Duhai, betapa
menyesalnya aku, jika telah tiba waktuku
Sedang pikiran ku
belum dapat
memecahkan teka teki qadha
Hari-hariku terus
berlalu dan tak kembali
Bagaikan angin bertiup di Padang Sahara
Jiwaku tak pernah
melihat duka atas dua hari,
hari kemarin yang
telah berlalu dan hari esok
Besok, yang ghaib
akan tampak dan hari itu untuk ku
Dan betapa banyak anggapan menjadi
hampa dimasa depan
Aku tak pernah lupa,
hingga kulihat
keindahan duniaku
Namun aku tak
kunjung memandangnya
Kudengar dalam
mimpiku suara yang membelah tidurku dari
kelopak pakaianku
Sadarlah, tidur itu
rumpun kematian
Dan minumlah,
tempatmu adalah
beralaskan tanah
Akan ku jemput maut dimana pun ia datang
Dan ia akan
menghapus namaku dari catatan segala
yang ada
Kemarila, siramilah aku dengannya wahai
harapan hatiku
Ujung hari-hariku
adalah tidur panjang.
+++++++++++++++++++++
Batillah segala
kebatilan,segalanya adalah batil. Apakah faedanya bagi manusia,
keletihan yang dialaminya
dibawah terik
matahari?,Putaran
yang telah lalu dan putaran yang akan datang. Bumi tegak berabad-abad,
Matahari terbit dan tenggelam, dan ia segera kembali ketempat dimana ia terbit. Angin bertiup
keselatan, lalu bertiup keutara, ia berbelok-belok dan berputar,
Lalu kembali
ketempatnya semula.
Semua sungai mengalir
kelaut, namun laut tak pernah penuh,
mengalir ketempat
mengalirnya sungai.
Kesanalah perginya
semua yang kembali.
Semua perkataan
adalah pendek dan manusia tidak dapat menginformasikan
segala sesuatu. Mata tak puas memandang
dan telinga tak pernah
penuh oleh
pendengaran. Apa
yang pernah ada dan ia akan ada lagi, Apa
yang telah diciptakan,
akan diciptakan
lagi.Maka, dibawah
matahari tak ada yang baru lagi. Jika terdapat
sesuatu seraya
dikatakan untuknya.
“lihatlah, ini adalah baru” maka itu sudah
ada sejak masa–masa lalu sebelum kita.
Tak ada sebutan bagi orang – orang
terdahulu dan orang–orang belakangan juga
tidak akan menjadi sebutan bagi orang–orang yang datang
sesudah mereka.
++++++++++++++++++++++++++++++++
+++++
“Berhentilah sejenak,
nikmati kenyataan
yang terbentang
didepan kita”
Kamis, 07 Juli 2011
heramkempek
→
sastra
→ berhentilah sejenakberhentilah sejenak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar