Sabtu, 15 Oktober 2011

HAK ISTERI ATAS SUAMI

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh.

Syari'at mewajibkan kepada suami untuk memenuhi kebutuhan isterinya yang berupa kebutuhan material seperti nafkah, pakaian, tempat tinggal, pengobatan dan sebagainya, sesuai dengan kondisi masing-masing, atau seperti yang dikatakan oleh Al Qur'an "bil ma'ruf" (menurut cara yang ma'ruf/patut).

Namun, Syari'at tidak pernah melupakan akan kebutuhan-kebutuhan spiritual yang manusia tidaklah bernama manusia kecuali dengan adanya kebutuhan-kebutuhan tersebut, sebagaimana kata seorang pujangga kuno:
"Maka karena jiwamu itulah engkau sebagai manusia, bukan cuma dengan badanmu."
Bahkan Al Qur'an menyebut perkawinan ini sebagai salah satu ayat diantara ayat-ayat Allah di alam semesta dan salah satu nikmat yang diberikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Firman-Nya:
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Rum: 21)
Ayat ini menjadikan sasaran atau tujuan hidup bersuami isteri ialah ketenteraman hati, cinta, dan kasih sayang antara keduanya, yang semua ini merupakan aspek kejiwaan, bukan material. Tidak ada artinya kehidupan bersuami isteri yang sunyi dari aspek-aspek maknawi ini, sehingga badan berdekatan tetapi ruh berjauhan. Dalam hal ini banyak suami yang keliru - padahal diri mereka sebenarnya baik - ketika mereka mengira bahwa kewajiban mereka terhadap isteri mereka ialah memberi nafkah, pakaian, dan tempat tinggal, tidak ada yang lain lagi. Dia melupakan bahwa wanita (isteri) itu bukan hanya membutuhkan makan, minum, pakaian, dan lain-lain kebutuhan material, tetapi juga membutuhkan perkataan yang baik, wajah yang ceria, senyum yang manis, sentuhan yang lembut, ciuman yang mesra, pergaulan yang penuh kasih sayang, dan belaian yang lembut yang menyenangkan hati dan menghilangkan kegundahan.

Imam Ghazali mengemukakan sejumlah hak suami isteri dan adab pergaulan diantara mereka yang kehidupan berkeluarga tidak akan dapat harmonis tanpa semua itu. Diantara adab-adab yang dituntunkan oleh Al-Qur'an dan Sunnah itu ialah berakhlak yang baik terhadapnya dan sabar dalam menghadapi godaannya. Allah berfirman:
"... Dan gaulilah mereka (isteri-isterimu) dengan cara yang ma'ruf (patut) ..., (An Nisa': 19)
"... Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat." (An Nisa': 21 )
"... Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu ...." (An Nisa:36)
Ada yang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan "teman sejawat" dalam ayat di atas ialah isteri.

Imam Ghazali berkata, "Ketahuilah bahwa berakhlak baik kepada mereka (isteri) bukan cuma tidak menyakiti mereka, tetapi juga sabar menerima keluhan mereka, dan penyantun ketika mereka sedang emosi serta marah, sebagaimana diteladankan Rasulullah saw. Isteri-isteri beliau itu sering meminta beliau untuk mengulang-ulangi perkataan, bahkan pernah ada pula salah seorang dari mereka menghindari beliau sehari semalam. Beliau pernah berkata kepada Aisyah, "Sungguh, aku tahu kalau engkau marah dan kalau engkau rela." Aisyah bertanya, "Bagaimana engkau tahu?" Beliau menjawab, "Kalau engkau rela, engkau berkata, 'Tidak, demi Tuhan Muhammad,' dan bila engkau marah, engkau berkata, 'Tidak, demi Tuhan Ibrahim.' Aisyah menjawab, "Betul, (kalau aku marah) aku hanya menghindari menyebut namamu."
Dari adab yang dikemukakan Imam Ghazali itu dapat ditambahkan bahwa disamping bersabar menerima atau menghadapi kesulitan isteri, juga bercumbu, bergurau, dan bermain-main dengan mereka, karena yang demikian itu dapat menyenangkan hati wanita. Rasulullah saw. biasa bergurau dengan isteri-isteri beliau dan menyesuaikan diri dengan pikiran mereka dalam bertindak dan berakhlak, sehingga diriwayatkan bahwa beliau pernah melakukan perlombaan lari cepat dengan Aisyah.

Umar r.a. - yang dikenal berwatak keras itu - pernah berkata, "Seyogyanya sikap suami terhadap isterinya seperti anak kecil, tetapi apabila mencari apa yang ada disisinya (keadaan yang sebenarnya) maka dia adalah seorang laki-laki."

selengkapnya silahkan buka "fatwa kontemporer" karya dr. Yusuf Qaradhawi pada bab HAK ISTERI ATAS SUAMI :) terimakasih telah mampir ;)

wassalamu'alaikum

Rabu, 12 Oktober 2011

AGAR CITA-CITA KITA TERWUJUD

Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
bismillahirahmanirahim

apa kabarnya sahabat semua? :) cukup lama saya tidak posting yah :D mohon maaf, karena saya sedang sibuk mengedit javascript ditempat lain ;) langsung saja kita lihat apa maksud dari judul posting diatas.

Rosulullah SAW memberi arahan kepada kita agar menjadi seperti yang kita
cita-citakan, berikut ini

Seorang sahabat bertanya kepada Rosulullah S.A.W , Dia berkata : Aku ingin
menjadi seorang Ulama’ (orang yang memiliki kedalaman ilmu).

Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi Ulama’

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang paling kaya


Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri sendiri maka
engkau akan jadi orang paling kaya

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang adil


Baginda S.A.W menjawab: Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau
kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang paling baik


Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka
engkau akan jadi sebaik-baik manusia

Dia berkata : Aku ingin menjadi orang yang istimewa di sisi Allah


Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan dzikrullah niscaya engkau akan jadi orang
istimewa di sisi Allah

Dia berkata : Aku ingin disempurnakan imanku


Baginda S.A.W menjawab : Baikkanlah akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna

Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang taat


Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajiban yang difardhukan maka
engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat

Dia berkata : Aku ingin berjumpa Allah dalan keadaan bersih dari dosa


Baginda S.A.W menjawab : Banyaklah beristighfar niscaya niscaya engkau akan
menemui Allah dalam keadaan suci dari dosa

Dia berkata : Aku ingin menjadi semulia-mulia manusia


Baginda S.A.W menjawab : Jangan berprasangka buruk pada orang lain niscaya
engkau akan jadi semulia-mulia manusia

Dia berkata : Aku ingin menjadi segagah-gagah manusia


Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berserah diri (tawakkal) kepada Allah
niscaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia

Dia berkata : Aku ingin dimurahkan rezeki oleh Allah


Baginda S.A.W menjawab : Senantiasa berada dalam keadaan bersih ( dari
hadast ) niscaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu

Dia berkata : Aku ingin termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh
Allah dan rasulNya


Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan
rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Allah dan
RasulNya

Dia berkata : Aku ingin diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat


Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain niscaya engkau akan
selamat dari kemurkaan Allah dan rasulNya

Dia berkata : Aku ingin diterima segala permohonanku


Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram niscaya segala permohonanmu
akan diterimaNya

Dia berkata : Aku ingin agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari
qiamat


Baginda S.A.W menjawab : Tutupilah keburukan orang lain niscaya Allah akan
menutup keaibanmu pada hari qiamat

Dia berkata : Siapa yang selamat dari dosa?


Baginda S.A.W menjawab : Orang yang senantiasa mengalirkan air mata
penyesalan, mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa
kesakitan

Dia berkata : Apakah kebaikan terbesar di sisi Allah?


Baginda S.A.W menjawab : Baik budi pekerti, rendah diri dan sabar menghadapi
cobaan Allah

Dia berkata : Apakah kejahatan terbesar di sisi Allah?


Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan

Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ?


Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi dan menghubungkan
persaudaraan

Dia berkata: Apakan yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat?


Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah

saudaraku di awal tahun baru ini mari kita awali dengan menanam benih-benih
kebajikan, benih-benih amal shaleh moga kelak di akhir tahun atau di akhir
hayat nanti kita sudah tinggal menikmati.

Tak akan ada yang tumbuh atau berbuah dimasa yang akan datang jika hari ini
kita tidak pernah menanam.

Apa yang harus kita tanam hari ini dan apa pula buah yang akan dipetik kelak ?

smoga bermanfaat

review http://mahesakujenar.blogspot.com on alexa.com
free counters

Followers

 
heramkempek © . Template by: SkinCorner. SEO By: Islamic Blogger Template