Sambil bersiul siul gembira, Panji melangkahkan kakinya menuju ke sawah, sambil dipundaknya memanggul cangkul. Dia berjalan melewati rumah temannya si Joko. Dilihatnya si Joko ada diteras , sambil duduk-duduk nyantai sambil ngopi dan menghisap rokok kreteknya. Panji menyapa temannya.
Panji : “assalamulaikum...”
Joko : “wa’alaikumsalam ... eh kamu Nji, mampir sebentar sini..” Panji melangkahkan kaki masuk kedalam halaman rumah Joko, dipersilahkan oleh
Joko untuk duduk menemaninya. Panji : “ kamu nggak ke sawah Jok pagi ini ?”
Joko : “ Nggak ah Nji, aku lagi tawakal nih...”
Panji : “ Walah..!! ilmu apalagi nih yg sedang kamu praktekan ? “
Joko : “ semalam aku barusan ngaji sama Kyai Soleh, beliau membahas mengenai Tawakalnya orang-orang arif. Kata beliau orang-orang yg deket sama Allah itu sangat-sangat tawakal sehingga rizkinya dijamin sama Allah...”
Panji : “ Ya itu khan kalau orang yg deket sama Allah Jok..”
Joko : “ Justru itu Nji, aku mau deket sama Allah makanya aku coba belajar tawakal. Bukankah Allah juga telah menjamin rejeki setiap makhluk bahkan semut sekalipun... dan rejeki dalam ketetapan Allah itu tidak bertambah dan tidak berkurang ?? Juga tidak bisa dimajukan dan dimundurkan saatnya jika memang si hamba akan diberi rejeki ?? “
Panji : “ walah.. kebablasan sampeyan Jok..”
Joko : “Kebablasan
gimana Nji..?”
Panji : “ Mangkanya kalau ngaji itu jangan lompat-lompat, ntar dateng.. baru nongol lagi ngaji nya dua bulan yg akan datang..”
Joko : “ sik..sik.. Nji.. coba sampeyan terangin gimana yg bener menurut
sampeyan..”
Panji : “ Bukan menurut saya Jok... tapi menurut Hukum-Hukum Allah yang diterangkan dan
dijabarkan oleh ulama-ulama Arif Billah..” “ Begini .... kalau seseorang yg masih berada dalam posisi maqom KASAB (Ikhtiar), maka keinginan dia untuk pindah BAHKAN seolah-olah sudah dimaqom TAJRID (Fana dalam kehendak Allah), maka kehendaknya itu datang dari Hawa Nafsu “
Joko : “ Loh.... maksudnya Nafsu ikut bermain juga ? “
Panji : “ IYA !! Sesungguhnya sampeyan itu Cuma pengen terbebas dari ikhtiar, sampeyan itu Cuma pengen males-malesan , sampeyan itu Cuma mengharap ada orang yg bawa rejeki
buat sampeyan.. bener khan ?? “
“eh..eh...” Joko kelabakan karena niat yg tersembunyi didalam jiwanya dibeberkan sejelas-jelasnya oleh Panji..
Panji menambahkan “
perbuatan sampeyan itu juga bisa disebut sebagai golongan
JABARIYAH..” “Tawakal itu adanya didalam Hatimu bukan didalam akal dan jasadmu... terkecuali sampeyan benar-benar sudah dianugerahi maqom TAJRID oleh Allah..”
Joko : “astaghfirullah... aku keliru ya Nji.. lalu bagaimana dengan takdir Allah , bahwa
Allah telah menetapkan Rejeki sebelum si
hamba berusaha., bahkan sebelum adanya hamba tersebut ?”
Panji : “ memang Hakikatnya begitu.... Cuma apakah kamu tahu takdir Allah ?? apakah sampeyan tahu kapan rejeki Allah akan datang pada sampeyan ??”
Joko : “ nggak Nji...”
Panji : “ Nah itu dia... secara Syariat, Wilayah hamba itu di ikhtiar dan Wilayah Allah di pemberian-NYA SESUAI apa yang dikehendaki-NYA BUKAN apa yg dikehendaki oleh Hamba . JANGAN coba-coba kita sebagai hamba mau ikut MENCAMPURI wilayahnya ALLAH, bisa CILOKO sampeyan !! “
“Itu mangkanya manusia itu harus berusaha dulu... dan sesungguhnya Allah memberikan tanda-tanda akan Takdir-NYA “
“Contohnya, Allah menakdirkan sampeyean hari mendapat Rejeki, lalu tanda-tanda-NYA, sampeyan dianugerahi kekuatan dan kemauan untuk bekerja hari ini...”
Sambil berdiri Panji
meneruskan : “ Dan kalau sampeyan hari ini nggak mau kesawah... Ya itu barangkali hari ini Takdir Sampeyan di LauhMafuzd tertulis bahwa samepeyan dan keluarga sampeyan ditakdirkan untuk KELAPARAN...”
Lalu Panji mengambil cangkulnya dan
melangkahkan kakinya untuk
kesawah.... meninggalkan Joko yang sedang merenungi dirinya.
Setelah kira2 20 langkah terdengar sahabatnya Joko berteriak...... “ Panjiiiiiiiiiii.... tunggu akuuuuuu.. aku mau bareng
kesawaaaaaaah, aku nggak mau
kelaparaaaaaaaaan....”
Selasa, 05 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar