Orang-orang salaf dahulu sangat berhati-hati sekali dalam ketaqwaan.
Sangat
menjauhi kesyubhatan-kesyubhatan (apalagi yang haram). Mereka seringkali
menangis, sebab menyesali dirinya sendiri yang tentu tidak luput dari
dosa.
Ini biasa terjadi saat mereka merenung dalam kesunyian atau kesendirian,
Lalu bagaimana dengan diri kita??? yang tingkat ketaqwaan juga tingkat
keilmuan sangat jauh dibanding ulama'-ulama' salaf, para ulama' mampu
menyusun beberapa kitab dan tetap digunakan sampai sekarang, dan mereka
pun
orang-orang yang sangat tawadlu', tapi bagaimana dengan diri kita yang
tinggal membaca dan memahami karya-karya mereka saja yang kadang masih
kesulitan, tapi mengapa sudah merasa paling hebat dan mudah menyalahkan
yang lain???*Sungguh kebanyakan kita adalah golongan orang-orang yang
tertipu, semoga dengan kajian Kitab Ihya' Ulumuddin ini, kita semua bisa
muhasabah dan menjadikan diri kita lebih baik dari sebelumnya* ^_^
Aamiin
Allaahumma Aamiin ^_^
Ghurur adalah penyakit hati yang menimpa banyak orang di dunia ini,
ghurur
menurut bahasa artinya adalah tertipu daya, penyakit ghurur ini telah di
jelaskan oleh Imam Ghazali dengan panjang luas sekali di dalam kitabnya
"Ihya` Ulumuddin "
Penyakit ghurur ini sangat membahayakan sekali sebab kebanyakan orang
yang
menderitanya tidak merasa bahwa mereka terserang penyakit ghurur ini,
*kita
tidak membicarakan ghururnya orang-orang kafir terhadap diri mereka atau
kehidupan dunia ini, tetapi kita membicarakan penyakit ghurur yang
diderita
oleh umat Islam selama ini.*
**
Imam Ghazali telah membagi ghurur ini kepada empat golongan :
1. Golongan ulama.
2. Golongan para Abid ( orang yang suka beribadah).
3. Golongan orang yang mengaku sufi.
4. Golongan orang yang memiliki harta , dan orang-orang tetipu daya
dengan
dunia.
1. Golongan ulama.
Penyakit ghurur ini tidak terlepas dari hati seorang ulama, bahayanya
jika
mereka tidak mengetahui bahwa mereka telah terkena virus ghurur yang
membahayakan, akhirnya tidak secepatnya untuk mengobati penyakit itu,
*penyakit
ghurur ini menyerang dengan cepat sehingga si penderita "mati" dari rasa
harapan dan kesadaran diri kepada Allah.*
Seorang yang alim merasa bahwa ilmu itu adalah mulia, mengajarkannya
kepada
orang adalah perkara yang mulia pula, maka dia lalai dan tertipu daya
dengan *sibuk mengajarkan ilmu tanpa membekalkan amal ibadah dan
mengamalkannya terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada orang lain,*
ini
adalah penyakit ghurur.
Seorang yang alim merasa memiliki ilmu sehingga beliau merasa bahwa
*dirinya
mesti di hormati dan disegani, ingin selalu dikedepankan dan di
ketengahkan, keinginannya agar seluruh perkatannya didengar, seluruh
perkataannya benar, ingin diangkat-angkat dan dipuja-puja, setiap orang
mesti mencium tangannya*, ini adalah penyakit ghurur.
Seorang ulama yang alim dengan ilmu syari`at dan selalu mengamalkannya
kemudian mengajarkannya kepada orang lain, *tetapi beliau tidak memahami
ilmu makrifat kepada Allah, dengan alasan bahwa tidak ada ilmu
tersebut,*maka ini juga bagian dari orang yang memilki penyakit ghurur.
Seorang yang berhasil mengamalkan ilmunya , menjauhkan anggota tubuhnya
dari segala maksiat, melaksanakan segala amalan ta`at, *tetapi lupa
membersihkan dirinya dan hatinya dari segala maksiat hati seperti hasad,
riya`, takabbur,* ini juga orang yang terserang penyakit ghurur.
seorang ulama yang mengamalkan segala ta`at dan menjauhkan segala
maksiat,*beliau merasa bahwa dirinya bersih dan dekat dengan Allah
*, maka ini juga penyakit ghurur, *sebab Allah lebih mengetahui keadaan
hati para hambanya.*
**
Seorang ulama yang *sibuk dengan berjidal, berdebat, bukan untuk mencari
kebenaran tetapi untuk mencari ketenaran dan kehebatan, bila mampu
mengalahkan lawan maka dia tergolong orang yang hebat dan alim*, ini
juga
tergolong penyakit ghurur.
Seorang ulama yang selalu *berdakwah dan berceramah dengan menyampaikan
untaian kata-kata yang indah, dapat menarik perhatian para pendengar,
sehingga mendatangkan peminat-peminat yang banyak, pengikut yang setia,
lupa dengan tujuan dakwah yang sebenarnya, sibuk hanya mencari ketenaran
dan nama*, penyakit ini juga tergolong ghurur.
2. Golongan 'Abid.
Kegiatan ibadah juga dapat membawa seseorang tertipu daya dengan diri
sendiri sehingga *bukan menjadikan diri semakin dekat dengan Allah
bahkan
membuat diri menjadi jauh*, diantara contohnya :
*Seseorang yang sibuk dengan ibadah-ibadah sunnah dan fadhilah tetapi
melupakan dan meninggalkan ibadah-ibadah wajib*, seperti sibuk
melaksanakan
shalat sunnah malam tetapi meninggalkan shalat subuh karena ketiduran
dan
kelelahan ketika waktu malamnya atau senang dengan sholat tarawih tapi
masih punya hutang sholat fardlu/belum diqodlo'.
Orang yang sibuk mengambil air wudhu` dan berlebih-lebihan di dalam
membasuhnya *disebabkan was-was yang datang didalam hati mengkabarkan
bahwa
wudhu`nya tidak sah*, penyakit was-was yang menimpa pada setiap ibadah
merupakan bagian ghurur juga.
Seseorang yang terlalu sibuk membaca al-Qur`an, *tetapi tanpa mau
memikirkan dan memahami segala makna-maknanya,* sehingga tidak memahami
apa
maksud atau penjelasan-penjelasan dari yang ia baca setiap hari.
Seseorang yang sibuk dengan puasa setiap harinya, *tetapi lidahnya
selalui
menceritakan aib orang lain, tidak pernah menjauhkan hatinya dari riya`
dan
penyakit-penyakit hati*, puasanya selalu dibuka dengan makanan-makanan
yang
haram.
Seseorang yang menunaikan ibadah haji hanya *karena ingin digelar dengan
haji, tidak mengikhlaskan diri untuk melaksanakan amal ibadah haji*,
tidak
meninggalkan segala kejahatan-kejahatan, melaksanakan ibadah haji agar
dipandang orang dan dianggap orang kaya.
Seseorang yang mengamalkan Ibadah sunnah dan fadhilah merasakan ibadah
tersebut nikmat dan lezat, mendapatkan ke khusyu'an, *tetapi jika
melaksanakan ibadah yang wajib dan fardhu tidak merasakan kenikmatan dan
kekhyusu'an.*
Seseorang yang melaksanakan zuhud dan ibadah , bertaubat dan berzikir,
merasakan bahwa dia telah sampai kepda derajat kezuhudan, telah sampai
kepda derajat makrifah kepada Allah, *padahal hatinya masih tersimpan
segudang kecintaan terhadap dunia, mengaharap pangkat dan kedudukan,
mengharap pujian dan penghormatan*.
3. Golongan orang yang mengaku sufi.
Seseorang yang mengaku sufi, *menggunakan pakaian-pakaian tertentu,
bergaya
dengan gaya ulama-ulama sufi, berzikir dengan menari dan
nyanyian-nyanyian
pemenuh hawa nafsu, menganggap diri telah sampai kepada Allah,
menganggap
mendapat ilham dan kasyaf. *inilah termasuk mereka yang tertipu/ghurur.
Seorang yang mengaku sufi, merasa telah berbuat zuhud dan wara`,
*memakai
pakaian yang usang dan bau, mementingkan bersih hati, tetapi segala
anggota
tubuh kotor dengan maksiat dan dosa. *ini adalah penyakit ghurur
Seseorang yang mengaku sufi, tetapi tidak mengikuti jalan para
ulama-ulama
pembesar sufi seperti Imam Abu Qosim al-Junaidi al-Baghdadi dan yang
lainnya, mengaku telah sampai kepada fana` fillah dan baqa fi llah ,
*tidak
menjadikan al-Qur`an dan sunnah sebagai pegangan, menghina syariat dan
memuja-muja hakikat. *ini adalah penyakit ghurur
4. Golongan orang yang memiliki harta dan orang yang tertipu daya dengan
dunia.
Seseorang yang menganggap bahwa harta dan uangnya yang mampu
menyelamatkannya dan memuliakannya di permukaan dunia ini, harta
merupakan
pujaan dan ketinggian,* memiliki harta berarti memiliki kebesaran dan
kesenangan yang hakiki, sehingga lupa membayar zakat, menyantuni orang
miskin, dan bisa berbuat sesuka hatinya. *ini adalah penyakit ghurur
Seseorang yang membangun masjid, menyantun anak yatim, membantu korban
bencana alam, *tetapi ingin di puji dan di besar-besarkan kebaikannya,
agar
orang menyanjungnya dan menggelarnya seorang yang dermawan. *ini adalah
penyakit ghurur
dengan memahami hal yang demikian, *semoga kita semua tidak termasuk
golongan orang-orang yang terkena penyakit ghurur (tipu daya)* penyakit
yang menjadikan seorang hamba jauh dari ridlo Allah Ta'ala
Minggu, 16 September 2012
Langganan:
Postingan (Atom)