragama. Katanya, bangsa ini adalah bangsa yang demokratis, toleran yang tercermin dalam sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Kehidupan beragama khususnya agama Islam banyak sekali muncul pertentangan dan perdebatan yang sudah mengarah pada sikap saling menjatuhkan. Perbedaan boleh saja dan dipandang sebagai rahmat tapi janganlah dengan adanya perbedaan itu ukhuwah Islamiyah menjadi renggang.
Perbenturan peradaban (clash of civilizations) dalam istilah Samuel Huntington, sebenarnya adalah perbenturan ideologi-ideologi besar di dunia yang pada awalnya merupakan gerakan pemikiran yang kemudian diikuti dengan agenda aksi secara fisik.Terjadinya perbenturan ini adalah akibat buntunya dialog yang dibangun oleh berbagai ideologi sehingga perbedaan pemikiran berlanjut menjadi perbedaan lewat aksi kekerasan fisik.
Tersebarnya ideologi liberalisme Barat sejak abad pertengahan dibarengi dengan model-model imperialisme di negara-negara Islam di Timur Tengah. Setelah sebelumnya liberalisme di Barat sendiri berhasil menaklukkan agama-agama di Barat. Kesuksesan ini diekspor ke negara-negara Timur Tengah sehingga Khilafah Islamiyah mulai dari Dinasti Umayyah, Abbasiyah hingga Turki Usmani tumbang satu per satu. Termasuk terjajahnya Indonesia oleh Belanda hingga mencapai 350 tahun.
Muncul gerakan Islam ideologis di Timur Tengah, seperti Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tharir, Majelis Mujahidin,Al- Qaeda,dan sebagainya adalah reaksi dari liberalisme berbalut penjajahan ini. Di Indonesia, zaman prakemerdekaan ditandai dengan munculnya organisasi nasionalisme seperti Budi Utomo, Serikat Dagang Islam,Muhammadiyah, dan NU serta lainnya, juga dalam rangka memperkuat nasionalisme kebangsaan mengusir penjajah waktu itu.
Namun, sekarang ini setelah negara-negara jajahan ini merdeka, ideologi itu terus disebarkan sehingga inilah yang membuat Samuel Hutington membuat suatu kesimpulan setelah Perang Dingin usai, akan terjadi perbenturan peradaban. Padahal,yang terjadi sebenarnya bukanlah perbenturan peradaban, tetapi perbenturan kepentingan hegemoni politik dan ekonomi.
NU berpikir, sekarang ini dunia perlu ideologi alternatif untuk menghindari perbenturan-perbenturan global yang akan menimbulkan korban sia-sia. NU menawarkan Islam moderat (tawassuth wal i’tidal) ahlussunna waljamaah. Pak Ud––panggilan akrab almarhum KH Yusuf Hasyim pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang putera Hadratus Syaikh Hasyim Hasyim’ari pendiri NU––sebelum meninggal berwasiat kepada NU lewat saya agar menghadang ideologi liberalisme dari Barat maupun ideologi radikalisme dan kekerasan dari Timur.
Menurut Pak Ud, ideologi transnasional baik dari Barat maupun Timur sama berbahaya.Sebab,liberalisme dari Barat maupun Islam ideologis dari Timur toh sama-sama merusak. Masuknya ideologi transnasional ke Indonesia dapat merusak tatanan NU dan Indonesia. Pemerintah harus menggunakan Pancasila sebagai ideologi yang membatasi masuknya ideologi transnasional. Sedangkan NU harus terus memperkuat pemahaman aswajanya ke seluruh struktur dan kultur di bawah NU. Kami sepakat dengan Pak Ud, kami berkeliling ke Barat dan Timur Tengah untuk mengampanyekan NU sebagai ideologi alternatif.
Kami dari NU adalah pemimpin Islam pertama di dunia yang datang ke “ground zero” di New York,AS (lokasi pengeboman WTC pada 9/11/2001) untuk menolak “kekerasan” dari Islam ideologis. Demikian juga kami datang ke Irak, Iran, dan Palestina untuk menolak “kekerasan”dari liberalisme ala Barat. Kita datang ke Timur Tengah dan melihat ternyata Irak, Iran, dan Palestina menjadi korban ideologi liberalisme Barat.Mereka diibaratkan sebagai binatang aduan seperti jangkrik. Mereka diadu domba intelijen asing agar penjajah dapat kemenangan secara gratis. NU datang ke sana dengan misi membuat perdamaian dan mendorong agar mereka bersatu.
Kami mengampanyekan kepada mereka Islam ala NU kepada dunia bahwa NU melihat Islam adalah agama, bukan ideologi, karena itu apa yang terjadi di Timur Tengah selama ini bukan Islam sebagai agama, tapi ideologi Islam. Dalam mengampanyekan NU sebagai ideologi alternatif,kami meneladani sikap yang telah dilakukan pendiri NU, Hadratusy Syaikh Hasyim As’ari dan KH Wahab Hasbullah. Mereka bertindak sebagai pengekspor ideologi,bukan pengimpor ideologi.
Pada intinya, peradaban dan agama suatu negara akan hancur dengan adanya paham liberalisme dan radikalisme. Keduanya tidak memberikan solusi jalan tengah (Tawasuth) pada Shirot Al-Mustaqim (jalan yang lurus –yang dibenarkan agama).

Rabu, 05 Mei 2010

Sejarah Ringkas Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi Kwitang

Kakek buyut beliau adalah Al-Habib Muhammad bin Husein Alhabsyi. Beliau datang dari Hadramaut dan bermukim di Pontianak, Kalimantan Barat, hingga menikah disana.
Sedangkan kakek beliau adalah Al-Habib Abdullah bin Muhammad Alhabsyi. Beliau lahir di Pontianak.

Bersama para sultan dari keluarga Al-Qadri di Pontianak, beliau mendirikan Kesultanan Hasyimiyyah di Kalimantan Barat.
Beliau berdakwah dan berdagang di Pulau Jawa, hingga akhirnya menikah di kota Semarang, Jawa Tengah.Dalam pelayaran menuju Pontianak, beliau wafat di dasar laut, karena kapalnya karam.

Ayah beliau adalah Al-Habib Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi. Beliau lahir di kota Semarang, Jawa Tengah. Kemudian pindah ke Jakarta dan menikah dengan Hajjah Salmah, seorang gadis Betawi yang berasal dari Jatinegara.
Al-Habib Abdurrahman Alhabsyi adalah sepupu pelukis terkenal, Raden Saleh Bustaman bin Yahya.

Al-Habib Abdurrahman Alhabsyi wafat di Jakarta pada tahun 1296 H. bertepatan tahun 1881 M.
Beliau dimakamkan di Cikini, tepatnya dibelakang Taman Ismail Marzuki, Jakarta, yang pada saat itu milik Raden Saleh. Sedangkan Ibunda beliau, Hajjah Salmah wafat pada 2 rajab 1351 H. dan dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Abang.

Silsilah Habib Ali Kwitang :
AL HABIB ALI bin ABDURRAHMAN bin ABDULLAH bin MUHAMMAD bin HUSEIN bin ABDURRAHMAN bin HUSEIN bin ABDURRAHMAN bin HADI bin AHMAD ALHABSYI bin ALI bin AHMAD bin MUHAMMAD ASSADULLAH bin HASAN AT-TURABI bin ALI bin MUHAMMAD AL-FAQIH AL-MUQADDAM bin ALI bin MUHAMMAD SHAHIB MIRBATH bin ALI KHALA QASAM bin ALWI bin MUHAMMAD bin ALWI bin UBAIDILLAH bin AHMAD AL-MUHAJIR bin ISA bin MUHAMMAD AN-NAQIB bin ALI AL-URAIDHI bin JA'FAR ASH-SHODIQ bin MUHAMMAD AL-BAQIR bin ALI ZAINAL ABIDIN bin HUSEIN bin ALI BIN ABI THALIB suami FATIMAH AZ-ZAHRA binti RASULULLAH SAW.

Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi Kwitang mempunyai anak :
Abdurrahman - Rogayah - Khadijah - Mahani - Zahra - Sa'diah – Muhammad

Al-Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi Kwitang lahir di Jakarta pada hari Ahad 20 Jummadil Awwal 1286 H. bertepatan dengan 20 April 1870 M. Dan beliau wafat pada hari Ahad 20 Rajab 1388 H. bertepatan dengan 13 Oktober 1968 M.

Habib Abdurrahman bin Abdullah Alhabsyi, ayah Habib Ali tidak lama mendampingi putera yang beliau cintai itu.Beliau wafat ketika Habib Ali berusia sepuluh tahun.
Sebelum wafat, beliau berpesan kepada istrinya agar anaknya tersebut dikirim ke Hadramaut untuk menuntut ilmu disana.
Untuk memenuhi pesan suaminya tersebut, Hajjh Salmah menjual satu-satunya perhiasan berupa gelang untuk biaya perjalanan anaknya tersebut ke Hadramaut.
Dua tahun setelah ayahnya wafat, Habib Ali berangkat ke Hadramaut, dengan bekal hanya ongkos ticket kapal laut.Di Hadramaut, beliau tidak menyia-nyiakan waktunya untuk menuntut ilmu.
Beliau sangat menyadari bahwa sang ibu tidak mampu untuk mengirimkan uang kepadanya. Dan beliau bekerja sebagai pangembala kambing untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Sesuai wasiat dari ayahnya,setibanya di Hadramaut tempat yang pertama kali dituju adalah "Rubat" Al-Habib Abdurrahman bin Alwie Al-Aydrus.

Selain belajar di dalam "Rubat" tersebut, Al-Habib Ali juga berguru kepada para ulama dan auliya yang berada di Hadramaut, diantaranya adalah : Al-Imam Al-Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi, Al-Imam Al-Habib Hasan Al-Attas, Al-Habib Hasan bin Ahmad Al-Aydrus, Al-Habib Zein bin Alwie Ba'bud, Asy-Syekh Hasan bin Awadh Mukhaddam, Al-Imam Al-Habib Muhammad Al-Masyhur, Al-Habib Umar bin Idrus bin Alwie Al-Aydrus, Al-Habib Alwie bin Abdurrahman Al-Masyhur, dan masih banyak lagi ulama serta auliya yang menjadi guru beliau.

Pada tahun 1303 H bertepatan dengan tahun 1886 M, beliau pulang ke Tanah Air.
Sesampainya di Indonesia, beliau melanjutkan perburuan ilmu kepada para ulama dan auliya di Indonesia, diantaranya adalah : Al-Habib Utsman bin Abdullah bin Yahya, K.H. Abdul Hamid, K.H. Mujtaba bin Ahmad, Al-Habib Muhammad bin Alwie Ash-Shulabiyah Al-Aydrus, Al-Habib Salim bin Abdurrahman Al-Jufri, Al-Habib Husein bin Muchsin Al-Attas, Al-Habib Abdullah bin Muchsin Alp-Attas, Al-Habib Muhammad bin Idrus Al-Habsyi, Al-Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhor, Al-Habib Ahmad bin Muchsin Al-Haddar, dan masih banyak lagi guru-guru beliau.

Penghormatan Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsyi terhadap para gurunya
Al Habib Ali sangat menghormati dan menjunjung tinggi para ulama, auliya, serta para guru-guru beliau.
Sebelum mendapat izin dari gurunya, Al-Imam Al-Habib Ahmad bin Hasan Al-Attas, beliau belum berani mengenakan imamah. Setelah mendapatkan ijazah dan izin dari gurunya, barulah beliau mengenakannya setiap saat.
Al-Habib Ali selalu menyelipkan surat-surat dari gurunya disela-sela imamah yang dikenakannya.
Ketika beliau wafat, sesuai dengan wasiatnya, imamah dan surat-surat tersebut juga dimasukkan ke dalam makamnya. Juga abwa (kain selempang untuk duduk, yang biasa dikenakan oleh penduduk Hadramaut), sorban,, dan seuntai tasbih dari Al-Imam Al-habib Ali bin Muhammad Alhabsyi, yang juga ikut dimasukkan ke dalam kuburnya.

Isyarah dari para Auliya
Ketika terjadi peperangan di Libya, Tripoli barat, Al-habib Utsman bin Yahya memerintahkan Al-habib Ali untuk naik mimbar dan berpidato di Masjid Jami’ di hadapan ribuan jama’ah yang hadir di masjid tersebut, dalam rangka mendo’a kan kaum muslimin yang saat itu sedang dibantai di Tripoli. Padahal sebelumnya Al-Habib Ali belum pernah tampil sama sekali diatas mimbar, mengingat usia beliau yang sangat muda. Sejak itu lidahnya sangat fasih dalam memberikan nasihat dan kemudian menjadi seorang da’I yang pengaruhnya menyebar ke seluruh pelosok Nusantara.

Pernah suatu saat beliau pergi ke Pekalongan, Jawa Tengah guna berkunjung ke rumah Al-Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas.
Saat itu hari Jum’at. Dan setelah selesai shalat Jum’at, Al-Habib Ahmad menggandeng tangan Al-Habib Ali dan menaikkannya ke atas mimbar, padahal usia Al-habib Ali saat itu masih sangat muda.
Al-Habib Ali berkata kepada Al-habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas : “Wahai habib, aku tidak dapat berbicara bila antum berada diantara mereka”.
Lalu Al-Habib Ahmad mengatakan : “Wahai anakku Ali, berbicaralah engkau menurut lidah orang lain”.

BIRRUL WALIDAIN
Khidmat dan rasa bakti terhadap ibunya sangatlah luar biasa. Tidak pernah sekalipun beliau membantah perintah ibunya.
Pernah pada suatu saat ketika beliau sedang melakukan perjalanan dakwak ke Singapura. Kemudian sang ibu mengirim telegram, yang isinya memerintahkannya untuk segera pulang ke Jakarta. Tanpa menunda-nunda, Al-Habib Ali segera pulang ke Jakarta untuk memenuhi panggilan ibunya tersebut.
Maka tidaklah mengherankan jika ilmu yang beliau miliki sangatlah berkah dan bermanfaat. Dakwah beliau dimana-mana mendapat sambutan yang luar biasa.

KE TANAH SUCI
Ketika Habib Ali berusia 20 tahun, beliau mengadakan pengajian sambil berdagang kecil-kecilan di Pasar Tanah Abang. Pada usia iyu pula Habib Ali menikah dengan Hababah Aisyah Aisyah Assegaf dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Beberapa waktu kemudian beliau berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji serta ziarah ke makam datuknya Rasulullah SAW di Madinah.
Selama di tanah suci beliau pergunakan waktunya untuk menuntut ilmu dan meminta ijazah pada para ulama dan auliya yang berada di Makkah, diantaranya : Asy-Syeikh Muhammad Said babshil, As-Sayid Umar bin Muhammad Syatha’, Asy-Syeikh Umar bin Abubakar Bajunaid, Asy-Syeikh Abdullah bin Muhammad Shaleh Zawawi, Asy-Syeikh Umar hamdan Al-Maghribi. Ketika di Madinah beliau belajar kepada Al-Habib Ali bin Ali Alhabsyi, Al-Habib Abdullah Jamalulail, dan Asy-Syeikh Sulaiman bin Muhammad Al-Azab (putera dari penggubah Maulid ‘Azab), dan masih banyak lagi guru-guru beliau yang berada di Hijaz saat itu. Disana beliau mendapatkan ijazah untuk mensyiarkan maulid Al-Azab langsung dari putera shahibul maulid, Asy-Syeikh Umar bin Muhammad Al-‘Azabi.
Selama hayatnya Al-habib Ali menunaikan haji sebanyak tiga kali.
Pertama kalinya pada tahun 1311 H / 1894 M, saat Makkah berada dibawah kuasa Syarif Aun.
Kedua pada tahun 1343 H / 1925 M, dimasa Syarif Husain.
Dan yang ketiga pada tahun 1354 H / 1936 M, dimasa kekuasaan Ibnu Sa’ud.

MAJLIS TA’LIM KWITANG
Setibanya di tanah air beliau mulai berdakwah dan mengajar.
Masyarakat Jakarta sangat antusias mengikuti dakwah beliau. Semakin hari yang mengikuti Majlis Ta’lim beliau, semakin banyak.
Karena dorongan dari para murid dan semakin banyaknya masyarakat yang belajar kepada beliau, maka beliaupun mendirikan sebuah majlis ta’lim di Kwitang, Jakarta Pusat. Belakangan ini majlis tersebut berkembang menjadi Islamic Center Indonesia.
Majlis Al-habib Ali Alhabsyi di Kwitang merupakan majlis ta’lim pertama di Jakarta. Sebelumnya tidak ada seorangpun yang berani membuka majlis ta’lim, karena kegiatan dakwah saat itu sangat dibatasi dan diawasi secara ketat oleh kolonial Belanda. Barulah setelah wafatnya Al-habib Ali Alhabsyi, mulai bermunculan beberapa majlis ta’lim di jakarta pada khususnya, dan si seluruh penjuru tanah air pada umumnya.
Al-habib Ali Alhabsyi sebagai perintis majlis ta’lim di tanah Betawi, yang beliau adakan di Kwitang, jakarta Pusat, yang juga merupakan cikal bakal berdirinya majlis ta’lim di seluruh tanah air.
Dari majlis tersebut tidak pernah terdengar caci maki terhadap seseorang atau golongan. Didalamnya tidak diajarkan melaknat atau mengkafirkan seseorang atau golongan lain. Majlis tersebut penuh dengan ilmu, nasihat, akhlak, dan perilaku yang baik serta dipenuhi dengan rahmat. Dakwah semacam inilah yang telah diwariskan oleh Rasulullah lima belas abad silam, yang datang sebagai rahmat dan pembawa perdamaian bagi alam dfan seluruh ummat manusia.
Para ulama Betawi yang ada saat ini pasti pernah belajar di Majlis Ta’lim Kwitang, atau belajar kepada orang yang pernah belajar di Majlis Ta’lim Kwitang.
Majlis ini berdiri lebih dari satu abad, ini dikarenakan beliau mengajar dengan ikhlas.
Ajaran Islam yang disuguhkan di majlis tersebut adalah “Ahlussunnah Wal Jama’ah”, nilai-nilai akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, kebersihan hati dan jiwa melalui ajaran tasawwuf.
Beliau tidak mengajarkan kebencian, iri, hasud, dengli, ataupun fitnah. Sebaliknya Al-habib Ali selalu mengembangkan tradisi “salafunasshalih” dan Ahlil Bait yang menjunjung tinggi “ukhuwah islamiyah”, nilai-nilai kemanusiaan dan menghormati setiap manusia tanpa membedakan statusnya.
Majalah “Panji Poestaka” nomor tujuh puluh tiga, tanggal 11 September 1928, tahun ke enam, memberitakan sebuah tulisan dalam rubrik serba-serbi dengan tajuk Toean Sajid Ali bin Abdoerrahman Al-habsyi, Kwitang, Weltevreden.
Dalam tulisan itu diantaranya dikatakan :
“Kalau di Betawi ada orang bertanya, Apakah Toean di hari Minggu depan maoe hadir ? Maka itoe artinya : hadir di mesjid Kwitang sebeloem sembahyang lohor, boeat mendengarkan taswir Toean Sayid Ali.
Pendoedoek Betawi jang bagian ahli agama, sangat memerloekan datan ke mesjid itoe, bahkan orang djaoeh-djaoeh, seperti dari daerah Bogor, Bekasi, dan lain-lain tidak sedikit jang datang, hingga beratoesan djoemlahnya.
Bagaimana chidmat pendoedoek Betawi dan sekitarnya kepada beliau. Dapat kami gambarkan dengan singkat demikian, kata orang-orang Betawi, sedjak jang moelia Toean Sayid Oesman wafat, maka Toean Sayid Ali lah bapa boeat moeslimin Betawi. Belialah pakoenya tanah Betawi”.
Tulisan tersebut selain menggambarkan betapa agamisnya masyarakat Betawi sejak dulu dan juga menunjukkan betapa besar dan pentingnya bagi masyarakat Betawi peranan habaib pada umunya, dan Al-habib Utsman bin yahya serta Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-habsyi pada khususnya.

KEBERHASILAN AL-HABIB ALI DALAM BERDAKWAH
Al-habib Ali bin Abdurrahman Al-habsyi merupakan satu diantara banyak tokoh ulama di Indonesia yang pengaruhnya sangat luas. Beliau dikenal memiliki kelebihan dalam dakwahnya yang menyentuh hati.
Beliau juga dipandang sebagai tokoh yang dapat mempersatukan dan membangun persaudaraan para Habaib dan Kyai di Jakarta. Bahkan beliau dapat membuat orang-orang yang tadinya benci, memusuhi, dan tidak suka padanya, berbalik menjadi suka dan sangat mencintainya. Ini semua karena akhlak dan budi pekerti beliau.

Keberhasilan ini disebabkan kebijaksanaan, kesabaran, dan ketekunan Al-Habib Ali dalam menyajikan Islam. Beliau menyajikan Islam sebagai agama yang mudah, sehingga dapat diterima sepenuh hati oleh penduduk setempat. Yang kemudian dengan sukarela mereka meninggalkan kepercayaan nenek moyangnya.
Dengan keluhuran akhlak dan kehidupan yang bersahaja serta ketaatan beragama seperti ytang beliau warisi dari para leluhurnya, sehingga beliau berhasil memikat hati penduduk pribumi. Dan dalam waktu yang singkat, Islam telah berhasil menyebar keseluruh pelosok Indonesia.

Pengaruh Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi dikalangan muslimin pribumi dapat dilihat dari apa yang telah dikatakan Al-habib Alwi bin Muhammad bin Thohir Al-haddad Bogor, kepada Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas Bungur, sebagaimana yang disebutkan dalam kitab “Tujul A’rasy” jilid dua, halaman 180 : “Dakwak Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi telah memenuhi telinga-telinga kaum muslimin, sebagaimana kitab-kitab Al-Habib Utsman bin yahya telah memenuhi rumah-rumah mereka”

Menurut Mr. Hamid Al-Qadri, seorang tokoh politik dan pejuang kemerdekaan. Selain ulama, Al-habib Ali Kwitang juga merupakan pejuang kemerdekaan. Beliau ikut mendorong berdirinya partai politik yang berazaskan Islam pertama kali di Indonesia yang dikenal dengan Parta Syarikat Islam, pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto dan Haji Agus Salim.
Saking semangatnya dalam perjuangan dalam membangkitkan perlawanan rakyat terhadap penjajah, di zaman pendudukan Jepang, Al-Habib Ali pernah dijebloskan ke penjara bersama Haji Agus Salim. Dengan hukuman penjara, bukan menghentikan perlawanannya terhadap penjajah, malah beliau terus menentang dan melawan. Dan namanya kian mengharum.
Harumnya nama Al-Habib Ali menjadi buah bibir di masyarakat dikala itu. Kemasyhuran Al-habib Ali tersebut sehingga dibuatkan gubahan dan untaian syair oleh beberapa pujangga, diantaranya adalah : Al-habib Mihammad bin Ahmad Al-Muchdhor, Al-habib Ahmad bin Abdullah Assegaf, Asy-Syekh fadhil Irfan, Al-habib Soleh bin Mukhsin Al-Hamid (Tanggul), Al-Habib Segaf bin Abubakar Assegaf. Juga Asy-Syekh Yusuf bin Ismail Nabhan pun memasukkan nama Al-Habib Ali Kwitang dalam kitabnya yang berjudul “Jami’ Karamah Auliya”

Kenapa Aku Susah untuk Istiqamah?

Menengok sejarah hitam Iblis, tatkala ia diusir dari surga dalam keadaan hina dina, maka ia berkata sebagaimana diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur’an, (yang artinya):


“Iblis berkata: ‘Karena Engkau (wahai Allah) telah menghukumku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka (yaitu anak cucu adam) dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari depan dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapatkan kebanyakan mereka sebagai orang-orang yang bersyukur’

(Al-A’raf: 16-17)

Dari ayat yang mulia ini, dapat kita ketahui bahwa Iblis dan bala tentaranya akan senantiasa berusaha dengan segenap tenaganya untuk menghalangi manusia dari jalan Allah yang lurus serta menghiasi kemaksiatan hingga tampak indah di mata manusia. Karena tekat dan usaha Iblis inilah, sangat banyak manusia yang merasakan dirinya susah dan berat untuk istiqamah di jalan Allah.

Di sini akan disampaikan beberapa perkara yang dapat membantu seseorang untuk tetap istiqamah di atas jalan Allah serta selamat dari belitan tipu daya iblis.

“Sesungguhnya tipu daya syaitan adalah lemah.”

(An-Nisa’:76)

Di antara perkara yang dapat membantu seseorang untuk istiqamah adalah

1. Mengikhlaskan niat saat melakukan amalan-amalan ketaatan

Inilah pintu utama, yaitu pintu yang dapat mengantarkan seseorang untuk dapat istiqamah dalam hidupnya sehingga ia dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan bahagia.

Allah berfirman (yang artinya):

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan Tuhannya dengan seorangpun dalam melakukan ibadah kepada-Nya”. (Al-Kahfi: 110)

Hendaklah seseorang membersihkan hatinya dari sifat ingin dipuji atau tujuan-tijuan duniawi saat melakukan amalan-amalan ketaatan kepada-Nya. Mungkin kita dapatkan orang yang saat berkunjung dan menginap di rumah temannya, ia begitu semangat dalam membaca Al-Qur’an, qiyamul lail dan amalan-amalan ketaatan lainnya Namun ketika ia kembali ke rumahnya, entah mengapa bacaan Al-Qur’an tidak terdengar lagi dari bibirnya, demikian pula tidak terdengar lagi percikan air wudhu di sepertiga malam yang terakhir di rumahnya. Ia telah meninggalkan amalannya…..Ia tidak dapat istiqamah dalam menjalankan amalan-amalan ketaatan….Kenapa hal itu bisa terjadi? Hendaklah orang tersebut mengintrospeksi dirinya, yaitu apakah saat ia membaca Al-Qur’an dan melakukan qiyamul lail betul-betul murni untuk Allah ataukah ada niatan-niatan lain di balik ibadahnya? Hanya Allah kemudian dirinyalah yang tahu bisikan hatinya.

Dalam sebuah hadits disebutkan

إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا

“Sesungguhnya ada salah seorang di antara kalian yang ia beramal dengan amalan penduduk surga sampai-sampai jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal satu jengkal, akan tetapi taqdir telah mendahuluinya sehingga iapun beramal dengan amalan penduduk neraka, akhirnya iapun masuk ke dalam neraka.” (HR. Muslim no 4781)


Orang ini adalah orang yang sangat merugi, setiap harinya ia beramal dengan amalan ketaatan akan tetapi menjelang ajalnya ia tutup amalnya dengan keburukan dan ia pun menjadi penghuni neraka. Wal iyadzubillah.

Orang ini tidak istiqamah dalam menjalankan amalan-amalan ketaatan sampai akhir hayatnya. Kenapa bisa demikian? Apakah rahasianya? Mungkin saja tatkala ia beramal, niatnya bukan untuk Allah akan tetapi telah tercampuri dengan tujuan-tujuan lain walaupun manusia melihatnya sebagai sebuah amalan ketaatan. Namun Allah yang mengetahui isi hati para hamba-Nya tidak meridhai amalannya tersebut dan akhirnya Allah tutup amalannya dengan amalan penduduk neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ

“Sesungguhnya ada orang yang beramal dengan amalan penduduk surga sesuai yang tampak/terlihat oleh manusia, padahal ia adalah termasuk penduduk neraka.” (HR.Bukhori, no 3885)

2. Berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan

Do’a adalah senjata seorang muslim, oleh karena itu hendaklah seorang muslim banyak berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan. Di antara do’a yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk selalu berada di atas agama-Mu” (HR. Tirmidzi, no 2066. Ia berkata: “Hadits Hasan”)


Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata,”(Do’a ini) adalah sebagai bentuk pengajaran bahwa diri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang suci saja masih membutuhkan perlindungan Allah, maka tentunya tingkat kebutuhan dari orang selain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih layak lagi.” (Fathul Bari, 20/464)


Di antara perkara yang menakjubkan pada diri Rasullullah shallallhu ‘alaihi wa sallam yang patut kita contoh adalah bahwasanya beliau shallallhu ‘alaihi wa sallam setiap keluar dari rumahnya membaca do’a


اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan dan disesatkan, dari ketergelinciran dan digelincirkan, dari berbuat dholim dan didholimi, dari berbuat bodoh dan dibodohi.” (HR. Abu Dawud, no 4430).

Do’a ini amatlah kita butuhkan, mengingat tatkala seorang hamba keluar dari rumahnya maka ia akan banyak berhadapan dengan syubhat dan syahwat di lingkungan sekitarnya. Ia juga akan bertemu dengan berbagai tipe dan jenis manusia, ada tipe yang baik dan tidak jarang pula bertemu dengan tipe yang buruk yang dapat menyesatkan dan menjauhkan dirinya dari jalan istiqamah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja sebagai orang yang ma’sum (terjaga dari dosa) masih mengkhawatirkan dirinya dari perkara-perkara di atas sehingga membaca do’a ini, maka kita sebagai seorang hamba yang tipis imannya tentu lebih layak untuk membaca dan mengamalkan do’a ini.

.

3. Menanamkan keyakinan dan mengingat-ingat tentang balasan yang akan diraih bagi orang yang istiqamah

Istiqamah adalah perkara yang membutuhkan perjuangan besar, tentunya orang yang dapat istiqamah akan mendapatkan balasan yang besar sebagai balasan atas usaha yang dilakukannya. Allah berfirman (yang artinya):

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah, maka mereka akan dibebaskan dari rasa takut dan kesedihan. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-Ahqof: 13-14)

Orang yang beriman dan memegang teguh keimanannya, kemudian ia istiqamah dalam melakukan amalan-amalan ketaatan sebagai konsekuensi dari keimanannya, maka ia akan mendapatkan pahala yang besar berupa rasa aman di tiga kehidupan yaitu kehidupan dunia, alam kubur dan kehidupan akherat. Allahpun akan memasukkannya ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan ia kekal di dalamnya. Apakah ada di antara kita yang enggan untuk menolak pahala yang besar ini?

4. Memilih teman yang baik

Sudah sering kita dengar hadits yang masyhur dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang gambaran teman yang baik dan teman yang buruk, dimana beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumpamakan teman yang baik sebagai penjual minyak wangi dan teman yang buruk sebagai tukang pandai besi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ لَا يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Tentang si penjual minyak wangi, kalau engkau tidak membeli minyak wanginya maka engkau akan medapatkan bau wanginya. Adapun tentang si tukang pandau besi, kalau engkau atau bajumu tidak terbakar maka engaku akan mendapatkan bau yang tidak enak.” (HR. Bukhori, no 1959)

Teman yang baik akan membantu kita untuk dapat istiqamah di jalan Allah, namun sebaliknya teman yang buruk akan menggelincirkan kita dari jalan istiqamah dan bahkan justru dapat mencelakakan kita. Terdapat kisah yang sangat menarik dari detik-detik kematian paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Abu Thalib. Kisah ini menggambarkan betapa bahayanya apabila seseorang berteman dengan teman-teman yang buruk.

لَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلٍ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ فَقَالَ أَيْ عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ كَلِمَةً أُحَاجُّ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ وَيُعِيدَانِهِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

“Tatkala menjelang kematian Abu Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepadanya. Ternyata di samping Abu Thalib sudah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin Mughirah. Nabipun berkata kepada Abu Thalib, “Wahai pamanku, ucapkanlah laa ilaha illallah, yaitu sebuah kalimat yang dapat aku jadikan hujjah untuk membantumu di sisi Allah. Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah segera menimpali seraya berkata, “(Wahai Abu Thalib), Apakah engkau membenci agamanya Abdul Muthalib (yaitu agama kesyirikan, pen)?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengulangi ucapannya, akan tetapi mereka berdua (yaitu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah) juga selalu menimpali dan mengulag-ulang ucapannya hingga akhir dari ucapan Abu Thalib adalah sebagaimana ucapan Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah dan ia enggan untuk mengucapkan laa ilaha illallah.” (HR. Bukhari, no 4399).

Abu Thalib betul-betul menjadi orang yang sangat rugi karena berteman dengan teman yang buruk yaitu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah, karena mereka berdua telah menjadi sebab kecelakaan, kehancuran dan kebinasaan dirinya di akherat. Abu Thalib dalam hidupnya banyak bergaul dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebaik-baik makhluk yang paling layak untuk dijadikan teman dan kekasih, akan tetapi di samping itu dia juga bergaul dengan teman-teman yang buruk yaitu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah. Ternyata pergaulan dan persahabatannya dengan teman yang buruk ini menjadi sebab kehancuran dirinya. Sungguh malang dan tragis nasib Abu Thalib……..
5. Banyak membaca sirah (perjalanan hidup) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang shalih.

Berdasarkan realita, seseorang akan banyak terpengaruh oleh perkara-perkara yang sering dilihat dan didengarnya. Ketika seseorang menjadikan cemilan sehari-harinya adalah gosip para artis dan kehidupan glamour mereka, maka sadar atau tidak sadar perilaku para artis tersebut akan banyak membekas dan mempengaruhi gaya hidupnya. Hidup gak mau repot, serba instan serta “yang penting gue senang” ibarat telah menjadi icon khusus bagi mereka. Orang-orang seperti ini sangat susah diharapkan untuk istiqamah di jalan ketaatan. Boro-boro untuk istiqamah di jalan ketaatan, untuk menjalankan amalan-amalan ketaatan saja mungkin terasa berat bagi jiwa mereka. Menuntut ilmu syar’I, shalat berjama’ah, menundukkan pandangan terhadap lawan jenis, berhias diri dengan sifat qana’ah, sabar dalam menghadapi cobaan hidup adalah merupakan contoh-contoh amalan ketaatan yang kedengarannya amat mustahil bagi orang-orang yang berpaham artisme (bergaya hidup seperti artis) seperti ini, kecuali orang-orang yang dirahmati Allah.

Sebaliknya, orang yang banyak menbaca sirah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang sholih akan menemukan kunci-kunci jalan menuju istiqamah. Ketika seseorang ditimpa futur sindrom (penyakit melemahnya iman yang merupakan musuh dari istiqamah) sehingga terasa malas baginya untuk menjalankan qiyamul lail, maka saat ia membaca perjalanan hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata didapatkan bahwa beliau adalah orang yang rajin dalam menjalankan qiyamul lail hingga bengkak kakinya. Ketika seseorang merasakan jiwanya malas untuk berdzikir dan berat untuk banyak memohon ampun kepada Allah, maka saat ia membaca perjalanan hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata didapatkan bahwa beliau adalah orang yang beristighfar dan bertaubat kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari. Ketika seseorang merasa terkucilkan di tengah keluarga, kerabat dan masyarakat di sekitarnya karena menjalankan syari’at islam, maka saat ia membaca perjalanan hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata didapatkan bahwa beliau adalah orang yang dimusuhi oleh kerabat dekatnya dan bahkan beliau diusir oleh kaumnya dari kampung halaman yang ia cintai yaitu Makkah. Ketika seseorang merasakan sesak dadanya ketika banyak dicela dan dimusuhi dalam berdakwah di jalan Allah, maka saat ia membaca perjalanan hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata didapatkan bahwa beliau adalah orang yang pernah mengalami ancaman dan usaha pembunuhan, pernah dilempari batu, pernah diletakkan kotoran di atas punggungnya, pernah difitnah sebagai tukang sihir, pernah dijuluki sebagai orang gila dan lain-lain.

Dengan banyak membaca perjalanan hidup kekasih Allah, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam maka seseorang akan semakin terpacu untuk memegang erat Agama Islam yang lurus ini, istiqamah dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya serta akan menyadari betapa kecilnya cobaan yang menimpa dan dialaminya dibandingkan dengan yang dialami oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Inilah beberapa perkara yang dapat membantu seorang hamba untuk dapat istiqamah di jalan Allah, mudah-mudahan bermanfaat.

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia)”. ( Ali-Imran: 8 )

Catatan: Penomoran hadits dan kitab dalam artikel ini didasarkan atas program Maktabah Syamilah

review http://mahesakujenar.blogspot.com on alexa.com
free counters

Followers

 
heramkempek © . Template by: SkinCorner. SEO By: Islamic Blogger Template