Tak ada keabadian
kenapa harus ada sedihan
gunung itu akan hancur
lautan akan sepi dari ombak
hilang lenyap akan di isap bumi
bintang akan tenggelam kelam menyusup di langit
langit pun akan runtuh
bertabrakan dengan bumi
tak ada keabadiaan
kenapa harus ada kesedihan
bumi kan hancur menyusuri pelanet-pelanet dengan terompet israel
tak ada keabadian
mengapa harus egois menumpuk harta
material-material akan tergusur dari pelataran
tak ada keabadian
mengapa harus membusungkan dada
mengira dirinya Tuhan, berjalan dengan seribu kaki dengan ratusan tangan
menginjak bumi dengan alas keangkuhan
tak ada keabadian
mengapa pangkat menjadi anggukan
ia akan ditelan oleh masa, menunggu liang yang siap dirasa
tak ada keabadian
mengapa ketawa harus selalu jadi impian
kalau toh akan datang kesedian dengan seribu belitan ketidak pastian
weleh-weleh
kita bergelombang di samudera dengan sampan
terhempas dengan senyuman menuju dermaga Sorga-Nya
biarkan semuanya, mengayuh dengan kesediahan dan kegembiraan
itu adalah bagian dari sebuah proses pencapaian
bertengger di atas sajadah kecintaan
dengan tangan menengadah meminta ampunan
semuanya akan hancur
alam semesta akan luluh lantak apda masanya
akan kembali menemui sang pencipta
kita akan menunggu sebuah kepastian
dengan kitab yang kita karang di dunia
TAK ADA KEABADIAN
Label:
halimi zuhdy,
sastra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar