Dalam suatu riwayat hadist telah diterangkan,
sesungguhnya telah datanglah syetan laknatullah, kemudian duduk di sisi kepala seorang hamba, seraya berkata pada hamba itu :
“Tinggalkan agama ini (Islam) dan katakan bahwa tuhan itu ada dua, sehingga kamu selamat dari kepedihan sakaratul maut”. Apabila telah terjadi peristiwa demikian, maka itu adalah bahaya yang sangat mengerikan dan ketakutan yang besar, oleh sebab itu tetaplah dirimu selalu menangis dan merendah diri, serta menghidupkan waktu malam dengan memperbanyak ruku’ dan sujud sehingga kamu selamat dari siksanya Allah SWT.
Dan dikatakan pula, bahwa siksaan yang amat pedih bagi mayit ketika sakaratul maut yaitu merasakan dahaga dan terbakar hatinya. Pada waktu itulah syetan mendapatkan kesempatan untuk menghapus iman seorang mu’min, karena merasakan kesahutan dan kesakitan yang amat parah pada waktu itu.
Pada saat itulah kemudian syetan datang di sisi kepala seorang mu’min dengan membawa semangkuk air yang kental, kemudian syetan menggerakan mangkok tersebut hingga berkatalah seorang mu’min tersebut : “katakanlah, bahwa dunia ini tidak ada yang menciptakan, sehingga aku memberikan air ini
kepadamu”. Jika hamba tersebut termasuk golongan orang-orang yang beruntung, maka
tidaklah dia akan menjawabnya.
Kemudian syetan datang lagi kearah dua kakinya dan menggerak-gerakan mangkok tersebut kepadanya, maka berkatalah seorang mu’min: “berikanlah aku air”. Lalu syetan
itu berkata : “katakanlah, bahwa Rasulullah saw itu adalah seorang pendusta, sehingga air ini aku berikan kepadamu”.
Sebagaimana dalam suatu kisah,
sesungguhnya Abu Zakariah adalah seorang yang ‘zuhud’, ketika mendekati ajalnya, datanglah seorang temannya pada waktu itu Abu Zakariah dalam keadaan sakaratul maut, kemudian temannya mengajarkan kalimat thoyibah yaitu :“LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUULULLAAH”.
Artinya: “bahwa tiada tuhan selain Allah, bahwa tiada Tuhan Selain Allah, dan nabi Muhammad adalah
Rasul (utusan Allah)”.
Tapi Abu Zakariyah memalingkan wajahnya dari temannya dan ia
tidak mengucapkan kalimat itu sedikitpun. Lalu temannya mengulanginya untuk kedua kalinya, tapi Abu
Zakariah tetap memalingkan wajah dari temannya. Kemudian temannya mengulanginya untuk ketiga kalinya, maka Abu Zakariah mengucapkan : “aku tidak akan
mengucapkannya”. Karena perataan Abu Zakariah tersebut,
temannya menjadi
bingung. Ketika Abu Zakariah sudah sembuh setelah satu jam (dalam kaadaan sakaratul maut), lalu ia membuka kedua matanya lalu ia berkata kepada teman-temannya: “Apakah kalian mengucapkan sesuatu kepadaku?” temannya menjawab : “Ya, aku telah ucapkan kalimat syahadat sampai tiga kali kepadamu. Akan tetapi engkau berpaling dua kali, dan untuk yang ketiga kalinya engkau mengatakan aku tidak akan
mengucapkannya”. Kemudian Abu Zakariah menceritakan tentang kejadian tersebut :“Telah datang iblis kepadaku dengan
membawa semangkok air lalu ia berdiri di sisi kananku dan menggerak-gerakan mangkok yang berisi air tersebut seraya berkata padaku” : “Tidaklah kamu membutuhkan air?”. Maka iblis itu berkata :“Katakanlah bahwa Isa adalah anak Allah, maka aku berpaling darinya. Lalu datang lagi iblis tersebut disebelah kakiku dengan mengucapkan sebagaimana tadi. Lalu yang ketiga kalinya ia berkata : ”Katakanlah bahwa Allah itu tidak ada”. Maka aku menjawab : “Aku tidak akan mengatakan”. Ketika itu jatuhlah
mangkok yang dibawa oleh iblis itu dan berlarilah iblis tersebut. Aku menolak pada iblis, bukan pada
kamu semua. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksai bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan (Rasul Allah).
Riwayat Ibnu Ammar mengatakan bahwa ketika seorang hamba mati, maka hartanya menjadi hak ahli warisnya, nyawanya yang tercabut menjadi hak malaikat Izrail, jasad dalam tanah sudah menjadi hak cacing tanah, segala kebaikan akan dibawa musuh-musuhya, tapi alangkah sedihnya jika keIMANAN kita berhasil dibawa oleh iblis saat sakaratul maut.
Rabu, 06 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar