Minggu, 15 November 2009

dia nyang taqiyah ato dia nyang taqiyah.. perlu dihipnotis ama uya kuya biar ngaku!!!

dia nyang taqiyah??

Berkata al Majlisi pengarang kitab "Biharul Anwar" : "Menurut saya, sesungguhnya kabar-kabar (riwayat-riwayat) dalam bab ini (keyakinan bahwa Al-Quran di ubah), adalah kabar (riwayat) mutawatir makna, dan membuang seluruh riwayat itu mengharuskan untuk tidak mengakui dan mempercayai kabar itu, bahkan perkiraan saya sesungguhnya riwayat-riwayat itu pada masalah ini tidak hanya sebatas riwayat-riwayat para imam. (miraatul ‘Uqul 2/536).

Berkata syeikh syi’ah Al Mufiid : "Sesungguhnya riwayat-riwayat itu sungguh telah datang secara masyhur dan banyak dari para imam huda dari keluarga Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- dengan (menerangkan) perbedaan Al Quran , dan apa yang telah dilakukakannya oleh sebagian orang-orang yang zholim dari menghapus dan mengurangi. (buku Awail al maqaalaat oleh AL Mufiid, hal : 98).

Berkata At Thibrisi tentang riwayat-riwayat mereka dalam mencela Al Quran : "Dan riwayat-riwayat itu banyak sekali, sehingga berkata Saiyid Ni’matullah al Jazairi di sebagian karangan-karangannya, sebagaimana diriwayatkan darinya, bahwa riwayat-riwayat yang menunjukkan terhadap hal itu (alQuran dirubah) melebihi dari dua ribu hadits". ( buku Fashlul Khithab oleh At Thibrisi lembaran125.

Dan berkata Muhammad Sholeh Al Mazindaraani (wafat 1081 H), : "… membuang sebagian Al Quran dan merubahnya adalah hal yang telah tetap dari jalan (sanad) kami dengan riwayat mutawatir makna, sebagaimana tampak jelas bagi siapa yang memperhatikan dalam buku-buku hadits dari awal sampai akhir" (Muhammad Al Mazindaraani : Syarh Jami’ Al Kafi : 11/76).

Berkata Ni’matullah Al Jazairi : Sesungguhnya perkataan bahwa Al Quran terjaga dan terpelihara, akan mengakibatkan kepada pembuangan riwayat-riwayat yang masyhur dan banyak, bahkan mutawatir yang mengindikasikan dengan jelas dan terang atas terjadinya perubahan pada Al Quran… sedangkan pengikut-pengikut kita telah sepakat atas keabsahannya dan mempercayainya". (kitab AL Nawar An Ni’maniayah : 2/358-358).

At Thibrisi memandang sesungguhnya tidaklah pantas bagi mereka untuk melihat dan meneliti sanad-sanadnya disebabkan kemutawatirannya dari jalan-jalan (sanad-sanad) mereka, ia berkata : "Sesungguhnya meneliti sanad pada riwayat-riwayat yang banyak itu mengakibatkan kepada penutupan pintu menghukum mutawatir maknawi di riwayat itu, bahkan hal itu seperti waswas yang pantas untuk berlindung darinya." (fashlul Khitab, lebaran 124.)

Al Kulaini meriwayatkan dalam kitab Al Kafi dari Hisyam bin Salim dari Abi Abdillah alaihi salam : "Sesungguhnya Al Quran yang dibawa Jibril ‘Alaihi salam kepada Muhammad SAW 17 ribu ayat". ( Ushul Kafi, kitab Fadhlul Al Quran, bab An Nawadir 2/134).

atooooo

dia nyang taqiyah??

Syaikh Thabarsi (w. 548) dalam mukadimah tafsirnya sebagaimana dengan Syaikh Thusi dengan tegas menulis;

”Sia-sia bila dalam kitab tafsir, membicarakan tentang tahrif. Sebab ijma’ kaum muslim meyakini ketiadaan penambahan. Adapun pengurangan –meski ada sebagian golongan yang menerima- tapi menurut riwayat yang benar, ulama Syi’ah menentang hal tersebut.”[Majma’ al-Bayan, Hal. 1/15]

Feidz Kasyani (w. 1090) pada point keenam mukadimah tafsirnya, setelah menyebutkan beberapa riwayat tahrif kemudian mengkritik tajam. Ia menulis;

“penolakan atas riwayat-riwayat tahrif adalah jelas, sebab bila kita terima riwayat-riwayat (yang bertentangan dengan al-Qur’an) ini, maka tidak akan tersisa dari ayat al-Qur’an, karena setiap ayat akan berpotensi sama terhadap tahrif dan al-Qur’an tidak bisa diterima sebagai hujjah yang mutlak dan diturunkannya merupakan kesia-siaan…”[as-Shafi, 1/46]

Syaikh Thusi (w. 460) dalam mukadimah tafsirnya secara tegas menolak tahrif. Sayangnya kedua ilmuan (?) orientalis ini tidak bersedia membaca sama sekali awal-awal halaman at-Thusi.

At-Thusi menulis; “membicarakan tahrif al-Qur’an (bertambah atau berkurang) merupakan hal yang sia-sia, sebab itu sebuah kebatilan dan mayoritas ulama secara ijma’ menolaknya…dan mazhab kami Syi’ah demikian meyakininya (ketiadaan tahrif)…sebab al-Qur’an yang ada sekarang adalah sempurna secara benar…”[al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, 1/3]

At-Thusi dalam mukadimah juga selanjutnya mengmukakan beberapa bukti ringkas ketiadaan tahrif dan mengingatkan dengan tegas bahwa sejumlah sedikit dari riwayat-riwayat tahrif adalah hadis ahad, “tidak usah diperhatikan, dan jangan habiskan waktu anda untuk membahasnya!”

Syaikh Mufid (w. 413) dalam Awail Maqalat menulis; “Adapun bahwa terdapat penanmbahan ayat di dalam al-Qur’an, tidak saya terima, sebagaimana Imam Shadiq berpendapat demikian.” [Awail Maqalat,Hal. 54]


JADI SAPA NYANG TAQIYAH??? dia ato dia ??

apakah perlu dihipnotis ama Uya Kuya biar ngaku saperti acara di SCTV...
ato musti dibongkar ama master hipnotis Romy Rafael.

wakakakakakkk

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Fantastic blog I loved reading your info

[url=http://partyopedia.com]party supplies[/url]

Anonim mengatakan...

Hi I'm Mike. Anyone into impugn currency? If you don't know the challenge iit's like this: The usage of a confrontation is the most routine way to ensure that members are carrying their part's coin. The rules of a impugn are not in any case formalized in spite of a unit, and may switch between organizations. The contest only applies to those members that must been given a coin formally by their unit. This may guide to some squabble when challenges are initiated between members of contrasting organizations and is not recommended. The usage of the originate challenge is meant to be a source of morale in a module, and forcing the challenge can induce a upset effect.

[url=http://www.challengecoinsdirect.com/2010/09/16/semper-fi-challenge-coins/]challenge coin[/url]


review http://mahesakujenar.blogspot.com on alexa.com
free counters

Followers

 
heramkempek © . Template by: SkinCorner. SEO By: Islamic Blogger Template