Pada suatu hari terjadi percakapan antara timbul seorang penarik becak dengan seorang kyai.
"Yai.. enak ya kalau
jadi Kyai itu.." kata
Timbul membuka
percakapan kepada
penumpang langganan
becaknya, yang
kebetulan seorang
Kyai yang akan
mengajar disebuah
tempat.
Kyai : " masa sih kang
Timbul ? dari sudut
mana kang Timbul
memandangnya ? "
Timbul : " Lah.. iya Yai..
saya melihatnya dari
sisi IBADAH."
" Seorang Kyai itu
selalu syiar kepada
umat, mengajak umat
mengenal Allah dan
mengajak umat agar
selalu taat sama Allah"
"Khan sama saja Kyai
itu kerjanya melulu
IBADAH.. ya nggak
Yai ?"
Kyai : " Begini kang
Timbul.."
" Allah itu menciptakan
manusia , masing2
sudah ada tugasnya.."
" Tugas Kyai itu
seperti yang kang
Timbul sebutkan tadi..
Ya wajar lah kalau
Kyai itu begitu.."
" Tapi perlu kang
Timbul ketahui.. bahwa
Makna IBADAH itu
sangat luas, tidak
terbatas batas sosok
Kyai , Ulama, Ustad
saja.."
Kang Timbul sambil
mengontel becaknya
menyela " Saya
kepengen banget loh
menjadi seperti Kyai..
supaya Allah itu Ridho
sama saya.."
Kyai : " Sebentar kang
Timbul.. kita menepi
dulu ya.. tuh dibawah
pohon rindang itu.."
Kang Timbul menepikan
becaknya, lalu sang
Kyai mengajak Timbul
untuk duduk di
tanggulan sungai yang
ada pohon ridang
tersebut.
Digandengnya tangan
kang Timbul, dan
diajaknya duduk
disampingnya.
Kang Timbul
merasakan aura
kelembutan yang
memancar dari diri
sang Kyai. Dia
merasakan kedamaian
berada disisi sang Kyai
tersebut.
" Begini loh kang
Timbul.." sambung Kyai
tersebut menyambung
pembicaraan diatas
becak itu..
" Sesuatu itu disebut
IBADAH kepada Allah
harus memenuhi
beberapa kriteria,
bukan dari wujud
jabatan yang
disandang oleh
seseorang"
"PERTAMA, seseorang
itu harus menerima
dahulu TAKDIR ALLAH
atas dirinya yang
sedang
disandangnya.... apa itu
Kyai, TUkang becak,
buruh bangunan,
manajer, direktur
bahkan maling
sekalipun.."
Kang Timbul kaget atas
kata2 terakhir Kyai
tersebut yaitu maling.
"Loh jadi maling kok
harus menerima sih
Yai.."
"Sebentar kang
Timbul.." sahut Kyai
tersebut dengan
kalem..
"saya teruskan dahulu
ya.."
"KEDUA, apabila dia
ingin meningkatkan
taraf hidupnya.. maka
seseorang tersebut
HARUS berusaha masuk
dalam KORIDOR
SYARIAT, tidak
melanggar hukum2
yang Allah yg sudah
tetapkan..
"Misalnya si maling itu..
ya dia harus tobat
untuk kembali ke jalan
yang benar.. Kenapa si
maling harus menerima
TAKDIR-NYA yang
kemaren dia masih jadi
maling ? "
" Karena itu sudah
terjadi... dan nggak
mungkin waktu itu
diputar kembali.. Yang
sudah2 ya sudah,
jangan terpaku kepada
dosa2nya yang
kemaren. Karena kalau
dia kelamaan terpaku
menyesali dosa2nya yg
kemaren, maka dia
tidak akan memulai
perjalanan hidup yang
benar. Sedang hidup
itu kedepan.."
" di Depannya rahmat
dan ampunan Allah
sudah menunggu.. dan
Allah begitu
gembiranya melebihi
gembiranya seseorang
yg kehilangan bekal
dan kudanya ditengah
gurun padang pasir,
lalu tiba2 kuda dan
perbekalan tiba2 ada
kembali dihadapannya..
sampai2 saking
gembiranya orang itu
salah berucap .. Ya
Allah aku itu tuhanmu
dan engkau hambaku.."
" Nah untuk sampeyan,
kang Timbul bisa
sambil jualan air
mineral dan makanan
kecil untuk ditawarkan
kepada penumpang
becaknya kang
Timbul.."
" Ya ya saya mengerti
Yai.. tolong lanjutkan
mengenai Ibadah itu
Yai .."
"KETIGA, sebelum,
sesudah dan antara
keduanya.. sesorang
melakukan ikhtiar dan
usaha maka seseorang
itu HARUS lah
menumbuhkan
KESADARAN dalam JIWA
nya , bahwa ikhtiar
dan usaha itu SEMATA
atas pertolongan dan
anugerah dari NYA..
Laa haula walaa
quwata ila billah.."
" dan yang dimaksud
dng ikhtiar dan usaha
tersebut termasuk
didalamnya
menjalankan kewajiban
Syariat seperti sholat,
puasa, zakat, doa dll "
" Nah apabila ketiga
unsur diatas selalu
dijalaninya dalam
mengarungi takdir
hidupnya.. nggak peduli
dia itu tukang becak
sekalipun maka dimata
Allah dia itu sama saja
dengan seorang Kyai
sekalipun.."
" Bahkan dia bisa lebih
mulia dimata ALLAH
dibandingkan ulama,
ustad, Kyai yang
dakwahnya tapi
terselip keinginan2
untuk SELAIN ALLAH.."
Mata kang Timbul
berbinar-binar
mendengar keterangan
sang Kyai tersebut..
diciumnya tangan Sang
Kyai sambil matanya
begayut linangan
airmata keharuan dan
kerinduan kepada
TUHANnya YANG
BEGITU MAHA
BIJAKSANA..
Rabu, 29 Juni 2011
heramkempek
→
cerita
→ Ingin menjadi kyai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar