Saudaraku yang mulia, mari kita memuja Allah; Rabb yang tiada ilah kecuali Dia. Salam sejahtera untuk pemimpin kita, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. Keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang istiqomah mengikuti jejak langkah mereka hingga hari kiamat nanti.
Saudaraku tercinta, diantara hal yang sudah kita ketahui dengan yakin adalah apabila iman kepada Allah Yang Maha Esa itu telah merasuk dalam jiwa dan menghunjam dalam hati muncullah perisai mu’min. dengan perisai itu ia akan mampu menghadapi kehidupan dan berbagai tipu daya dunia ini.Sebaliknya, jika tidak dibarengi dengan keimanan akan sia-sialah setiap perisai, baik bagi muslim yang aktif maupun yang pasif, penguasa atau rakyat jelata, kaya ataupun miskin. Tanpa iman, tiada artinya kesiagaan apapun. Tak akan bernilai sedikitpun modal atau simpanannya.
Saudaraku, sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan iman itu? Yang dimaksuddengan iman adalah keyakinan mu’min yang mencuat dari lubuk hati bahwa kehidupan dan kematian itu berada dalam genggaman [kekuasaan] Allah. Dan apapun yang Allah timpakan kepada seorang hamba tiada yang mampu mengelakkannya, sebagaimana jika Allah menghendaki untuk menyelamatkan seseorang tak ada musibah yang akan menimpanya. Demikian pula bila sekumpulan orang berhimpun untuk memberi manfaat padanya, mereka tidak akan dapat memberinya kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk orang tersebut. Begitu juga jika hendak menyusahkan seseorang, mereka tidak akan berhasil kecuali apa yang memang telah Allah gariskan. Setiap mu’min hendaknya memperhatikan firman Allah berikut ini:
Katakanlah, “Sekali-kali tidak akan menimpa kami kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah-lah orang-orang beriman harus bertawakkal.” [at Taubah:51]
Dan juga firman Allah berikut ini : Maka jika ajal mereka telah datang, mereka tidak dapat mengundurkan atau memajukannya sesaatpun. [al A’raaf:34]
Dengan kesadaran dan keyakinan ini, mu’min akan terbebas dari ketakutan, kelemahan dan keresahan disamping terhiasi dirinya dengan kesabaran, keperkasaan, dan keberanian.
Simaklah perkataan Ali karramallahu wajhahu, ketika musuh-musuhnya menyergapnya dalam suatu peperangan. Dari kedalaman kalbunya Ali ra berteriak dengan lantang:
Mana hariku yang bisa kuhindari dari kematian, hari kepastian atau pun ketidakpastian aku tak gentar pada hari yang tak pasti itu namun begitu tiba hari kepastian kewaspadaan pun tak akan mungkin menyelamatkan
Pada saat pertempuran tengah menggelegar, Fitri bin Fujahah juga tampil dengan untaian kata-katanya yang gempita,
hai medan laga yang membahana, dengarlah!aku hendak bicara padamu cahaya telah terpendar para ksatria telah berguguran tak seorang pun mampu menepisnya jika kau tanyakan tentang langgengnya hari saat ajal tiba sekejap pun kau tak peroleh keabadian itu sabarlah dengan sepenuh kesabaran dalam kejaran sang maut karena kau tak akan memperoleh keabadian
Saudaraku, iman juga berarti, yakin atau percaya dari lubuk hatinya yang paling dalam bahwa rizki itu berada dalam genggaman Kekuasaan Allah semata.Jika Allah berkehendak untuk melapangkan rizki hamba-Nya, tak adaseorangpun yang mampu menghalangi-Nya; sebagaimana jika Allah berkehendak untuk membatasi rizki seseorang, niscaya tidak seorang pun yang dapat memberinya. Segala sesuatu yang telah dipastikan untuk dinikmati olehseseorang, mestilah orang itu menikmatinya. Dan, manusia juga tidak akan mati sebelum sempurna rizki dan ajalnya. Setiap mu’min seharusnya meletakkan firman Allah ini di hadapannya:
“Sesungguhnya Rabbmu melapangkan dan menyempitkan rizki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” [al Isra’:30]
“Siapakah yang memberi kamu rizki jika Allah menahan-Nya? Sebenarnya merekaterus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri” [al Mulk: 21]
Atas dasar inilah, pribadi muslim akan terbebas dari ketamakan terhadap dunia, kerakusan, kenakalan, kekikiran, dan kebakhilan. Dengan keyakinan dan kesadaran ini terhiaslah dirinya dengan kemuliaan, kemurahan, dan kedermawanan. Bahkan ia melihat kebahagiaan itu terletak di dalam sikap qana’ah dan kehidupan yang sekedarnya saja, yakni jika ridla dan cukup puas dengan yang sedikit.
Imam Syafi’i rahimahumullah bertutur:
gelisah, berkeluh kesah, tidak sabar adalah tanda dari jiwa yang fakir, kemiskinan lebih baik dari kekayaan yang berlaku aniaya pada si fakir, sungguh jiwa yang selalu puas itulah jiwa yang kaya, walau melelahkan karena segala yang ada di alam raya ini tak pernah memberikan kepuasan
Iman juga berarti bahwa dalam setiap lintasan perasaan dan kesadarannya yang paling dalam, setiap mu’min meyakini bahwa Allah senantiasa menyertai, mendengarkan dan memperhatikannya. Dia mengetahui segala yang tersembunyi dan yang tampak, serta mengetahui pula pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan hati
“Tiada rahasia diantara tiga orang melainkan Dia-lah yang keempat. Tiada [pembicaraan diantara] lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada [pula] pembicaraan diantara [jumlah] yang kurang dari itu atau lebihdari itu, melainkan Dia ada bersama mereka dimanapun mereka berada.” [alMujadalah:7]
“Pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yangmengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa yang di darat dan apa yang di laut. Tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya [pula]. Tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatupun yang basah ataupun yang kering melainkan tertulis dalam Kitab yang nyata [Lauhul Mahfuzh]” [al-An’aam:59]
Dengan keyakinan dan kesadaran inilah, mu’min akan terbebas dari kungkungan deskruktif hawa nafsu, dorongan-dorongan nafsu amarah [kejahatan], bisikan syetan, serta fitnah wanita dan harta. Ia akan selalu merasakan muraqabah Allah, tulus ikhlas seraya memohon pertolongan hanya kepada-Nya. Setiap aktifitas yang dilakukannya akan ia tunaikan dengan penuh amanah, serius,dan dirampungkan dengan baik. Demikian pula jika berjalan di tengah-tengah manusia lainnya, ia hadir dalam sepenuh kemanusiaannya, sejajar sepertimanusia lainnya, penuh kebaikan dan ketaqwaan; kehadirannya membawa angin segar bagi yang lainnya. Juga saat ia membaur dalam masyarakat, dituntutnya masyarakat itu dalam penuh kearifan dan bijak bestari.
Simaklah kata-kata sang pujangga muslim ini:
jika kau sunyi seorang diri jangan kau bilang aku sepi sendiri namun ucapkan olehmu Malaikat Raqib tetap bersamaku jangan kau kira Allah lengah walau sesaat, apapun yang tersembunyi segalanya tak ada yang misteri bagi Allah
semoga kita semua benar2 merasakan lezatnya iman dalam kehidupan kita ini..Aamiin Allaahumma Aamiin
99 LANGKAH MENUJU KESEMPURNAAN IMAN
01. Bersyukur apabila mendapat nikmat;
02. Sabar apabila mendapat kesulitan;
03. Tawakal apabila mempunyai rencana/program;
04. Ikhlas dalam segala amal perbuatan;
05. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan;
06. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan;
07. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan;
08. Jangan usil dengan kekayaan orang;
09. Jangan hasad & iri atas kesuksessan orang;
10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksessan;
11. Jangan tamak kepada harta;
12. Jangan terlalu ambitious akan sesuatu kedudukan;
13. Jangan hancur karena kezaliman;
14. Jangan goyah karena fitnah;
15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri.
16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram;
17. Jangan sakiti ayah & ibu;
18. Jangan usir orang yang meminta-minta;
19. Jangan sakiti anak yatim;
20. Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar;
21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil;
22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid);
23. Lakukan shalat dengan ikhlas & khusyu;
24. Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah di masjid;
25. Biasakan shalat malam;
26. Perbanyak dzikir & do'a kepada Allah;
27. Lakukan puasa wajib & puasa sunat;
28. Sayangi & santuni fakir miskin;
29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah;
30. Jangan marah berlebih-lebihan;
31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan;
32. Bersatulah karena Allah & berpisahlah karena Allah;
33. Berlatihlah konsentrasi pikiran;
34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan & mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi;
35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan;
36. Jangan percaya ramalan manusia;
37. Jangan terlampau takut miskin;
38. Hormatilah setiap orang;
39. Jangan terlampau takut kepada manusia;
40. Jangan sombong, takabur & besar kepala;
41. Berlakulah adil dalam segala urusan;
42. Biasakan istighfar & taubat kepada Allah;
43. Iringi taubat kita dengan banyak beramal shalih;
44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran;
45. Perbanyak silaturrahim;
46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam;
47. Bicaralah secukupnya;
48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya;
49. Hargai waktu, disiplin waktu & manfaatkan waktu;
50. Biasakan hidup bersih, tertib & teratur;
51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin;
52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga;
53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan & tidak berlebihan;
54. Hormatilah kepada guru & ulama;
55. Sering-sering bershalawat kepada Nabi;
56. Cintai keluarga Nabi Muhammad saw;
57. Jangan terlalu banyak hutang;
58. Jangan terlampau mudah berjanji;
59. Selalu ingat akan saat kematian & sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara;
60. Jauhkan diri dari perbuatan yang tidak bermanfaat seperti ngobrol yang tidak berguna;
61. Bergaullah dengan orang-orang soleh;
62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa & beristighfar;
63. Lakukan ibadah haji & umrah apabila sudah mampu;
64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita;
65. Jangan dendam & jangan berkeinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi;
66. Jangan membenci seseorang karena pahaman & pendiriannya;
67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita;
68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan
69. Ringankan beban orang lain & tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan.
70. Jangan melukai hati orang lain;
71. Jangan membiasakan berkata dusta;
72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian;
73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab;
74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan & kesungguhan;
75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
76. Jangan membuka aib orang lain;
77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita;
78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif & bijaksana;
79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan;
80. Jangan sedih karena miskin & jangan sombong karena kaya;
81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama,bangsa & negara;
82. Kenali kekurangan diri & kenali pula kelebihan orang lain;
83. Jangan membuat orang lain menderita & sengsara;
84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa;
85. Hargai prestasi & pemberian orang;
86. Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan & kesenangan;
87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan.
88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama & kondisi diri kita;
89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisikal atau mental kita menjadi terganggu;
90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif & bijaksana;
91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang & pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu & jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina;
93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita sebelum dipastikan kebenarannya;
94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas & kewajiban;
95. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban, keramahan & tidak berlebihan;
96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang diluar kemampuan diri;
97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan & tentangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan;
98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan & setiap kejahatan akan melahirkan kerusakkan;
99. Jangan sukses di atas penderitaan orang & jangan kaya dengan memiskinkan orang.
Semoga bermanfaat.
Senin, 29 Maret 2010
heramkempek
→
artikel
→ KELEZATAN IMAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar