Syekh Ibnu Atho'illah berfatwa:*"Terkadang datang kepadamu cahaya, maka
cahaya2 itu menemukan hati telah telah tercampur penuh dg gambar2 keduniaan
(harta, tahta/pangkat, wanita). Maka berangkatlah (pergi kembali) dia
darimana dia turun. Kosongkan hatimu dari perubahan2, niscaya Allah akan
memenuhimu dg ma'rifat dan rahasia ketuhanan."*
Banyak manusia yg terpengaruh dan terpesona terhadap kehidupan dunia ini,
lebih2 lagi kalau mendapatkan nikmat berupa kesenangan dan kemewahan. Dia
menjadi lalai untuk mempersiapkan sesuatu yg menjadi bekal untuk hari yg
akan datang.
Dalam salah satu hadits, Rasulullah menggambarkan bahwa pada suatu zaman
kelak semakin banyak manusia yg terpikat hatinya oleh dunia, hingga alam
fikirannya dirisaukan olehnya.
"Akan datang kepada umatku suatu zaman, dimana mereka cinta lima perkara
dan lupa kepada lima perkara yang lain. Yaitu:
1. Cinta kepada dunia dan lupa kepada akhirat.
2. Cinta kepada harta dan lupa kepada perhitungan.
3. Cinta kepada makhluq dan lupa kepada Kholiq.
4. Cinta kepada maksiyat dan lupa kepada Taubat.
5. Cinta kepada mahligai/kemewahan dan lupa kepada kuburan (mati)."
Para sufi menyatakan, cinta kepada dunia itu menimbulkan 4 hal yg negatif,
yaitu:
1. Ragu2 yg tak kunjung hilang. (selalu risau dan khawatir dg hari
esok/masa depan).
2. Repot terus-menerus. (selalu bekerja keras sampai2 melalaikan yg lebih
utama -akhirat- seperti demi pekerjaan akhirnya meninggalkan kewajiban
sholat).
3. Selalu merasa miskin (merasa kurang, sehingga menjadi orang yang bakhil).
4. Angan2 dan Khayalan yg tidak ada habisnya (suka berandai-andai).
agar kita tidak cinta dunia, kita harus memahami hadits Rasulullah berikut
ini:
*"Barangsiapa yg mencita2kan kehidupan akhirat, Tuhan menjadikan kekayaan
dalam hatinya, dihimpunkan segala kepentingannya dan diberikan kepadanya
kenikmatan hidup di dunia seberapa perlunya. Dan barangsiapa yg mencita2kan
kehidupan dunia, Allah menjadikan kemiskinan antara dua matanya, dipisahkan
daripadanya keperluannya dan tidak diberikan kenikmatan hidup di dunia,
kecuali apa yg sudah ditentukan untuknya." *(HR. Tirmidzi)
Menurut ajaran Islam, harta benda yg dimiliki manusia hakikatnya adl milik
Allah Ta'ala, manusia hanya diberi titipan olehnya dg beberapa hak2 yg
terbatas dan tidak memiliki hak mutlak. Hal ini sesuai dg QS. Al-Maidah
ayat 17 yg terjemahnya:*"Kepunyaan Allah-lah langit dan bumi dan apa yang
di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu"*
Dan saat ini banyak kita saksikan manusia berlomba-lomba membangun rumah
yang megah, bangunan2 yang tinggi dg bahan2 dan alat2 yg mewah dari luar
negeri. Bahkan kadang dikasih kamera pengamanan atau pagar yang tinggi,
mereka lupa bahwa mati itu pasti akan mendatangi mereka, walaupun mereka
dalam sebuah benteng yang kokoh. Sebagaimana firman-Nya dlm QS. An-Nisa'
ayat 78 yg terjemahnya:*"Di mana saja kamu berada, kematian akan
mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh"*
Jadi, intinya *cahaya Allah hanya bisa masuk pada hati seseorang yang
bersih, suci dari kotoran2 bathin. *Maka mari kita bersama-sama berusaha
"mengosongkan hati" kita dari pengaruh yg bersifat keduniaan.
Alhamdulillaah.... demikian sedikit apa yg bisa ana uraikan semoga
bermanfaat ^_^
Sabtu, 16 Februari 2013
heramkempek
→ KAJIAN HIKAM (CAHAYA ALLAH TIDAK BISA MASUK KE DALAM HATI YANG RISAU)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar