Berapa banyak lagi air mata
berapa banyak lagi luka – luka yang bisa membuka setiap mata bahwa tangan kita telah membuatnya.
Berapa banyak lagi pohon tumbang
berapa banyak derita menyapamu.
Berapa banyak lagi bencana.
Berjuta menjadi saksi semua.(opick)
Hari rabu tanggal 30 september 2009/10syawal 1430h terjadi gempa bumi di Sumatra barat dengan kekuatan 7.6 R.C mengakibatkan puluhan manusia tewas tertimbun reruntuhan bangunan, ratusan rumah ambruk dan ribuan rumah lainya retak-retak, mengakibatkan kerugian yang amat besar.
Padahal beberapa minggu yang lalu di bulan Ramadhan sebelumnya telah terjadi gempa di Tasikmalaya dengan kekuatan 7.2 S.R. sungguh kita sedang menghadapi beberapa musibah.
Secara fitrah tidk seorangpun di muka bumi ini yang menginginkan suatu musibah yang menimpa pada dirinya, musibah dalam arti suatu kejadian yang tidak menyenangkan, musibah yang menyusahkan atau menyakitkan, baik secara fisik maupun mental.
Yang di inginkan oleh setiap orang adalah sesuatu yang menyenangkan,menggembirakan dan sebagainya. Bagi seorang mukmin, musibah yang terjadi dan menimpa dirinya di pandangnya sebagai ujian hidup. Apa hikma dibalik ujian itu?
Karena seorang mukmin dengan konsepsi keimananya akan mampu memandang persoalan dengan sudut pandang yang berbeda dengan umumnya manusia. Baginya ukuran baik atu buruknya sesuatu, benar atau salah ,suka dan dukanya sesuatu semua karena Allah SWT. Hal ini yang menjadikan seorang mukmin itu senantiasa berfikir positif dan optimis dalam mengarungi kehidupanya.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (Tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan Telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira[1459] terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri”(QS.Al-hadid.22-23)
Dari surat di atas dapatlah kita pahami bahwa musibah dalam bentuk apapun tidak mungkin terjadi dan menimpa pda siapapun, kecuali telah terencana dalam ilmu Allah bahkan telah ditetapkan pula pada dilauhil mahfudz, maka tidak akan pernah terjadi musibah yang salah sasaran, maka musibah apapun yang menimpa seorang mukmin akan di fahami oleh seorang mukmin sebagai takdir dan Qodho-Nya.
Yang paling penting bagi manusia adalah mengimani segala keputusan dan ketentuan yang telah terjadi karena kesemuanya terjadi tidak lepas dari kebijakan dan keadlilan Allah SWT. Adapun mengapa Allah Swt. Menimpakan musibah sementara manusia tidak ada yang menginginkan musibah itu, maka disinilah Allah Swt ingin menunjukan kekuasaan-Nya yang mutlak, tidak ada seorangpun yang dapat mendekte kehendaknya. Ia maha kuasa atas segala sesuatu, selain itu juga , Allah ingin memberikan pelajaran pada orang yang mau berfikir tentang sebab terjadinya musibah dan hikma di balik musibah tersebut.
Coba sejekan kita renungkan tentang sebab – sebab bencana dan musibah yang terjadi di negri kita adakah kedzaliman Allah di balik musibah itu? Ataukah ulah manusia dan kejahatan mereka yang menyebabkan terjadinya musibah tersebut??
Untuk itu marilah kita jadikan jadikan seluruh musibah yang menimpa diri kita, keluarga kita atau bangsa kita ini sebagai :
•Peringatan agar kita tidak melakukan hal – hal yang menyebabkan datangnya musibah dan bencana yang pernah menimpa umat terdahulu.
•Sarana instropeksi bagi kita untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu (musyrik), tidak sombong dan merasa aman dari azab Allah.
•Upaya mendekatkan diri dan tawakal kita kepada-Nya
•Upaya meningkatkan kualitas iman, amal dan taqwa kita untuk mendapatkan ampunan dan surgan-Nya.
Marilah kita jadikan isi tulisan singkat ini sebagai peringatan ,pelajaran, agar kita semakin yakin dan optimis, semakin yakin dan sabar, berserah diri dan bertawakal kepadan-Nya.
Semoga musibah yang pernah menimpa kita dan saudara kita menjadi cara Allah mengampuni dosa- dosa kita semua, dan menggantinya dengan ampunan, pahala dan surga-Nya amin.
Semoga bermanfaat.
Minggu, 18 Oktober 2009
heramkempek
→
artikel
→ Menyikapi musibah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar