Rahasia senyuman, sebagai selingan akan kajian dakwah dengan hal-hal yang sifatnya ringan namun jika kita jeli bahwa tubuh merupakan termometer yang tidak dapat berbohong. Sebagaimana liur mengalir meluncur begitu saja tanpa dikomando oleh otak.
Expresi tubuh semacam inilah yang sebenarnya sudah banyak digali kaidah-kaidahnya sebagai alat introgasi ataupun dalam dunia psikologi. Adapun yang perlu diperhatikan adalah yang menerima atau yang memberikan.
1. Senyum penghormatan
Penghormatan yang tulus dari senyum seseorang akan terlihat jelas pada seluruh gerakan tubuhnya dalam kondisi apapun. Sebagai orang yang santun dan berwibawa. Bersifat lepas dan sepontan.
2. Senyum GR
Senyum GR dengan tersipu-sipu malu mengexpresikan kesenangan namun adakalanya seseorang lebih suka menyembunyikannya dan bercampur dengan kemanjaan. Biasanya berhubungan dengan percintaan.
3. Senyum persahabatan
Senyum ini biasanya bercampur dengan tawa atau percakapan yang lebih segar (fresh) ekspresi dari rasa kedekatan, keakraban, kerinduan.
4. Senyum keterasingan
Biasa pada awal perkenalan dan muncul membawa pesan dari kesan yang tertangkap dan dengan expresi yang berbeda-beda.
5. Senyum Riya
Biasanya senyuman ini tertahan lama agar tertangkap kamera dan biasanya dapat difungsikan dengan melatih diri (tidak spontan), selebritis atau orang-orang yang senang diagungkan dalam wilayah ini.
6. Senyum gundah
Senyum ini ditujukan kepada seseorang namun tidak dengan segenap jiwanya, artinya jiwanya dalam kegundahan ataupun pikiranya sedang tidak terfokus. Mewakili rasa bersalah ataupun hal-hal lainnya.
7. Senyum Dengki
Senyum yang terpaksa lebih tepat dikatakan sebagai mencibir dalam berbagai ekspresi biasanya mebawa sifat masing-masing.
Silahkan temukan rahasia senyum lainnya.
Dalam kajian ini bukan saya mengajarkan seseorang untuk lebih mengamati orang lain karena pada dasarnya masing-masing orang mempunyai kecenderungan dan modal berbeda, namun dapat dirasakan jika jiwa kita tenang (damai). Dengan tidak mengharap orang lain berbuat suatu kebaikan kepada kita, niscaya dapat memahami dan tidak akan berpengaruh pada diri seseorang dalam menangkap nilai kejujuran yang tidak bisa begitu saja disiasati.
Ini adalah salah satu point untuk dijadikan pelajaran bahwa tubuh tidak bisa berbohong cermin daripada aklak.
Jumat, 05 Maret 2010
heramkempek
→
artikel
→ SENYUM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar