Sesungguhnya setiap hari harta kita berbicara kepada kita, “...aku bukan milikmu, aku semata-mata berasal dari kemurahan Allah kepadamu. Jika aku dapat kau timbun, itu bukan karena jerih payahmu, sebab telah banyak orang yang bekerja lebih keras daripadamu namun tidak berhasil mengumpulkanku. Jika aku berhasil kau kumpulkan, itu bukan juga karena kepintaranmu, karena banyak orang yang jauh lebih pintar daripadamu namun tidak berhasil mengumpulkanku. Kau sama sekali tidak berkuasa atasku, karena aku bisa sewaktu-waktu berpindah ke tangan orang lain, aku bisa hilang, aku bisa musnah karena musibah yang datang diluar pengetahuan dan kekuasaanmu.”
Demikian pula dengan badan kita, setiap hari ia berkata, “...aku bukanlah milikmu. Kau tidak dapat memerintahku untuk tumbuh, kau tidak dapat melarangku untuk sakit, kau tidak dapat memerintahkanku untuk selalu sehat, kau tidak dapat memerintahkanku untuk segera tumbuh, kau tidak dapat memerintahkanku untuk tidak beruban, dan kau tidak dapat menahan proses penuaanku.”
Namun, suara itu terlalu sayup untuk telinga kita, sehingga kita tidak mendengarnya. Kita merasa sombong dengan harta dan ketampanan wajah, padahal sewaktu-waktu kenikmatan tersebut dapat dicabut oleh Allah dan diserahkan kepada selain kita.
Harta bisa habis dalam sekejap, ketampanan wajah bisa berubah menjadi sangat jelek dan menakutkan. Lalu bagaimana cara kita memelihara berbagai nikmat tersebut agar selalu menjadi milik kita..?
Mudah....., yaitu dengan bersyukur, mengakui semua itu berasal dari kemurahan Allah yang tidak diberikan kepada semua makhluk-Nya, dan sewaktu-waktu dapat berpindah sesuai kehendak-Nya.
Kuatkan rasa syukurmu kepada-Nya dengan mempergunakan seluruh kenikmatan tersebut di jalan yang diridhai-Nya.
Kamis, 15 Oktober 2009
heramkempek
→ Milik Siapakah..?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar