Dikisahkan dua orang laki-laki sedang berlibur ke sebuah pulau yang masih alami. Pulau yang indah sepi, sejuk, jauh dari keramaian kota, cocok sekali untuk melepas segala masalah dalam pikiran. Namun, tiba-tiba temannya terkena serangan jantung dan meninggal dunia. Sebelum meninggal, ia sempat memberikan pesan terakhir kepada teman baiknya itu.
“Saya mempunyai uang 200 juta rupiah di bank. Tolong pastikan uang itu untuk anakku laki-laki kuliah di kedokteran.” Meninggalah orang itu menghembus nafas terakhirnya.
Tapi teman baiknya itu sangat tahu kalau anak laki-lakinya seorang playboy kurang ajar, tidak sungguh-sungguh ingin sekolah di kedokteran, yang hanya akan menghabiskan warisannya itu dalam beberapa bulan saja. Sedangkan anaknya sendiri mempunyai keinginan besar menjadi seorang dokter, tapi sebagai orangtua dia tidak mampu untuk menyekolahkannya.
Banyak sekali orang yang menanggapi kejadian ini dengan berbagai pendapat yang berbeda-beda. Dan itu pun sudah terbukti.
Adapun pilihan tugas yang dia ambil untuk mengemban tanggung jawab itu:
1. Ia menyekolahkan anak sahabatnya. (sesuai keinginan sahabatnya)
2. Ia membiayai sekolah anak sahabatnya. (dengan uang yang disediakan)
3. Ia mendidik mental anak sahabatnya. (agar dapat berubah sikapnya)
4. Ia mengelola uang sahabatnya. (uang 200 juta tidak cukup untuk kebutuhan hidup dan sekolah anak sahabatnya sampai lulus)
5. Ia memanfaatkan uangnya. (Itu juga bagian dari hasil usahanya guna keperluan hidup)
6. Ia menyekolahkan anaknya sendiri. (tugas seorang ayah untuk anaknya)
7. Ia berkata jujur. (tentang semua setelah ia menjadi dokter, termasuk warisan itu)
Walaupun tugas itu berat ia melakukannya satu demi satu. Dengan bijaksana sahabat itu mampu mengambil semua pilihannya, tanpa mengabaikan salah satu pilihan di atas.
Oleh Wahyu Kushardiyanto
Kisah ini tereliminasi dari isi buku “DAHSYATKAN HIDUP DENGAN MOTIVASI Versi 1” karena sudah penuh.
(Mata saya sampai berkunang-kunang melihat ribuan pesan yang masuk dalam inbox hanya dalam hitungan jam saja. Begitu antusias para anggota menjawab, sampai saya kalah ini. He3)
Jika ada beberapa pilihan di atas atau lebih yang sama dengan jawaban atau pendapat Bapak / Ibu / Sahabat, maka bagian dari sifat sahabat yang bijaksana itu tercermin dalam diri Bapak / Ibu / Sahabat.
Mari kita latih kebijaksanaan itu.
Terima Kasih.
Senin, 09 November 2009
heramkempek
→
cerita
→ Kisah Dua Sahabat (Lengkap)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar