Kamis, 07 Juli 2011

bahayanya Keras Hati!

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berdzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata.” (Az-Zumar: 22)

Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari
Allah subhanahu wa ta’ala. An-Naar
(neraka) adalah
diciptakan untuk
melunakkan qalbu yang keras. Qalbu yang paling jauh dari Allah adalah qalbu yang keras, dan jika qalbu sudah keras mata pun terasa gersang. Qalbu yang keras ditimbulkan oleh empat hal yang
dilakukan melebihi
kebutuhan: makan, tidur, bicara, dan pergaulan. Sebagaimana jasmani jika dalam keadaan sakit tidak akan bermanfaat baginya makanan dan minuman,
demikian pula qalbu jika terjangkiti penyakit-penyakit hawa nafsu dan keinginan-keinginan jiwa, maka tidak akan
mempan padanya
nasehat.

Barangsiapa hendak mensucikan qalbunya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.
Karena qalbu yang
tergantung dengan hawa nafsu akan tertutup dari Allah subhanahu wa ta’ala, sekadar
tergantungnya jiwa dengan hawa
nafsunya.

Banyak orang
menyibukkan qalbu dengan gemerlapnya dunia. Seandainya
mereka sibukkan
dengan mengingat Allah subhanahu wa ta’ala dan negeri akhirat tentu qalbunya akan berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah dan ayat-ayatNya yang nampak ini, dan ia pun akan menuai hikmah-hikmah yang langka dan faedah-faedah yang indah. Jika qalbu disuapi dengan berdzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan, ia pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.

Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memeganginya akan masuk dalam
golongannya. Kecuali jika mereka menghidupkan qalbu dan mematikan hawa
nafsunya. Adapun mereka yang membunuh qalbunya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.

Rapuhnya qalbu adalah karena lalai dan merasa aman, sedang makmurnya qalbu karena takut kepada Allah subhanahu wa
ta’ala dan dzikir. Maka jika sebuah qalbu merasa zuhud dari hidangan-hidangan dunia, dia akan duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat.

Sebaliknya jika ia ridha dengan hidangan-hidangan dunia, ia
akan terlewatkan dari hidangan akhirat.

Kerinduan bertemu Allah subhanahu wa
ta’ala adalah angin semilir yang menerpa qalbu, membuatnya sejuk dengan menjauhi gemerlapnya dunia.

Siapapun yang menempatkan qalbunya disisi Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan
siapapun yang melepaskan qalbunya di antara manusia, ia
akan semakin gundah gulana.

Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam qalbu yang mencintai dunia kecuali seperti masuknya unta ke
lubang jarum (sesuatu yang sangat mustahil).
Jika Allah subhanahu wa ta’ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan memilih dia untuk diri-Nya sebagai
tempat pemberian
nikmat-nikmatNya, dan Ia akan memilihnya
di antara hamba-hambaNya, sehingga hamba itu pun akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Lisannya
senantiasa basah
dengan berdzikir
kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk berkhidmat kepadaNya.

Qalbu bisa sakit sebagaimana sakitnya jasmani, dan kesembuhannya adalah dengan bertaubat.
Qalbu pun bisa berkarat sebagaimana cermin, dan cemerlangnya adalah dengan berdzikir.
Qalbu bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah taqwa. Qalbu pun bisa
lapar dan dahaga
sebagaimana badan, maka makanan dan
minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa ta’ala, cinta, tawakkal, bertaubat dan berkhidmat untuk-Nya.

(Diterjemahkan dan diringkas dari kitab Al-Fawaid karya Ibnul Qayyim rahimahullah hal 111-112)

Tidak ada komentar:


review http://mahesakujenar.blogspot.com on alexa.com
free counters

Followers

 
heramkempek © . Template by: SkinCorner. SEO By: Islamic Blogger Template