Kawan, ada sebuah kisah sederhana dari seorang sahabat
dalam bagian kehidupannya. Barangkali di antara kita pun pernah
mengalaminya. Pengalamannya mengisahkan betapa
kebaikan yang seharusnya kita menjadi pelaku kebaikan, akhirnya
hilang karena ego yang memenjarakan hati. Semuanya berujung pada
penyesalan.
“Hari itu ada dua kebaikan yang luput, bahkan sengaja
terlewatkan olehku. Kedua-duanya “diambil” orang lain. Yang
pertama, ketika ada seorang ibu yang naik bisa sama denganku.
Usianya sekitar 45 tahun lebih. Perawakannya masih segar dan sehat.
Di dalam bis yang berdesak-desakan, ia berdiri di antara penumpang
yang lain tepat membelakangiku yang telah duduk lebih dulu. Ada
keinginan untuk memberikan bangku yang kududuki, tapi kemudian
otakku pun berpikir, “Ah, ibu itu masih cukup kuat untuk berdiri.”
Sesaat kemudian, seorang wanita muda bangkit berdiri dan
memberikan kursinya untuk diduduki ibu tersebut. Sejurus
kemudian timbul rasa iri dan penyesalan, “Kenapa bukan aku yang
melakukannya?”
Jangan berpikir panjang untuk mengerjakan kebaikan. Berbuatlah
yang kita mampu, semampu diri kita. Jangan biarkan penyesalan
menyesaki hati dan pahala kebaikan direbut orang lain.
Sahabat, lintasan pengalaman dan sejarah telah membentang
dengan memberikan banyak sinyal dan pesan kepada kita bahwa
menyegerakan kebaikan takkan sia –sia. Sebaliknya, ia akan
mendatangkan kebahagian. Wallahu’alam bi shawab
Oleh: Muhammad Isnaini
(Direktur Eksekutif BMH Pusat)
Menyegerakan Kebaikan
Label:
artikel
Tidak ada komentar:
Posting Komentar