PENGENALAN
Atas pengamatan dan perhatian ana, sejak saat ini, telah muncul sekelompok kaum yg menertawakan, mencaci dan menghina tawasuf serta tarikat. Berbagai fitnah dan tipu daya terus dilontarkan kepada tokoh-tokoh ulama sufi muktabar serta wali-wali Allah Taala. Golongan ini merasa diri mereka lebih hebat daripada para ulama yang telah disebutkan oleh Rasulullah S.A.W. sebagai pewaris para nabi. Walaupun ilmu agama dan amalan yang dimiliki mereka tidaklah seberapa jika hendak dibandingkan dengan para ulama, namun mereka dengan mudah menepuk dada untuk mengatakan mereka begitu arif serta faham semuanya mengenai Islam. Amat menyedihkan lagi, golongan ini terdiri dari kalangan orang Islam sendiri yang mengaku memahami, mendalami dan memperjuangkan Islam, tetapi hakikatnya merekalah perusak umat Islam. Mungkin mereka lupa tentang firman Allah Taala di dalam sebuah hadis qudsi seperti berikut:
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Baghawi: Daripada Anas bin Malik R.A., dari Rasulullah S.A.W., dari Jibril A.S., dari Allah Taala berfirman (hadis qudsi) bermaksud:
Barangsiapa yang menghina kekasihKu maka sesungguhnya dia telah mengajakKu berperang, sesungguhnya Aku akan murka demi kekasih-kekasihKu seperti marahnya sesekor singa yang garang…
(Riwayat Ibnu Abi ad-Dunya, Abu Nuaim).
Hadis qudsi ini ada juga diriwayatkan dengan lafadz yang berbeda dari riwayat al-Bukhari, Ahmad, at-Tabrani, Abu Yala dan sebagainya lagi).
Sebenarnya telah begitu lama ana ingin menulis serta membahas mengenai perkara ini (musuh-musuh tasawuf dan tarikat). Di harapkan para pembaca mendapat manfaat dari segala pembahasan ini..Aamiin Allaahumma Aamiin
SIAPAKAH MUSUH-MUSUH TASAWUF DAN TARIKAT?
Musuh-musuh tasawuf mencoba segala upaya untuk menyerang dan memfitnah tasawuf Islam dengan berbagai pendustaan dan rekaan cerita semata-mata. Mereka juga akan melontarkan berbagai macam hinaan dan penyelewengan, mungkin disebabkan oleh perasaan hasad dengki mereka ataupun mungkin juga disebabkan kejahilan diri mereka sendiri terhadap agama Islam. Lebih menyedihkan lagi ada di antara musuh-musuh tasawuf ini terdiri dari kalangan orang-orang Islam sendiri sedangkan mereka semua sudah paham mengenai hakikat kebenaran tasawuf ini sebagaimana yang terkandung di dalam sebuah al-Hadis S.A.W. mengenai Ihsan.
Sabda Rasulullah S.A.W. yg terjemahnya:
Sembahlah Allah seakan-akan kamu melihatNya dan jika kamu tidak melihatNya maka sesungguhnya Dia melihat kamu.
(Riwayat Muslim).
Berkata al-Muhaddits Syeikh Muhammad Siddiq Al-Ghumari:
Sesungguhnya Ihsan sebagaimana dalam hadits tersebut adalah ibarat dari tiga rukun yang disebutkan. Barangsiapa tidak menyempurnakan rukun Ihsan yang mana ia merupakan tarikat (jalan) maka tanpa ragu-ragu lagi bahwa agamanya tidak sempurna karena dia meninggalkan satu rukun dari rukun-rukunnya. Tujuan atau puncak yang diajarkan dan diisyaratkan oleh tarikat ialah maqam Ihsan setelah Islam dan Iman sempurna
(Kitab: Intishar Li Thariqi as-Sufiyyah).
Berkata Syeikh al-Islam Zakaria al-Ansori:
Tasawuf ialah suatu ilmu yang diketahui dengannya keadaan penyucian jiwa dan pembersihan akhlak serta memujahadahkan lahir dan batin bertujuan untuk mencapai kebahagiaan yang abadi.
(Kitab: Ala Hamisy Risalah al-Qusyairi).
Berkata Imam Junaid:
Tasawuf ialah menggunakan semua akhlak ketinggian yang terpuji dan meninggalkan semua tingkah laku yang rendah lagi keji.
(Kitab: Nusrah al-Nabawiyyah).
Berkata Syeikh Abdul Kadir Isa di dalam kitabnya Haqaiq An al-Tasawuf mengenai musuf-musuf tasawuf sebagaimana berikut (ana hanya mengambil secara ringkasnya):
Di antara musuh-musuh tasawuf terdiri dari kalangan orentalis lagi zindiq serta para pengikutnya dan konco-konconya. Mereka telah direncanakan dan dilatih oleh golongan kafir yang jahat yg bertujuan mencela dan menghancurkan Islam. Mereka mencoba memusnahkan pokok ajaran Islam dengan menimbulkan berbagai keraguan serta menyebarkan faham-faham untuk memecah umat Islam. Mereka mempelajari Islam secara mendalam tetapi bertujuan untuk menyelewengkan dan memusnahkan Islam. Mereka juga sentiasa memiliki sifat dua muka. Mereka juga mendakwakan tasawuf diambil daripada Yahudi, Nasrani dan Buddha. Bermacam-macam tuduhan ini dilemparkan terhadap tokoh-tokoh ulama tasawuf. Apa yang lebih mendukacitakan, terdapat segelintir orang Islam menggunakan pandangan dan pendapat dari musuh-musuh Islam ini untuk mencela tasawuf secara total. Inikah yang dikatakan pejuang Islam yang sebenarnya? Kadang-kadang mereka ini berlindung di balik seorang pengkaji atau sarjana ilmuwan Islam, akan tetapi merekalah di antara para perusak agama Islam dari dalam.
Di antara musuh-musuh tasawuf juga ialah mereka yang jahil dengan hakikat tasawuf Islam itu sendiri. Mereka tidak mempelajari daripada tokoh-tokoh ulama sufi secara jujur dan amanah serta tidak juga mengambil manfaat daripada ulama-ulama tasawuf yang ikhlas menyampaikan ilmu pengetahuan. Mereka mencoba mengkaji sendiri kitab-kitab tasawuf sedangkan mereka tidak mempunyai asas dan tidak memahami maksud yg sebenarnya serta mereka juga tidak mengetahui tentang penyelewengan terhadap kitab-kitab tersebut oleh musuh-musuh tasawuf Islam. Maka akan timbullah pandangan negatif dan berburuk sangka terhadap tasawuf ini. Kita bisa membagi mereka ini kepada beberapa golongan:
Golongan pertama:
Fikrah tentang tasawuf yang ada pada mereka diambil melalui amalan suluk, sebagian golongan yang menyelinap masuk serta menyeleweng yang terdiri daripada musuh-musuh tasawuf. Mereka tidak membedakan di antara tasawuf yang hakiki lagi suci dengan perkara jelek dan keji yang datang menyelinap yang tiada hubungannya dengan Islam. atau bisa disebut oknum ilmu tasawuf atau oknum sufi
Golongan kedua:
Mereka merupakan golongan yang terpedaya dengan apa yang mereka dapati daripada kitab-kitab tokoh-tokoh sufi yang terdiri daripada berbagai permasalahan yang ada. Mereka mengambilnya sebagai suatu hakikat sabit tanpa sembarang kepastian terlebih dahulu (tidak memahami maknanya). Mungkin juga mereka mengambil kata-kata tsabit yang terdapat dalam kitab-kitab ahli sufi lalu memahaminya tanpa mengikuti apa yang dikehendaki oleh kitab tersebut. Mereka mengikuti pemahaman dangkal yang dimiliki, ilmu yang dimiliki serta keinginan yang tersendiri tanpa merujuk terlebih dahulu kepada ahli sufi yang jelas kefahamannya tentang syariat dan akidah. Mereka mentakwilkan kalam-kalam para ulama sufi mengikut hawa nafsu tanpa bertanya terlebih dahulu kepada ahlinya yang lebih memahami. Mereka ini seumpama mengambil ayat-ayat al-Quran al-Karim yang mempunyai kesamaran (mutasyabihat) lalu mentakwilkannya sesuka hati tanpa melihat kepada ayat-ayat yang jelas (muhkamat) dan tidak juga bertanya terlebih dahulu kepada para ulama yang lebih mengetahui sepertimana yang telah dijelaskan oleh Allah Taala di dalam al-Quran al-Karim (Surah al-Imran: Ayat 7). Sedangkan ada sebagian dari kalangan mereka yang begitu mengecam dan menyesatkan pentakwilan (yg bukan menurut hawa nafsu) oleh para ulama muktabar
Golongan ketiga:
Mereka merupakan golongan yang tertipu. Mereka mengambil ilmu pengetahuan dari para orientalis. Mereka hanya menggunakan pandangan dan sangkaan salah dari para orientalis semata-mata. Mereka tidak dapat membedakan antara tasawuf Islam yang sebenarnya dengan tasawuf yang telah dicemari di sebabkan mereka tiada ilmu dan dasar sama sekali.
Inilah di antara musuh-musuh tasawuf serta tarikat yang bertindak menyerang tasawuf dari luar ataupun dari dalam Islam. Mereka bersungguh-sungguh menabur fitnah selagi mereka di berikan nyawa yang sementara ini dari Allah Taala. Mungkin juga mereka lupa bahwa mereka akan diperhitungkan oleh Allah Taala di akhirat kelak. Maka bersiap-siaplah!
TARIKAT TASAWUF SESAT?
Maksud tarikat secara umumnya ialah suatu jalan (tarikat) yang dilalui seseorang Islam itu untuk mendekatkan diri kepada Allah Taala. Di sini kita tidak menafikan bahwa wujud segelintir tarikat yang sesat dan tidak mengikut syariat Islam yang benar. Namun untuk menghukum kesemua tarikat tasawuf adalah salah dan sesat secara pukul rata, dakwaan ini tidaklah boleh diterima akal sama sekali. Ulama-ulama muktabar Islam juga turut mengakui kebenaran tarikat tasawuf ini dan ada di antara mereka merupakan pengamal tarikat di antaranya Imam Hanafi (Silakan rujuk kitab ad-Dur al-Mukhtar). Ini merupakan bukti yang kukuh lagi kuat untuk menyatakan bahawa tarikat adalah dibenarkan dan bertepatan dengan Islam. Mana mungkin para ulama muktabar yang begitu memahami dan mendalami Islam mengamalkan tarikat tasawuf jika ia sesuatu yang sesat dan bid'ah dlolalah
Berkata Imam Syafii:
Disukai bagiku dari pada duniamu tiga perkara: Meninggalkan perkara yang membebankan diri, dan bergaul sesama makhluk dengan lemah lembut, serta mengikuti jalan ahli tasawuf.
(Kitab: Kasfu al-Khafa Wa Mazilu al-Albas).
Adapun ahli tasawuf yang sebenarnya tidaklah terlepas dari melakukan syariat Islam bahkan merekalah golongan yang selalu memperbanyakkan lagi amalan-amalan baik dengan berlipat-lipat kali ganda. Ini karena tasawuf dan tarikat itu sendiri terikat dengan al-Quran al-Karim dan al-Hadis S.A.W. sepertimana yang diterangkan oleh Imam Junaid:
Mazhab kami terikat dengan dasar al-Quran al-Karim dan as-Sunnah S.A.W.
(Kitab: al-Tabaqat as-Sufiyyah).
Bagi pengamal tarikat tasawuf Islam yang telah lama maupun kepada yang baru berkenalan dengan tarikat, mungkin kata-kata dari Syeikh Abdul Qadir al-Jailani ini boleh dijadikan pedoman serta panduan:
Sesungguhnya meninggalkan ibadah fardhu adalah zindiq,
Melakukan yang haram atau yang dicegah adalah maksiat,
Perkara fardhu tidak akan gugur daripada seseorang individu walau dalam apa jua keadaan sekalipun.
(Kitab: al-Fathu ar-Rabbani).
jadi berdasar Syekh Abdul Qodir al-Jaelani walaupun tingkatan makrifat, harus tetap mengamalkan syari'at sebagaimana Nabi Muhammad S.A.W.
Di sini ana ingin katakan bahwa tarikat tasawuf bukanlah suatu yang sesat dan bid'ah dlolalah dalam Islam sebagaimana yang didakwa oleh sebagian pihak, bahkan tasawuf adalah sebagian dari Islam melalui pengiktirafannya mengenai Ihsan di dalam hadis Jibril A.S. Adapun tarikat yang sesat itu sebenarnya bukanlah dinamakan tarikat tasawuf bahkan mereka ini adalah perusak tasawuf. Mereka mendakwa sebagai pengamal tasawuf, akan tetapi mereka menyeleweng dari landasan yang telah ditetapkan oleh Islam. Inilah di antara masalah-masalah yang terpaksa di hadapi oleh para pengamal tarikat tasawuf sehinggakan ia memberi peluang kepada musuh-musuh tasawuf untuk melancarkan serangan jahat terhadap Islam secara umumnya dan tasawuf secara khususnya.
Namun ada sebagian pengamal tarikat tasawuf (oknum ilmu tasawuf) yang terlalu taksub sehingga mengatakan semua pihak yang mendakwa diri sebagai tarikat adalah betul dan tidak salah sama sekali. Mereka ini terus menyalahkan dan memaki-hamun siapa saja (di manakah akhlak sebagai seorang pengamal tasawuf?) yang mendakwa sesuatu tarikat itu tidak bertepatan dengan Islam walaupun orang yang berkata itu adalah para ulama sufi sendiri. Sedangkan kita semua juga mengetahui bahwa wujud segelintir tarikat yang menyalahi syariat Islam sebagaimana yang telah ana jelaskan di atas. Sikap ketaasuban mereka yang terlalu melampau ini juga bisa membuka ruang bagi musuh-musuh tasawuf dan tarikat untuk merendah-rendahkan Islam dan mengucar-kacir masyarat Islam itu sendiri.
SUFI ATAU PENDAKWA SUFI?
Pada hari ini kelihatan tasawuf dikecam dan diburukkan dengan begitu hebat oleh segelintir golongan yang mempunyai niat busuk lagi keji. Ada di kalangan mereka bertopengkan tasawuf serta menisbahkan diri kepada tasawuf. Ada juga di kalangan mereka yang menabur fitnah yang terus-terusan kepada pengamal tasawuf dengan tuduhan-tuduhan yang tidak benar. Mereka memburuk-burukkan tasawuf dengan berbagai cara di antaranya melalui kata-kata atau ucapan-ucapan umum, perbuatan, perjalanan hidup, penulisan dan sebagainya lagi sedangkan mereka ini tiada hubungannya dengan tasawuf. Ini menyebabkan masyarakat memandang serong terhadap pengamal tasawuf di sebabkan fitnah yang disebarkan oleh mereka yang konon-kononnya memahami agama Islam. Adakah tindakan mereka itu melambangkan mereka benar-benar memahami Islam?
Pertolongan Allah Taala sentiasa datang untuk membantu hamba-hambaNya yang benar. Allah Taala menunjukkan penyelewengan pendakwa kesufian yang menyeleweng ini untuk membedakan dengan ahli sufi yang sebenarnya. Di antaranya muncul para ulama muktabar terdiri daripada kalangan imam-imam yang diketahui keilmuan dan kealiman mereka itu dan mereka juga ialah tokoh-tokoh sufi yang begitu masyhur serta diakui kehebatannya. Mereka memberi pengakuan dan pengiktirafan terhadap tasawuf ini bahkan mereka juga di antara pengamal tasawuf yang diikuti oleh umat Islam. Mereka bangkit berdakwah dan menyampaikan kebenaran dan menagkis segala kebatilan yang datang dari musuh-musuh tasawuf.
Berkata Syeikh Abdul Kadir Isa:
Di sana terdapat perbedaan yang begitu jelas di antara tasawuf dan sufi. Golongan yang mendakwa tasawuf dengan segala penyelewengan dan perselisihan bukanlah merupakan gambaran kepada tasawuf. Ia sebagaimana seorang muslim dengan segala perbuatannya yang mungkar bukanlah merupakan gambaran kepada Islam dan agama anutannya.
(Kitab: Haqaiq An al-Tasawuf).
Golongan yang baik ataupun jahat sentiasa ada di dalam semua golongan sehingga hari kiamat. Bukan semua ahli sufi itu sama tarafnya. Ada di kalangan mereka yang soleh dan ada di kalangan mereka yang lebih soleh. Ada yang hebat dan ada yang lebih hebat. Begitu jugalah umat dari generasi salaf yang ada di antara mereka yang baik lagi soleh dan ada di antara mereka yang jahat dan tidak soleh. Semua ini adalah ketentuan dari Allah Taala sebagai ujian dan dugaan kepada hambaNya yang beriman lagi bertakwa.
KESIMPULAN
ana ingin menasihati para sahabat sekalian (serta tidak di lupakan untuk diri sendiri juga) yang begitu bermusuhan dengan tasawuf dan tarikat agar kalian kembali kepada kebenaran. Janganlah kalian bersuka-suka menimbulkan fitnah dan tuduhan terhadap tasawuf yang kalian sendiri tidak fahami dan dalami. Apakah gunanya kali menabur fitnah di dunia yang sementara ini sedangkan kalian akan di hisab di akhirat kelak? ana doakan agar kalian akan diberikan cahaya kebenaran dari Allah Taala.
Semoga penjelasan dan penerangan ringkas ini sedikit banyak dapat memperbaiki tanggapan negatif dan salah faham yang timbul di antara umat Islam masa kini terhadap tasawuf dan tarikat. InsyaAllah. Akhir kata, ana sebenarnya bukanlah di kalangan orang yang begitu layak untuk membicarakan perihal tasawuf ini, akan tetapi inilah sumbangan sekedarnya yang bisa ana tulis untuk membantu agama Islam agar tidak terus dinodai.