Jahiliyah Modern
Halimi Zuhdy
Arah angin merambat
kearah timur
lembaran ayat lenyap ditelan detik
dzikir,tasbih,tahmid jarang bersua
muadzin terlelap dalam
mimpi keindahan dunia
ulama’ umaro’ berpestaria
menyambut kemegahan dunia fana
Muhammad sang Nabi
jadi dongen dan cerita
Islam pun hanya diskursus belaka
Barat pun jadi kiblat
leberal, sekuler, sosialis, demokratis
jadi wacana kebanggaan
Karl Max, Netzhe, Hegel, Lenin
jadi idiologi kemapanan.
Tanggapan Atas Puisi JAHILIYAH MODERN
Tgp : Muhammad Imaduddin
dan semua akan fana
terlelap dan membisu dalam suku fatamorgana
ini bukan jejak yang di jamah
bukan juga suara bermelodi sutra
seharusnya di pasung oleh genggaman suram kelopak mata
itu saja.
Jwb: Halimi Zuhdy
Fana dalam sutera
fana dalam kebiadaban
dan fana dalam rajutan kasih sayang
kefanaan akan berakhir dalam keabadiaan
dan keabadiaan adalah kejutan-kejutan dari Maha Abadi
Tgp : Muhammad Imaduddin
abadi ini bukan sembarang
dimana setiap yang di rajut
meletakkan arti terdalam
di sembahyangnnya
hingga ter untai dalam butiran-butirannya
semua akan surut
Jwb: Halimi Zuhdy
abadi adalah keabadian
KHOLIDIINA FIHA
kefanaan adalah fatamorgana, yang suatu saat berpesta dalam keabadiaan, dalam dua piliha
JAHANNAM atau FIRDAUS
semua akan mersakan
keindahan
atau
kepedihan
kefanaan adalah keabadiaan
yang tak bisa terurai oleh kata
tapi dapat terasa oleh rasa
Tgp : Muhammad Imaduddin
lalu kapan kan terlapuk....
Jwb: Halimi Zuhdy
Semuanya adalah gelombang menuju dermaga
Tgp : Muhammad Imaduddin
demaga yang belum pernah lolos dari jeratnya.
Jwb: Halimi Zuhdy
Dermaga
tempat terakhir untuk bernostalgia
atau berpesta nista
dan tak akan lolos dari jeratnya
Sabtu, 10 Oktober 2009
heramkempek
→
halimi zuhdy
→ SEBUAH BINCANG dengan Sahabat M. Imaduddin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar