Generasi muda sekarang ini hidup di era dimana mereka dapat pergi jauh dari rumah. Kemudian bisa kuliah di perguruan tinggi dan menghirup atmosfir kebebasan. Bebas dari segala hal. Bebas dari peran orang tua mereka, , bebas dari pembatasan pada gaya hidup , bebas dari semua orang yang suka menasehati yang selalu menekankan pada mereka apa yang harus dilakukan.
Inilah sebabnya mengapa di kampus-kampus dimana pun akan mudah dijumpai generasi yang semau gue melakukan apa saja yang mereka inginkan. Hidup ini singkat kata mereka, mari kita ”enjoy aja” dengan hidup kita ini sehingga bisa ”feel free” mumpung ada kesempatan bersenang-senang.
Hal ini ternyata juga berpengaruh pada generasi muda umat Islam. Seringkali mereka mengalami ”Shock culture” atau gegar budaya dimana sangat mengherankan ada orang mengaku sebagai orang Islam tapi tidak mau beribadah, kerjanya pacaran, berpesta -pora bahkan yang lebih parah lagi mencoba minum minuman keras dan narkoba
Mengapa hal ini bisa terjadi?
banyak cerita tentang remaja-remaja muslim dari desa yang dimudahkan Allah untuk melanjutkan studi ke universitas mereka akhirnya menyadari bahwa apa yang mereka percayai selama ini adalah sesuatu yang kuno, tidak gaul , cu-pu dst. Dalam pandangan ”the lost generation” ini agama sudah menjelma seperti cerita peri di dunia antah-berantah atau 1001 malam. ketika mereka mendapati dirinya sudah cukup tua, mereka sudah merasa tahu segalanya dan ingin meninggalkan kepercayaan yang dianggap kuno dan usang.
Kebanyakan dari mereka hanya punya pengetahuan sedikit pengetahuan tentang Islam dan hanya tahu sedikit cara menjalani ibadah yang benar. Apa yang sering mereka ungkapkan ialah ”Mengapa kita harus meyakini sesuatu yang tidak kita ketahui, sesuatu yang abstrak sekali” ”Sekarang ini kita semua kita tidak dapat melihat seperti apa surga atau neraka. Bagaimana kita tahu bahwa ajaran-ajaran keimanan dalam Islam adalah benar ?”
Budaya Islami bagi mereka sama saja dengan menikahi seseorang yang tidak mereka tahu dan kenal sama sekali. Ini sama saja dengan pernikahan yang tidak serasi dan tidak ada unsur kesenangan dan kebaikannya.
Bagi gadis budaya Islam bahkan dianggap hanya menawarkan sedikit kebaikan. Pernikahan berarti menjalani standar ganda atau harus melayani suami pada sisa-sisa kehidupannya. Alternatif kehidupan orang Barat terlihat jauh lebih menarik.
Dalam budaya barat "cinta dan asmara" mudah dijumpai dan dijalani dimanapun. Setiap dapat dengan bebas menjalin hubungan percintaan. Bertemu dengan seseorang yang disukai, pergi bersama, bersenang-senang dengan pasangan kencan, kelihatan menjadi sesuatu yang wajar dan menyenangkan.
Tapi bagaimana dengan sisi negatifnya? Cinta pada pandangan pertama, Anda harus tampil dengan pen-citra-an yang tepat, tampilan rambut yang keren, dan pakaian yang ”matching”.
Gadis-gadis bercita-cita menjadi seperti super atau foto model, mereka harus tampil cantik dan menarik setiap saat. Siapa pacaran dengan siapa, apa komentar teman-teman saya terhadap saya, apa yang bakal terjadi jika saya tidak mendapat pasangan yang tepat, apa yang dipikirkan oleh pacar saya, semua hal yang sebetulnya sepele menjadi sesuatu yang maha penting.
Apa yang terjadi Ketika frustrasi, putus asa, dan tidak bahagia telah menjadi fenomena umum di masyarakat???
Mari kita bayangkan berapa keuntungan besar-besaranyang bisa didapatkan jika semua ’keadaan sakit batiniah atau hati” pada generasi muda Islam bisa dihindarkan andai mereka semua mau mengikuti ”The way of life of Islam” sebagai alternatif jalan hidup.
Dalam Islam yang hakekat, tidak seperti budaya Islami, tidak ada sikap main-main. Jika dua orang ingin terlibat mereka berdua lurus dengan satu sama lain. Jika dua orang berlainan jenis ingin menjalin hubungan maka mereka akan segera teken kontrak kukntuk menikah.
Dalam Islam kaum wanita diperlakukan dengan hormat, tidak ada pandangan nilai wanita yang melulu hanya faktor tampilan yang seksi dan yang berbau lahiriah saja seperti yang sadar atau tidak sadar sekarang berlaku di masyarakat barat. Di sisi yang lain di kalangan orang Katolik persoalan sex sering dipandang sebagai sesuatu yang najis, hina dan sangat berdosa. Berbeda dengan prinsip dalam Islam , seks dipandang sebagai alami layaknya makan ,minum dan tidur. Alami dalam artian kebutuhan yang wajar tetapi harus dikerjakan dengan batasan-batasan yang ketat. Batasan itu dibuat bukan untuk menyusahkan hidup tetapi untuk memudahkan dan menjaga keadaan manusia. . Jika syarat-syarat minimalnya sudah terpenuhi, pernikahan bisa dilangsungkan dengan sederhana dan cepat tanpa prosedur dan syarat yang sulit. Syarat utamanya adalah komitmen yang kuat antar pasangan dalam kehidupan perkawinan.
Kebiasaan Nge-Drink di kampus juga merupakan kebiasaan buruk yang disayangkan. Jika Anda tidak minum atau suka ber-pesta kamu akan terlihat sebagai makhluq aneh. Orang yang biasa minum-minum dianggap keren dan merupakan cara bagi seseorang untuk bersosialisasi, bertemu dan bersenang-senang dengan orang lain. Jika kebiasaan ini tidak ada pada seseorang maka orang ini akan dinggap sebagai ”the outsider”.
.kebiasaan Nge-Drink dan semua kerugian sangat dilarang dalam Islam. Jika kebiasaan buruk ini bisa dihindari maka rentetan keburukan yang lain seperti, kecelakaan di jalan raya, kehamilan, kekerasan dan bahkan perkosaan bisa dihindari.
Di perguruan tinggi dan di dunia pada umumnya, kesuksesan dalam hidup ini tidak dilihat dalam kerangka dan perspektif agama. Sukses ialah apa yang dipikirkan orang lain, kemajuan karir seseorang , dan berapa banyak uang yang telah dihasilkan. Dalam kalangan akademisi ahli dunia jika anda serius dalam beragama artinya anda telah gagal dalam hidup. Tetepi kenapa harus ada pemisahan semacam ini? Dankondisi jahil atau buta terhadap persoalan agama?
Quran lagi dan lagi memperingatkan kita agar tidak taqlid buta , kita tidak boleh sekadar mengikuti kebiasaan nenek moyang kita.
Namun, kita sebagai umat Islam telah berhenti berpikir tentang hal-hal yang penting untuk masa depan kita di akherat. Kita mungkin berpikir tentang apa yang teman-teman kita atau orang lain katakan, tapi kamu tidak berpikir tentang masalah-masalah yang nyata.
Untuk apa kamu menghabiskan begitu banyak waktu memikirkan lawan jenis yang belum dinikahi, berpikir keras tentang karir, gimana dapat uang banyak dll, tapi kita terlupa untuk berpikir tentang kematian dan seberapa banyak amal yang telah kita siapkan? Bukankah malaikat izrail telah mengintai tiap hari menunggu jadual pasti akan kapan kematian kita yang kita tidak diberi tahu kapan.
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
[3:185] Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Kenapa kita tidak pernah menyempatkanwaktu untuk memikirkan apa yang akan terjadi pada kita jika kita masuk alam kubur? Alam kubur bisa salah satu taman dari taman-taman sorga atau satu lembah dari lembah-lembah neraka tergantung amal kita.
Sungguh aneh manusia yang telah diberi nikmat akal dan perasaan tetapi tetap bersikeras bahwa akherat itu tidak ada sehingga dia tidak merasa harus bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
Jika kita amati benar-benar kehidupan kita di dunia serba tidak pasti (indefinite) misalnya gimana selesaikan studi, gimana dapat pekerjaan yang layak, siapa yang menikah dengan kita , bahkan rencana hidup sampai besok. Padahal kita bisa mati kapan saja. Mati adalah sesuatu yang pasti. Bahwa kita akan mati merpukan hal yang paling pasti dari semua yang pasti dalam hidup kita.
Sebagian besar dari kita percaya bahwa kita akan sempurnakan semua urusan dunia kita baru memperbaiki keberagamaan dan ibadah kita
JANGAN MAIN- MAIN DENGAN HIDUP
Hidup ini singkat tapi sangat menentukan karena taruhannya tinggi.
. Allah mengingatkan kita tentang pentingnya hal ini,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
102. Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS. 3:102)
Masing-masing dari kita perlu untuk memutuskan.
Pada hari kiamat kita akan ditanya masing-masing tentang tindakan kita.
إِنَّا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ لِلنَّاسِ بِالْحَقِّ فَمَنِ اهْتَدَى فَلِنَفْسِهِ وَمَن ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنتَ عَلَيْهِم بِوَكِيلٍ
41. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bert anggungjawab terhadap mereka. (QS. 39:41)
(Quran 39:41)
Ini adalah definisi yang sejati dari kebebasan. Bebas untuk mempelajari Islam dan dunia secara terbuka. Mencoba merenungkan tentang kehidupan dan kematian. Dan setelah mempelajari kebenaran, mentaati firman Allah.
Jika seorang mahasiswa telah memiliki pemahaman dan keyakinan kuat terhadap prinsip-prinsip intelektualitas Islam, kebobrokan dan kepalsuan dari orang-orang di sekitar mereka ditampakkan Allah dengan jelas.
Keindahan dan kebijaksanaan dari jalan hidup Islam sebagai alternatif terbaik merupakan sesuatu yang sangat jelas. Apa yang orang lain katakan terhadap sikap beragama kita adalah kurang penting. Jika orang lain menganggap sungguh aneh di zaman millenium masih ada orang yang berdoa dan selalu bersikap jujur, maka orang berimant tetap berdoa dan masih bersikap jujur, karena mereka tahu pentingnya agama dalam hidup.
Kemudian bagimana sikap kita kepada kalam Allah/Al-Qur’an?
Quran kita dibiarkan di atas rak, berkumpul bersama dengan debu. Lebih parah lagi jika al-Qur’an hanya dibaca jika seseorang meninggal. Bagaimana sikap ini akan membantu kita menjadi lebih mulai dan dihormati oleh kawan maupun lawan jika hidayah atau petunjuk kebaikan datang terlambat. Quran adalah sesuatu yang tidak terpisah dari kehidupan kita.
Berapa banyak dari kita adalah Muslim, tetapi tidak pernah membaca Quran dalam bahasa ibu kita?
Berapa banyak dari kita adalah Muslim, tetapi belum membuka buku tentang hadits atau sunnah?
Berapa banyak dari kita membela Islam kepada non-Muslim, tetapi tidak mau mengikuti cara hidup Islam??
Semoga Allah mengampuni dan menuntun kita dan semua yang hilang ke jalan yang lurus.
Insya Allah.
Ameen.
Minggu, 17 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar