Kekuatan cinta memang luar biasa. Orang yang jatuh cinta akan rela mengorbankan apa saja demi yang ia cintai. Cinta menjadikan segalanya Indah, meski harus dilalui dengan penderitaan.
Kekuatan cinta itulah yang menjadikan Bilal
bin Rabbah lebih memilih dijemur di padang pasir yang panas daripada harus kembali kafir. Meski sebongkah batu besar menindih hingga nyaris meremukan tulang dadanya.
Dengan tenang ia menyebut nama Kekasihnya, “Ahad, Ahad, Ahad,” Begitu pula dengan Abdurrahman bin Auf, saudagar kaya sahabat Rasulullah SAW. la rela menghabiskan
hartanya untuk kepentingan jihad fisabilillah. Semuanya atas dasar cinta. Sahabat lainnya juga merasakan betapa dahsyatnya kekuatan cinta itu. Mereka rela berhijrah dengan berjalan kaki bermil-mil jauhnya, melintasi padang pasir yang kering dan panas demi menyelamatkan akidah. Karena cintanya pada Allah SWT. dengan
gagah berani mereka bergegas pergi ke medan perang, Tanpa rasa takut, harta, darah, dan nyawa, mereka pertaruhkan dengan tebasan pedang dan tombak demi membuktikan cintanya yang tulus. Cinta melahirkan pengorbanan dan
prioritas.
Jika benar kita mencintai Allah SWT, niscaya kita rela mengorbankan segalanya dengan pengorbanan yang terbaik. Jika benar mencintai Allah SWT, niscaya kita mengambil dunia ini hanya sekadarnya.
Dunia bukan tujuan. Mencari harta bukan untuk bermegah-megahan. tapi sebagai sarana ibadah. Jika benar mencintai Allah SWT, niscaya kita akan bergegas ke masjid ketika adzan dikumandangkan. karena hakikat adzan adalah panggilan Sang Kekasih. Jika memang benar mencintai Allah SWT, niscaya kita akan khusyu untuk menjalankan Shalat, karena pada hakekatnya shalat adalah pertemuan dengan Sang Kekasih. Jika benar mencintai Allah SWT, niscaya kita melakukan amalan-amalan sunah. karena amalan itu dapat mengundang cintanya Allah SWT. Dan jika kita mencinta Allah SWT, tentu setiap
sepertiga malam kita bangun mengerjakan shalat tahajud, meski lelah, kantuk, dan dingin mendera. Saat itulah Allah SWT datang menjenguk dan mengabulkan segala permintaan kita.
Ibadah tanpa didasari cinta akan terasa berat dan sia-sia, Ibadah tanpa cinta adalah ciri sifat munafik. Dengan cinta kita dapat memahami tempat yang dituju setelah mati, surga atau neraka.
Surga adalah kado terindah yang akan kita terima pada saat perjumpaan pertama dengan Sang Kekasih, Allah SWT berfirman: “Katakanlah (hai Muhammad), jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS Ali-lmran; 31).
Sabtu, 19 November 2011
heramkempek
→
artikel
→ Kekuatan cinta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar