Mengapa mereka begitu betahnya 10 tahun bersama majelis ta’lim yang kerjanya cuma menabuh hadroh tiap malam? Bukannya berkurang, anggota Majelis Rasulullah semakin bertambah banyak, baik yang hadir di majelis fisik maupun secara virtual melalui internet.
Ada banyak faktor yang menyebabkan fenomena mengagumkan seperti ini. Faktor utamanya tentulah adanya keridhoan Allah atas majelis ini. Bukti keridhoan Allah itu terbentang sepanjang perjalanan da’wah Majelis Rasulullah.
Percobaan Pembunuhan
Sudah beberapa kali Habib Munzir mengalami percobaan pembunuhan. Pernah mobil beliau dikejar-kejar dan ditabrak hingga keluar dari badan jalan. Alhamdulillah beliau selamat. Namun komplotan penabrak itu menghentikan mobil mereka dan keluar menghampiri mobil Habib Munzir. Maka terjadilah kejar-kejaran. Alhamdulillah Habib Munzir dan aktivis MR dapat selamat. Di lain waktu peristiwa seperti itu berulang.
Pernah juga beliau diracun dalam suatu perjamuan. Rupanya ada yang telah menyabotase hidangan bagi beliau. Beliau masuk rumah sakit dan dokter menyatakan beliau baru sembuh sekitar 8 tahun dari lumpuh, lalu beliau menelpon gurunya yakni Habib Umar bin Hafiz dan Habib Umar mengatakan beliau akan sembuh hanya dalam waktu 2 bulan dan ternyata Allah mengabulkan janji guru mulia Habib Umar bin Hafiz. Alhamdulillah Habib Munzir selamat dari racun berbahaya itu.
Awan Berbentuk Lafazh Allah
Pada hari Kamis, 20 Maret 2008, Majelis Rasulullah SAW mengadakan acara perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW di lapangan parkir Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Acara itu dihadiri juga oleh KH. Ma’ruf Amin (selaku Ketua MUI), dan perwakilan dari beberapa partai yang sengaja diundang oleh Majelis Rasulullah SAW.
Seperti biasa, Habib Munzir membawakan taushiyah-taushiyah yang menyentuh hati. Namun kali ini taushiyah beliau lebih terasa di jiwa setiap hadhirin. Beliau mengisahkan kembali bagaimana sosok Rasulullah SAW sesungguhnya. Bagaimana budi pekerti Rasulullah SAW yang tidak pernah kenyang selama 3 hari berturut-turut. Artinya beliau SAW lebih sering lapar. Bukan karena beliau miskin. Jika beliau mau, beliau bisa menjadikan makanan satu piring cukup untuk mengenyangkan beliau dan keluarganya untuk selama-lamanya. Namun beliau ingin menjadi orang yang pertama kali merasakan lapar sebelum ummatnya merasakan lapar, dan menjadi orang yang terakhir kenyang setelah ummatnya kenyang.
Kisah demi kisah terus mengundang tangis dari jiwa-jiwa yang mencintai Muhammad Rasulullah SAW. Jiwa-jiwa yang dimabuk rindu itu terus melayang ke langit tertinggi. Cahaya-cahaya indah terpancar dari dada mereka hingga menembus ke ‘Arasy.
Awan tipis berkumpul untuk menjawab kegundahan Habib Munzir ketika beliau berbisik dalam hati, “Kasihan jama’ah. Mereka duduk di bawah terik Matahari.” Cuaca terik berubah menjadi sejuk dan berangin sepoy-sepoy, seakan alam menyambut para tamu Rasulullah SAW.
Ketika Habib Munzir mengisahkan akhir-akhir riwayat Rasulullah SAW, beberapa jama’ah melihat awan-awan kecil berkumpul. Perlahan, mereka membentuk lafazh ‘ALLAH’ dalam huruf Arab, lengkap dengan tanda bacanya (harokat).
Ketika Habib Munzir mengajak jama’ah melafazhkan Asma Allah sebanyak 300 kali, awan itu telah terbentuk dengan jelasnya. Sebagian jama’ah yang tidak mengetahui perihal awan itu terus berdzikir sambil menunduk dan tidak menghiraukan sekelilingnya. Mereka asyik dalam melafazhkan Asma Allah. Jama’ah lainnya dan para pengunjung Monas yang melihat awan itu juga berdzikir sambil memandang tanda keridhoan Allah atas perkumpulan kami hari itu.
Selepas berdzikir, awan itu pun mulai terhapus. Namun tetap membekaskan kekaguman di hati jama’ah dan pengunjung Monas yang menyaksikannya.
Di Jumpai 10.000 Malaikat di dalam Mimpinya
Satu minggu setelah Kejadian besar di Monas, majelis rasulullah mengadakan tabligh setiap malam minggu, dan saat itu tabligh diadakan di kawasan menteng dalam, setelah habib munzir berceramah, beliau menyampaikan pesan, bahwa sebelum beliau sampai di majelis beliau bermimpi di bawa oleh 2 orang berwajah sangat terang dan berpakaian Aroby, 2 orang itu berkata “ikutlah dengan kami”, habib munzir bertanya “mau dibawa kemana saya”, 2 orang itu mengatakan akan membawanya kesatu tempat. Dan sesampainya di tempat itu habib munzir menceritakan kepada kami tempat itu mirip dengan sebuah stadium akan tetapi belum pernah dilihat sebelumnya, dan beliau ada di tengah-tangahnya bersama dengan 2 orang yang membawanya, dan beliau melihat disekitarnya dikelilingi orang yang bercahaya terus sampai tembus kelangit, bahkan beliau mengatakan kepada kami beliau sangat ketakutan melihat mereka, karena takut diapa-apakan. Kemudian 2 orang yang membawanya mengatakan “tahukah kamu siapa mereka? Mereka adalah para malaikat Allah yang akan hadir di majelis malam ini, mereka sudah berkumpul sejak pagi 10.000 di bumi dan 10.000 di langit. Akan tetapi beliau sangat rendah hati beliau berkata” ini adalah mimpi, boleh percaya, boleh juga tidak”. Akan tetapi bukankah mimpi orang sholeh itu nyata. Dan saya merasakan sendiri saat dzikir “Ya Allah 1.000X” nuansanya sangat mirip dengan kejadian agung di monas, cuaca tidak panas dan tidak dingin, sangat sejuk dan saya melihat ke atas langit begitu cerah tak ada awan sama sekali, namun anehnya tak terlihat satupun bintang, yang ada hanya selaput cahaya putih tipis, bahkan sangat tipis, namun mungkin cahaya inilah yang menghalangi cahaya bintang. Jamaah yang hadir saat itu mungkin merasakan hal yang sama seperti yang saya rasakan.
Ditemui Oleh Rasulullah
Inilah mungkin kejadian hebat yang rasakan selain kejadian Monas, pada saat malam pergantian tahun 2005 ke 2006, majelis di adakan di dekat stasiun manggarai di kediaman Ust.Ubaidillah. saat pergantian tahun dimana orang lain berpesta pora kami malah berkumpul untuk dzikir, setelah berceramah sampai kami menangis, habib munzir memimpin dzikir “Ya Allah 1.000X”, kejadian saat itu sangat mengharukan karena tepat jam 00.00. setelah dzikir selesai beliau berkata,”Ada yang sangat penting yang ingin aku katakan”, dan hal ini beliau rasa sangat penting. “Aku berjumpa dengan Rasulullah pada waktu sebelum berangkat kesini, beliau SAW berkata kepadaku “Wahai Munzir sungguh Allah sangat menyukai apa yang kalian lakukan malam ini, dan hal ini sangat menyenangkan hatiku”.
Rasulullah dan Imam Abdullah Al-Haddad Pernah Hadir di Majelis ini
Sungguh hal yang mengejutkan kami, Nama majelis ini sudah di kenal sampai ke Sydney Australia. Padahal Habib Munzir belum pernah ke sana, dan tidak kenal dengan pemimpin ulama disana. Namun pada malam selasa, seorang ulama dari Australia dating ke majelis ini, dan beliau menyampaikan tausiah. Dan di akhir penyampaian beliau, beliau berkata ada yang ingin ku sampaikan dari istriku (hadir juga), istriku bermimpi bertemu dengan Rasulullah, dan beliau melihat Rasulullah berjalan dan hadir di majelis ini, karena itulah kami ingin hadir di majelis ini”. Nama ulama ini adalah Syekh Abdul Muis, dan ternyata beliau adalah pemimpin para ulama di seluruh Australia. Dan satu minggu setelahnya, majelis diadakan seperti biasa malam selasa, sebelum habib ceramah dibacakan qasidah habib Abdullah Al-Haddad dan saya merasakan nuansa sangat berbeda dari biasanya, saat ceramah memang habib berhenti sebentar, kemudian meneruskan. Baru setelah selesai beliau berkata, “Tadi Syekh Abdul Muis menyampaikan pesan, dari Istrinya bahwa beliau bermimpi melihat Imam Abdullah Al-Haddad berdiri diatas makamnya, dan berjalan, beliau bertanya “mau kemana ya Imam”, kemudian Imam Al-Haddad berkata “Aku ingin hadir di Majelis Rasulullah”.
Sembuh dari Kanker Otak
Pada akhir Agustus 2008, Habib Munzir diketahui menderita kanker otak. Dokter di RSCM telah angkat tangan. Namun beliau menghubungi Habib Umar Al-Hafizh, minta untuk didoakan. Alhamdulillah, kanker otak pun hilang seketika. Habib Umar juga menyampaikan, bahwa setelah itu, da’wah Majelis Rasulullah akan bertambah luas dengan cepat.
Mata dan Telinga yang Tajam
Kejadian ini nyata saya alami sendiri saat majelis di pejaten, saat itu saya agak di belakang dan di belakang saya ada orang tua dan anak-anak yang berkumpul dan bercanda, saya tidak dengar apa saja yang dikatakan oleh anak-anak itu, namun Subhanallah, beliau yang begitu jauh jaraknya dari kami sekitar 50m lebih mendengar dengan jelas, saat itu beliau sedang menyampaikan pelajaran dan berhenti sejenak dan mengerenyitkan keningnya (seperti kurang senang) dan berkata “Tolong para orang tua, anaknya di ajari adab”. Hal itu spontan mengejutkan kami semua, bahkan saya dan sahabat saya yang dekat dengan anak-anak itu tidak mendengar apa yang mereka ucapkan. Saat ziarah di makam Habib Priok, saya bertanya dalam hati saya “bau apa ini, seperti kok kaya’ dukun saja”. Dan beliau langsung ambil pengeras suara dan berkata “Hadirin mungkin ada yang bertanya di hatinya bau apa ini, ini adalah wewangian kayu gaharu, yang biasa di pakai sejak zaman tabi’in untuk pengharum ruangan, karena waktu itu belum ada parfum ruangan seperti sekarang, dan ini bukan seperti praktek perdukunan, jadi jangan buruk sangka dahulu”. Masya Allah kaget sekali saya, karena malunya saya langsung mundur kebelakang.
Da’wah Lembut yang Melembutkan
Pernah Habib Munzir berbicara keras dalam suatu majelis. Maka sepulangnya dari majelis, Rasulullah datang menjumpai beliau (saya lupa, apakah dalam mimpi atau dalam jaga). Rasul berkata bahwa mereka adalah ummat Rasulullah, maka jangan lagi bicara keras terhadap mereka. Sejak saat itu, beliau berusaha untuk bicara penuh kelembutan. Da’wah lembut beliau semakin melembutkan hati jama’ah. Maka bertobatlah sejumlah preman, pezina, pengguna narkoba dan bergabung dalam cahaya kemulyaan setelah mendengarkan ceramah beliau yang terus memanggil hati-hati yang kelam akibat dosa-dosa yang menumpuk.
Bahkan pada tanggal 25 Desember 2007, beberapa Kristiani mendatangi rumah beliau untuk menyatakan ke-Islaman mereka. Hal ini terjadi tepat setelah tanggal 24 Desember 2007 malam, MR melafazhkan “Yaa Allahu” sebanyak 1000 kali untuk meredam kemurkaan Allah dari perkataan fitnah yang menyatakan bahwa Allah mempunyai putera.
Kelembutan hati Habib Munzir yang sering berjumpa Rasulullah baik dalam tidur maupun ketika terjaga telah mampu menembus kekerasan hati jama’ah dan melembutkan hati mereka. Maka semakin mereka merasakan manisnya khusyu, manisnya taubat, manisnya menyebut Asma Allah, manisnya sujud, manisnya ibadah, manisnya mencintai Allah dan Rasul-Nya, manisnya rindu kepada Allah dan Rasul-Nya, dan manisnya kedekatan dengan Allah.
Habib Munzir tidak hanya mengajarkan ilmu syari’ah yang memenuhi aqal mereka. Tetapi ilmu syari’ah yang memenuhi hati mereka. Dari situlah terbit rasa kehambaan dan bukan adu ilmu. Dari situlah terbit rasa sayang dan bukan benci kepada sesama Muslim. Semakin sering mereka menziarohi Habib Munzir, semakin kuat cahaya kemulyaan itu mempengaruhi mereka. Malam demi malam, bagian-bagian hati mereka terobati. Bertambah kuat kesabaran mereka, bertambah redup kemurkaan mereka. Bertambah kuat kelembutan mereka, bertambah redup kekerasan mereka. Bertambah kuat tawadhu mereka, bertambah redup arogansi mereka.
Ilmu yang Bersambung
Ilmu yang diajarkan oleh Habib Munzir adalah ilmu-ilmu yang didapatnya secara bersambung dari guru-gurunya dari tabi’it tabi’in dari tabi’in dari shahabat dari Rasulullah dari malaikat Jibril dari Allah. Mungkin inilah salah satu hal yang menyebabkan Allah ridho kepada mereka dan mereka ridho kepada Allah. Ikatan dalam keridhoan inilah salah satu hal yang menyebabkan mereka betah di Majelis Rasulullah. mengenai hal ini silahkan buka kategori sanad guru kami
Nasab beliau
Beliau pernah berkata, karena pernah ada yang bertanya tentang nasab/silsilah beliau.
“Terus terang saja catatan nasab saya ini saya kurang suka menampilkannya dan memamerkannya, karena belum pantas saya menyandang gelar keturunan Rasul saw, Yaa Allah.. betapa hinanya saya ini dan sangat jauh dari selayaknya keturunan Rasul saw.
Hamba penuh Dosa Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Almusawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Alghayur bin Muhammad Faqihil Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad Almuhajir bin Isa Arrumiy bin Muhammad Annaqibm Ali Al Uraidhiy bin Jakfar Asshadiq bin Muhammad Albaqir bin ALi Zainal Abidin bin Husein Dari Fathimah Azahra Putri Rasul saw.”
Wallahu a’lam. Dan mungkin masih banyak lagi hal yang tidak bisa saya sampaikan disini Mohon maaf kalau ada kesalahan.
Senin, 02 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar